Introspeksi Diri, Jalan Menjadi Pribadi Rendah Hati
Yeh. 37:21-28; MT Yer. 31:10,11-12b,13; Yoh. 11:45-56
Pelanggan setia es batu yang dikasihi dan mengasihi Kristus, bacaan pertama dari kitab Yehezkiel menampilkan bagaimana Allah menegaskan kembali Kehendak-Nya untuk memberi keselamatan kepada semua anak cucu Abraham, Ishak, Yakub, di tengah hiruk pikuk zaman, yang sering membawa kecemasan.
Diperlihatkan kepada Umat, bahwa Allah itu setia pada cinta-Nya sejak semula. Daud disebut secara khusus, sebagai Utusan-Nya, yang mewujudnyatakan kasih sayang Yang Mahacinta. Di cakrawala terpancar suasana damai-bahagia, yang terwujud di tengah umat manusia. Tanah Terjanji disediakan bagi semua orang yang setia mengimani Allah, yang Mahaadil dan Bijaksana.
Mereka semua boleh mempercayakan seluruh hidupnya dalam pelukan Yang Ilahi, karena tak akan kekurangan dalam segala perkara. Dia senantiasa menyelenggarakan hidup seutuhnya, sebagai tanda kerahiman-Nya, walau pun musim kering, ketidaktaatan serta kecemasan tidak hilang dari hidup mereka pula. Namun iman akan kasih-Nya kiranya harus menjadi pegangan umat.
Pelanggan setia es batu yang dikasihi dan mengasihi Kristus, sementara perikop Injil hari ini melukiskan suasana batin orang-orang Farisi yang berencana untuk menangkap dan membunuh Yesus. Salah satu penyebab kebencian orang Farisi kepada Yesus, karena dilatarbelakangi oleh rasa iri hati terhadap pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus.
Peristiwa pembangkitan Lazarus dari kubur, menjadi pemicu kebencian orang Farisi kepada Yesus karena dianggap sebagai sebuah ancaman bagi mereka terutama menyangkut posisi mereka yang selama ini ditinggikan dalam tradisi Yahudi.
Kehadiran orang lain dalam hidup kita kadang menjadi sebuah ancaman bagi popularitas dan status hidup yang sudah kita nikmati. Hal semacam inilah yang dipraktikkan oleh orang-orang Farisi baik dalam hidup keagamaan dan hidup sosial.
Sikap orang Farisi ini kiranya bisa kita jadikan sebagai cermin untuk melihat dan mengintrospeksi diri kita sendiri, adakah kita lebih buta, tamak, iri hati dari orang-orang Farisi. Masa prapaskah merupakan masa yang tepat untuk melihat diri kita secara lebih mendalam.
Allah Maha pengampun, Ia sangat menghargai kerendahan hati kita untuk mau bertobat dan kembali kepada-Nya. Maka marilah kita mohon kepada Tuhan, agar iman kita dikuatkan di sepanjang perjalanan hidup kita.
Selamat pagi, selamat menapaki pejiarahan hidup ini dengan penuh iman dan pengharapan akan kuasa dan kasih-Nya. Salam KOB, jangan lupa BBM dan tetap SPHI. Tuhan selalu membimbing dan memberkati.
Jl. Kaliputih No. 2 Purwokerto
MoMan.
Kategori:Renungan Harian