ARCA SANTO YOSEP: 4 KARAKTER HIDUP
Kekayaan Rohani Santo Yosep

Melalui Surat Apostolik “Patris Corde” (“Dengan Hati Seorang Bapa”), Paus Fransiskus memperingati 150 Tahun Deklarasi Santo Yosef sebagai Pelindung Gereja Semesta. Bapa Suci menulis “Patris Corde” dengan latar belakang pandemi COVID-19. Menurutnya, masa pandemi ini telah membantu kita melihat lebih jelas pentingnya orang-orang “biasa” yang, meski jauh dari pusat perhatian, tetap sabar dan menawarkan harapan setiap hari. Demikian pula Santo Yosef— sosok “orang yang kehadirannya sehari-hari tidak diperhatikan, bijaksana dan tersembunyi”, yang meskipun demikian memainkan “peran yang tak tertandingi dalam sejarah keselamatan”.
Sosok seorang ayah memegang peranan penting dalam hidup kita. Dalam hidup Santo Yosef, dia memegang peranan yang sangat penting dalam keluarga Yesus. Santo Yosef menjaga Yesus, mengajar, melindungi Yesus dan mencintai Yesus dengan sepenuh-penuhnya walaupun Yesus bukanlah anak kandungnya. Karakter hidup Santo Yosep ini menjadi semangat yang menjiwai dinamika hidup pastoral di Gereja Santo Yosep Purwokerto Timur. Agar semangat/spirit Santo Yosep tetap hidup dan memberi roh bagi umat, karakter Santo Yosep itu ditampilkan dalam Arca Santo Yosep yang berdiri megah di Plaza Santo Yosep. Ikon Baru: Arca Santo Yosep: 4 Karakter Hidup. Pertama di Purwokerto
Paroki Santo Yosep Purwokerto telah menyelesaikan pembangunan Pastoran dan Gedung Karya Pastoral pada akhir Desember 2022. Pada tanggal 2 Januari 2023, Pastoran dan Gedung Karya Pastoral diberkati dan diresmikan oleh Bapa Uskup Purwokerto, Mgr. Christoforus Tri Harsono. Berdiri di Plaza Santo Yosep Gedung Karya Pastoral dan Pastoran, Arca Santo Yosep Pelindung Paroki dengan 4 Karakter yang berbeda yang menghadap ke empat arah mata angin: Timur, Barat, Utara dan Selatan. Hal mana yang membuat Arca Santo Yosep terlihat dari semua arah saat kita memasuki area Plaza Santo Yosep.
AWAL CERITA: 4 KARAKTER ARCA SANTO YOSEP
Berawal dari meja makan, kami berdua (Romo Manto & Romo Elton MSC) berbincang tentang bangunan Pastoran & Gedung Karya Pastoral yang sedang dibangun. Apa ya yang kurang?? Sepercik gagasan tentang sebuah patung pelindung untuk diletakan di area bangunan baru sebagai ikon paroki ini. Ya, Arca St. Yoseph. Tepatnya Arca St. Yoseph yang bisa terlihat dari berbagai arah (4 Dimensi). Hanya begitu ide pertama. Sangat praktis. Lalu siapa yang membuat? Saya kemudian menghubungi Jawir. Jawir adalah adik tingkat saya di Skolastikat MSC Pineleng – Manado, yang sekarang mengelola BAS Studio (Blendung Art Sculpture Studio) di Jogjakarta.
Komunikasi lalu dibangun. Kontak dan diskusi panjang tentang patung itu. Jawir mengingatkan tentang Patris Corde, 7 Keutamaan Santo Yoseph. Berangkat dari situ, dalam diskusi dengan Mas Greg dan Jawir beserta masukan dari Romo Manto, kami sepakat agar Patung St. Yoseph nantinya memiliki 4 karakter dengan 4 gerak berbeda agar Santo Yosep dapat terlihat dari semua arah, agar kita bisa melihat, mendengar dan belajar spirit hidup, karya dan pelayanan Santo Yosep selama masa hidupnya dan memaknai setiap perjalanan hidup kita. Akhirnya kami menggagas 4 karakter itu sebagai berikut: St. Yoseph Suami Maria, St. Yoseph Bapa yang Baik, St. Yoseph: Teladan & Pelindung Para Pecinta Hati Kudus Yesus dan St. Yoseph Sang Pekerja. Satu patung dengan 4 karakter. Barangkali inilah satu-satunya patung di Indonesia dengan model seperti ini. Hanya ada di Purwokerto Timur. Santo Yosep Suami Maria (Mengarah ke Timur) – Santo Yosep Bapa yang Baik (Mengarah ke Utara) – Santo Yosep Pekerja (Mengarah ke Selatan) – Santo Yosep Teladan & Pelindung Para Pencinta Hati Kudus Yesus (Mengarah ke Barat)
Maka diskusi dan mimpi di meja makan itu terwujud dengan hadirnya Arca Santo Yosep dengan 4 Karakter di Plaza Santo Yosep yang dikerjakan oleh Para Seniman dari BAS Studio Jogjakarta. Patung itu diletakan pada hari Rabu, 28 Desember 2022 di Plaza Santo Yosep oleh Tim BAS Studio.

Apa makna dan pesan yang ingin disampaikan kepada kita dengan 4 Karakter Santo Yosep yang berdiri megah di tengah Plaza Santo Yosep Gedung Karya Pastoral dan Pastoran ini?
Mari, Datanglah – Lihatlah – Renungkan – semangat dan spirit Santo Yosep dalam 4 Karakter ini agar kita mampu menjiwai hidup, karya, dan pelayanan kita dalam keluarga, hidup menggereja dan di tengah masyarakat melalui tindakan nyata.
SANTO YOSEP SUAMI MARIA
Sebagai suami Bunda Maria dan bapa angkat Yesus Kristus, St. Yosep merupakan seorang yang istimewa. Gereja Katolik menghormatinya, dan memberikan tempat kedua kepadanya setelah Bunda Maria, di antara para orang kudus. Ia adalah seorang yang kuat dan bertanggungjawab dalam menopang kehidupan keluarga, melindungi Maria dan kanak-kanak Yesus. Santo Yosef juga seorang bapa yang menunjukkan ketaatan kepada Allah. St Yosef dipanggil Tuhan untuk melayani perutusan Yesus. Dengan mengatakan “ya”, ia senantiasa melindungi Maria dan Yesus serta mengajarkan Putra-Nya untuk mengikuti kehendak Bapa. St Yosep telah menunjukkan kerjasama dalam misteri agung Penebusan, dan karena kepatuhan dan kesetiaannya, Santo Yohanes Paulus II memanggil St Yosef seorang Pelayan Keselamatan (minister of salvation) (Patris Corde, 3).

Santo Yosep Suami Maria, digambarkan dalam profil St. Yosep memegang Bunga Lili Putih di tangan kanannya dan Tongkat di tangan kirinya. Bunga Lili Putih melambangakan kesucian dan kemurnian Keluarga Kudus. Termasuk selibat dalam hidup perkawinannya dengan St. Perawan Maria, Sang Bunda Allah. Bunga Lili juga melambangkan kepercayaan yang teguh dan ketaatan tanpa batas kepada Allah dalam mengemban tugasnya sebagai bapa angkat Yesus Kristus. Suatu tradisi yang diceritakan oleh Sr. Anne Catherine Emmerich (seorang Biarawati; 1774 – 1824); Sewaktu Santa Maria dipertunangkan dengan beberapa lelaki, para lelaki memegang tongkat untuk diserahkan pada imam yang akan dipilih oleh Tuhan. Saat Santo Yusuf membawa tongkatnya pada Imam, Tongkatnya segera mengeluarkan tiga bunga Bakung Putih (Bunga Lili) yang menggambarkan kesucian dan keperawanannya.
Tongkat melambangkan pribadi St. Yosep sebagai seorang gembala atas keluarga kecilnya. Penggembalaan Yosep atas Maria & Ysesus sebagai kepala keluarga tak diragukan. St. Yosep adalah gembala yang ulung dalam menghantar, mendidik, mengajar dan membina Yesus kecil menjadi pribadi yang tangguh seperti dirinya. Ia menjadi gembala dan teman perjalanan Bunda Maria tanpa ada jeda hingga maut memisahkan mereka. Ia menjadi suami yang setia, suci, murni, taat, penuh iman dan kebenaran. Dalam kesederhanaannya, Yusuf menjalani panggilan hidupnya sebagai seorang suami yang setia penuh cinta dan kebaikan dalam mendampingi Bunda Maria. Dia menjadi ayah dalam keluarga. Sebagai seorang ayah angkat bagi Yesus, ia melaksanakan panggilan hidupnya dengan setia sampai wafat. Yusuf juga menunjukkan perhatian dan hormatnya kepada Bunda Maria dan Tuhan Yesus.
Semangat & Karakter Santo Yosep Suami Maria hendaknya menjiwai Gereja kita: Gembala (Imam) dan Umat meneladan semangat ini dalam sukacita. Arca St. Yosep Suami Maria yang memegang tongkat dan bunga lili menjadi pengingat bagi kita semua. Sebuah panggilan untuk menjadi gembala yang baik (bagi imam) dalam gereja dan menjadi gembala yang baik (bagi umat) dalam keluarga. Kita diingatkan akan tugas penggembalaan kita sebagai pemimpin di mana pun kita berada dalam semangat ketaatan dan perhatian penuh cinta bagi umat dan anggota keluarga kita. Panggilan kita kepada kekudusan, ketulusan dalam pelayanan dan totalitas dalam kepercayaan yang teguh pada Allah dan ketaatan yang sempurna dalam semangat persaudaraan. Santo Yosep Suami Maria, menunjukkan kepada kita kualitas hidup seorang yang dijiwai oleh Kasih Bapa. Dalam semangat ketaatan, kita dipanggil menjadi misionaris dalam keluarga juga ke tengah altar dunia: Boleh keberatan tapi tidak boleh menolak.
SANTO YOSEP BAPA YANG BAIK
Yosep adalah Bapa yang penuh kasih. Santo Yosef “secara nyata mengungkapkan kebapaannya” dengan mempersembahkan dirinya dalam kasih. Salah satu bukti kasihnya adalah dengan melayani Yesus untuk tumbuh hingga dewasa di rumahnya. Di dalam Santo Yosef, Yesus melihat kasih Allah yang lembut. Kasih yang sama ini juga kita lihat dari Bapa kita. Allah menggunakan ketakutan, kerapuhan, dan kelemahan kita untuk mewujudkan rencana-Nya dalam hidup kita. Santo Yosef “selalu dihormati sebagai seorang bapa oleh umat Kristiani” (Patris Corde, 1).
Dalam buku “Go to Joseph, Our Unfailling Protector” (Alexis Henri Marie Lepicier, 1924), St. Fransiskus de Sales berkotbah, “Tidak ada gambar yang lebih manis di hatiku selain gambar Yesus yang digendong oleh pasangan dari Maria, dan ribuan kali memanggil ayah dalam bahasa kekanak-kanakan seperti didorong oleh kelembutan hati seorang putera. Yesus dalam pelukan hangat Yosep, keduanya saling memandang mengungkapkan komunikasi yang mendalam antara ayah dan anak sekaligus mengungkap kasih yang mendalam. Bila Anda perlu profil untuk merenung, pandanglah Yosep yang menggendong bayi Yesus. Hal itu bisa membuat kita bermeditasi dan merenungkan kelembutan yang harusnya kita miliki saat berada di hadapan Yesus, dan melihat cinta yang mendalam bagi kita.”

Santo Yosep Bapa yang Baik digambarkan dalam Profil Santo Yosep yang menggendong Yesus Kecil dengan wajah saling berpandangan satu sama lain. Suatu simbol ungkapan komunikasi cinta yang mendalam antara seorang ayah dan anak, sekaligus dalam buaian Santo Yosep, Yosep dan Yesus sedang saling mengajar bagaimana menjadi seorang utusan yang setia dan tangguh. Yosep yang menggendong Yesus menggambarkan dirinya sebagai Bapa yang penuh perhatian, penuh kasih dan bapa yang baik, bijaksana. St Yosef memberikan setiap kesempatan kepada Yesus untuk belajar menjadi anak yang baik, sekaligus Yosep membiarkan dirinya belajar dari Kristus bagaimana menjadi seorang ayah yang penuh cinta. Di dalam Santo Yosef, Yesus melihat kasih Allah yang lembut. Kasih yang sama ini juga kita lihat dari Bapa kita. Allah menggunakan ketakutan, kerapuhan, dan kelemahan kita untuk mewujudkan rencana-Nya dalam hidup kita.
Karakter St. Yosep Bapa yang Baik ini mengajarkan kita juga membangun kasih satu sama lain antara ayah dan anak, gembala dan umat, yang tua dan muda, semuanya memandang satu sama lain dengan kasih dan membangun komunikasi yang baik dan mendalam. Komunikasi yang dilandasi kasih satu sama lain untuk saling belajar membangun keluarga, membangun Gereja dan membangun masyarakat. Komunikasi cinta di mana kita saling memandang satu sama lain diri sisi positif akan membawa kita kepada perbaikan dan perubahan menjadi pribadi yang terus bertumbuh dan berkembang dalam iman yang utuh. Demikian pula figur ayah harus mencontoh perhatian dan kasih sayang St. Yosef dalam mendukung dan mencintai anak-anak mereka sendiri. Mengajarkan dan mengalirkan kasih kepada anak adalah panggilan utama agar mereka bertumbuh dalam kasih kepada Allah. Contoh teladan St Yosef mendorong kita untuk menerima dan menyambut orang lain apa adanya, tanpa kecuali, dan menunjukkan perhatian khusus kepada orang-orang yang lemah (Patris Corde, 4).
SANTO YOSEP TELADAN & PELINDUNG PARA PENCINTA HATI KUDUS YESUS
Pater Jules Chevalier MSC (Pendiri Kongregasi M.S.C), merenungkan di bawah gelar apa ia akan memanggil Santo Yosef di tempat sucinya di mana segala sesuatu berbicara tentang Hati Yesus? Setelah renungan dan doa, terlintas dalam pikiran untuk memberinya nama Santo Yosef, Sahabat Hati Kudus (Friend of the Sacred Heart). Namun, Tahta Suci tidak menganggap gelar itu Sahabat Hati Kudus signifikan atau cukup mulia karena dapat diterapkan pada semua orang kudus, dan meminta agar diubah menjadi Teladan dan Pelindung Para Pencinta Hati Kudus Yesus (Model and Patron of those who love the Sacred Heart of Jesus). Nama, Model dan Pelindung dari mereka yang mencintai Hati Kudus Yesus, mengatakan lebih dari sekedar Sahabat Hati Kudus. Seseorang yang diusulkan sebagai model adalah tipe yang sudah jadi, seseorang yang harus ditiru sejauh mungkin. Untuk menyatakan bahwa Santo Yoseph adalah model bagi semua orang yang mencintai Hati Kudus Yesus menyiratkan bahwa dia telah mencapai tingkat cinta untuk Hati Yesus yang tidak seorang pun dapat melampaui atau bahkan mencapainya.
Ini adalah gelar yang cocok untuk Santo Yosep karena dia adalah orang yang: paling dikasihi Yesus, setelah Maria, paling diperkaya dengan rahmat Hati Kudus-Nya, yang paling dicintai dan akan dicintai Hati Kudus Yesus seperti Maria, menurut Saint Bernard, Tuhan menemukan orang yang tepat menurut hatiNya sendiri-kepada siapa dia bisa dengan aman menceritakan yang paling intim dan misteri suci Hati Yesus. (St. Bernard: Super Missus)
Jika St Yohanes melonjak kegirangan dalam rahim ibunya saat kedatangan Maria, betapa terlebih dahsyat perasaan yang bergejolak dalam diri St Yosef selama enam bulan itu kala ada di sisinya dan di depan matanya sendiri, Tuhan yang tersembunyi! Dapatkah kita ragu akan betapa sering pastilah Yosep menghaturkan adorasi pada Yesus yang tersembunyi dalam tabernakel murni Maria? Betapa khusuk dan khidmat adorasi itu, “Tuhan-ku dan Allah-ku, pandanglah hambamu!” Tiada seorang pun dapat menggambarkan adorasi dari jiwa mulia ini. Ia tiada melihat suatupun, namun ia percaya; imannya telah menembus selubung perawan Maria. Iman, kerendahan hati, kemurnian dan kasih – inilah inti dari adorasinya. Karena imannya begitu kuat, akal budi dan hati St. Yosep tunduk dalam adorasi sempurna (St Petrus Yulianus Eymard). Yosep adalah Adorator sejati pada Hati Yesus yang tersembunyi namun nyata dalam Ekaristi Kudus.

Gambaran Santo Yosep yang memegang dan membawa Hati Kudus Yesus menjadi lambang penting bagaimana ia menunjukkan kepada kita Hati Kudus yang berbelas kasih, sekaligus menghantar Hati Kudus kepada kita untuk disambut, dicintai dan dibawa dalam hidup kita. Pada karakter Santo Yosep Teladan & Pelindung Pencinta Hati Kudus ini kita belajar: Teladanilah imannya saat kita berlutut di hadapan Hati Kudus Yesus yang rendah hati yang menghampakan diri dalam Ekaristi. Untuk menjadi “rasul yang tak kenal lelah“, di mana devosi kepada St Yosef diperhatikan. Kita tidak bisa menjadi rasul jika kita tidak pertama-tama menjadi murid, kecuali jika kita belajar dari St Yosef bagaimana mencintai Hati Yesus lebih dalam, bagaimana bertumbuh dalam semangat doa dan aktivitas penebusan, bagaimana menghayati nilai-nilai Injil, khususnya kasih, kerendahan hati, kemiskinan, dan kesederhanaan. Setelah mengetahui tentang dia yang benar-benar mencerminkan kelembutan dan kelemahlembutan Hati Yesus, hidup kita akan memberikan kepada orang lain arahan apostolik: “Pergilah kepada Santo Yosep“!
SANTO YOSEP SANG PEKERJA
Dalam pribadi Yosep, pekerjaan tangan memperoleh suatu dimensi ilahi. Kerja mengangkat harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Allah dan memungkinkan manusia turut serta dalam karya penciptaan dan penyelamatan Allah. Atas dasar inilah Gereja pada masa kepemimpinan Paus Pius XII menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Raya Santo Yosep Pekerja. Yosep kemudian diangkat sebagai pelindung para karyawan/buruh yang bekerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Menurut Paus Fransiskus, bekerja adalah sarana untuk mengambil bagian dalam karya keselamatan, mengembangkan talenta dan kemampuan kita, dan menempatkannya dalam pelayanan masyarakat dan persekutuan persaudaraan. Orang-orang yang bekerja, secara langsung, bekerja sama dengan Allah sendiri.
Santo Yosep adalah seorang pekerja keras, Yesus dan Maria hidup dari nafkah Yusuf yang berprofesi sebagai tukang kayu. Ia menjalani dengan penuh rasa syukur karena Ia tahu bahwa yang dihidupi bukanlah keluarga biasa melainkan terdapat Anak Tuhan yang dititipkan untuk menebus dosa manusia.
Untuk itulah kita menyebut keluarga Yusuf, Maria, dan Yesus adalah keluarga kudus. Santo Yusuf sangat melindungi dan memelihara Keluarga Kudus. Ia merupakan sosok yang pekerja keras dan berusaha menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan oleh keluarganya. Ia mendapat makanan dari hasil kerja kerasnya dan tidak memikirkan kebutuhan dirinya sendiri, melainkan mengusahakan diri untuk mampu memenuhi kebutuhan yang terbaik
“Seorang tukang kayu yang mencari nafkah dengan jujur untuk menafkahi keluarganya”, Santo Yosef juga mengajari kita nilai, martabat dan kegembiraan dari memakan roti yang merupakan buah kerja kerasnya sendiri. Segi karakter Santo Yosef ini memberi Paus Fransiskus kesempatan untuk menyerukan ajakan untuk mendukung dan menghargai pekerjaan yang bermartabat.

Gambaran Santo Yosep Pekerja ini dilukiskan dalam Profil: Papan Kayu dan Siku di tangan St. Yosep. Papan Kayu dan Siku melambangkan “harta kompetensi, kemampuan dan keahlian” yang kita miliki sebagai alat dalam bekerja, berjuang, dan melayani keluarga, melayani sesama dan melayani Gereja. Segala sesuatu sudah dianugerahkan kepada kita, marilah kita menggunakan sesuai peruntukannya demi membangun keluarga, membangun dunia, membangun gereja. Kemampuan dan kompetensi keahlian, bakat dan talenta yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita hendaknya memampukan kita untuk bisa melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh dan total.
Kita belajar dari karakter ini, walaupun sekecil apapun peran dan tugas kita, mari kita membangun dunia dengan kapasitas, kemampuan, keahlian yang kita miliki sesuai peran dan fungsi kita masing-masing, baik dalam keluarga, masyarakat, tempat kerja maupun dalam hidup menggereja. Walau kecil kita bermartabat, berharga sebab kita menjadi pribadi-pribadi yang bekerja keras membangun, menghidupi dan menafkahi keluarga kita dengan pekerjaan yang luhur. Walau kecil tapi kita mengambil bagian dalam dinamika Paroki dan pelayanan Gereja dan bisa menyumbangkan keahlian kita untuk membangun Gereja. St. Yosep. Mari kita belajar pada Santo Yosep yang tak pernah lelah dalam bekerja, teladanilah dia dalam pelayanan total. Gereja yang biasa-biasa saja adalah gereja yang dipenuhi dengan orang yang bekerja. Gereja yang luar biasa dipenuhi dengan orang yang melayani.***
TATAKAN & LANDASAN ARCA SANTO YOSEP
Arca Santo Yosep berdiri di atas tatakan dengan 8 sudut (Oktagonal). Oktagonal ini melambangkan Bangunan Gereja Paroki Santo Yosep yang berbentuk Rumah Joglo dengan 8 sudut Gereja. Hal ini menjelaskan bahwa Santo Yosep menjadi Pelindung Gereja Paroki kita. Sebuah simbol penuh makna di mana kita umat Paroki ada dalam naungan dan perlindungan Santo Yosep.

Arca Santo Yosep dengan tatakan oktagonal itu berdiri di atas landasan beton berbentuk lingkaran. Landasan lingkaran yang tak bersudut ini bermakna “Open Space” (Ruang Terbuka). Plaza Santo Yosep menjadi ruang terbuka bagi umat agar berpikiran terbuka, berdaya kreatif, inovatif dan inspiratif dengan sudut pandang 360° dalam mengembangkan dinamika hidup, karya dan pelayanan di Paroki Santo Yosep. Menjadi ruang terbuka untuk melihat segala sesuatu, hidup dan karya serta pelayanan, juga melihat sesama-rekan kerja, teman seperjalanan dari berbagai macam sudut pandang dengan segala kelebihan dan kekurangannya, tidak terpaku kaku hanya pada satu sudut pandang. Landasan yang tak bersudut itu memberi nuansa, perspektif dan Points of View Arca Santo Yosep yang dapat terlihat dari semua arah, agar kita dapat menimba makna dan spirit dari Santo Yosep dalam hidup sehari-hari di mana kita berada, baik dalam lingkungan keluarga, tempat kerja, masyarakat dan teristimewa dalam pelayanan dan dinamika paroki kita.
SEKILAS TENTANG BAS STUDIO
BAS Studio (Blendung Art Sculpture Studio) dulu bernama Blendang-Blendung Art Studio. Banyak patung-patung, baik patung rohani maupun monumental telah dibuatnya. Beberapa yang pernah dibuat BAS Studio antara lain: Patung Gitar Balawan di Hard Rock Cafe (6 meter) untuk Kuta Bali, Patung Kerahiman Ilahi (7 meter), Karo Medan, Taman Sumur Yakub Susteran CB Gejayan, Seluruh Kompleks Ziarah “Via Crucis” Keuskupan Agung Palembang, Patung Maria Lourdes (3,5 meter) untuk Papua dan Banjarmasin, Patung Penunggang Kuda (6 meter) untuk Jakarta dan tentu masih banyak lagi yang belum bisa kami sebutkan satu per satu.

Tim BAS Studio:
Antonius Jawir Sutanto – Gregorius Susanto – Ahmad Santosa – Antonius Totok – Antonius Paito
Pada Pesta Pembaptisan Tuhan
Teras Pastoran, 9 Januari 2023
Oleh Elton Emanuel MSC
Beberapa Sumber Pendukung
Patris Corde. Surat Apostolik Bapa Suci Paus Fransiskus
Pada Peringatan 150 Tahun Pemakluman Santo Yosef sebagai Pelindung Gereja Semesta
Roma, 8 Desember 2020
Annales de la Petite Societe MSC. J.Chevalier, MSC
Le Sacre-Coeur de Jesus, Ch. 9. J. Chevalier, MSC.
Sr. Frances Walsh, FDNSC, “Father Founder and Devotion to Saint Joseph” dalam FNDSC Resource Material (FNDSC, Australia, 1977)
Asal Usul Gelar St. Yoseph Teladan dan Pelindung Para Pencinta Hati Kudus. Yongky Wawo MSC. Januari 2023
Alexis Henri Marie Lepicier. Go to Joseph, Our Unfailing Protector: Considerations on the Life and Virtue of St. Joseph, with Examples for Each Day of the Month. Benziger Brothers, 1924.
Kategori:AKTUALIA, Seputar Paroki, Uncategorized
Saya sangat kagum dgn patung yg dibuat, kalo boleh memberikan masukan, apa yg dijelaskan tentang makna dan maksud patung St Yoseph, bisa dituliskan didekat patung atau dibawah patung, sehingga umat bisa ikut membacanya.
Tuhan memberkati kita semua.. 🙏🙏
SukaSuka
Mantap baru tahu sekarang kalau Santo Yoseph dalam empat karakter rasanya ingin menyaksikan dari dekat tapi kapan ya coba direncanakan dengan rombongan lingkungan saya juga mempunyai rencana akan pergi ziarah mungkin ini salah satu destinasi yang harus dikunjungi semoga bisa diterima dalam rapat kepengurusan lingkungan kami Tuhan memberkati
SukaSuka