RENUNGAN

Seperti Yudaskah Kita?

Hari Minggu Palma – Mengenang Sengsara Tuhan (2 April 2023)

BcPerarakan: Mat. 21:1-11; Yes. 50:4-7; Mzm. 22:8-9,17-18a,19-20,23-24; Flp. 2:6-11; Mat. 26:14-27:66 (panjang) atau Mat. 27:11-54 (singkat).

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

“Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.” (Mat. 26:15)

Bapak-Ibu, Saudara-saudari sahabat Yesus terkasih.

Renungan Injil Matius 26:14-27 menggambarkan peristiwa pengkhianatan Yudas Iskariot terhadap Yesus Kristus, yang merupakan salah satu episode paling tragis dalam sejarah kekristenan.

Pada awalnya, Yudas bersekongkol dengan Imam-imam Kepala untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Dalam pertukaran itu, Yudas dijanjikan sejumlah uang. Namun, meskipun Yesus telah memperingatkan para murid-Nya tentang pengkhianatan yang akan terjadi, Yudas tetap memutuskan untuk melakukannya.

Ketika malam tiba, Yesus bersama para murid-Nya berkumpul untuk merayakan Paskah. Namun, di tengah-tengah perjamuan itu, Yesus mengumumkan bahwa salah seorang dari mereka akan mengkhianati-Nya. Ketika para murid bertanya siapa yang dimaksud, Yesus mengidentifikasi Yudas sebagai pengkhianat.

Meskipun Yudas awalnya membantah bahwa dia adalah pengkhianat, akhirnya dia mengakui kesalahannya dan meninggalkan perjamuan untuk menyerahkan Yesus kepada para pemimpin agama. Peristiwa ini menjadi awal dari rangkaian peristiwa yang mengarah pada penyaliban dan kematian Yesus.

Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih.

Peristiwa pengkhianatan ini mengingatkan kita tentang betapa pentingnya integritas dan kejujuran dalam hidup kita. Yudas dipandang sebagai sosok yang terkenal karena pengkhianatannya, dan nasibnya menjadi peringatan bagi kita untuk tidak mengabaikan nilai-nilai yang penting dalam hidup kita. Sebagai pengikut Kristus, kita harus berusaha untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Yesus, termasuk nilai-nilai seperti cinta, kejujuran, dan integritas. Kita juga harus berusaha untuk menghindari godaan untuk memperoleh keuntungan pribadi dengan cara-cara yang tidak benar, seperti yang dilakukan oleh Yudas.

Hari ini kita merayakan pula Minggu Palma. Pada perayaan Minggu Palma kita mengarak Kristus Sang Raja Damai dengan lambaian daun palma, seperti anak-anak Ibrani dulu menyambut Yesus masuk ke Yerusalem dengan ranting-ranting zaitun dan pekikan: HOSANNA! Kita mengarak-Nya ke dalam Gereja, sebagai lambang kita membuka bait suci hati kita bagi Almasih yang datang untuk menebus umat manusia yang berdosa: “Hosanna bagi Putra Daud. Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!”

Dalam perayaan Ekaristi kita mendengarkan Kisah Sengsara Yesus menurut Injil Matius. Bacaan ini mengingatkan kita kembali pada apa yang terjadi di Yerusalem dulu: sebuah kontras yang tajam dan tragis antara perarakan meriah Minggu Palma dan Kisah Sengsara Juruselamat Tersalib. Lambaian daun palma diganti dengan cemeti dan mahkota duri. Dia yang dipuja-puji dalam pekikan ‘Hosanna’ kini dihujat dengan hinaan, lalu dijatuhi hukuman mati atas cara paling keji: “SALIBKANLAH DIA!”

Tetapi pada palang Salib inilah Yesus menyatakan belaskasih-Nya yang tak terhingga sebagai Almasih yang rela menanggung derita seperti yang diramalkan Yesaya. Namun karena kasih-Nya, Kristus mengubah Salib, palang siksaan itu, menjadi Pohon Kehidupan, pokok penyelamatan kita. Yesus mati untuk kita, sesungguhnya kita semua yang berdosa telah ikut menimpakan kesalahan pada pundak Dia Yang Tersalibkan itu.

Lalu, di manakah kita berdiri dalam seluruh peristiwa ini? Inilah pertanyaan yang menyertai renungan kita sepanjang Pekan Suci ini.

Melalui perayaan Minggu Palma, kita juga diingatkan akan arti penting kesetiaan dan ketaatan kepada Tuhan serta mengenang pengorbanan Kristus untuk seluruh umat manusia. Perayaan Minggu Palma juga mengingatkan kita tentang pentingnya kepedulian dan pengabdian terhadap sesama.

Perayaan Minggu Palma mengingatkan kita bahwa Yesus, sebagai Mesias dan Juruselamat kita, rela menderita dan mati untuk menebus dosa kita. Dalam hidup kita yang sibuk dan penuh tantangan, kita perlu terus mengingat kebesaran pengorbanan yang telah dilakukan Yesus bagi kita. Dengan cara ini, kita dapat terus memelihara kekuatan iman dan pengabdian kita terhadap Tuhan.  Menjadi tanda penting bagi kita umat Katolik untuk merenungkan Kembali kehadiran Kristus dan mengenang jalan salibNya yang harus dilalui hingga tiba  sampai hari Paskah. Melalui Perayaan Minggu Palma kita juga diingatkan akan arti pentingnya kesetiaan dan ketaatan kepada Tuhan dan kepedulian terhadap sesama.

Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih.

Marilah kita refleksikan dalam diri kita masing-masing. Sudahkah kita hidup jujur dan menjunjung nilai-nilai hidup Kekristenan kita. Peduli pada sesama, dan berintegritas  dalam hidup kita?

Dalam masa Prapaskah ini marilah kita merenungkan apa yang kita lakukan supaya hidup kita makin menjadi Kesaksian iman yang baik bagi orang-orang di sekitar kita.

Tuhan Yesus memberkati

Chatarina Endang Muriatin@Titien

Lingk. St. Lucia

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.