DINAMIKA

Menjadi Hamba Dalam Devosi Kepada Sang Bunda

Kamis, 8 Agustus 2019 menjadi saat istimewa bagi para legioner Presidium Regina Misericordiae / RMc (=Ratu Kerahiman) menyatukan diri sebagai tentara Maria. Bukan hanya untuk berdevosi kepada Bunda Maria dalam rapat mingguan seperti biasanya.

Mengapa istimewa? Karena pagi itu ada pelantikan perwira Presidium untuk periode 2019 – 2022. Juga bersamaan dengan perayaan syukur ulang tahun salah satu anggota presidium RMc, ibu MM. Suwarti Darmawan. Selain itu, rapat dihadiri oleh beberapa teman dari calon presidium baru Ratu Para Rasul.

Permenungan dalam menentukan pengurus/perwira

Cukup lama bagi kami, anggota presidium RMc dalam mempersiapkan pergantian perwira lama yang sudah berakhir bulan Juni 2019. Tidak mudah menentukan anggota legioner yang akan menjadi perwira. Masing-masing merasa masih belum mampu dan perlu banyak belajar untuk menjadi perwira atau pun melanjutkan ke periode berikutnya. Karena ini menyangkut tentara Maria, jadi kami merasa perlu semangat pengabdian, pengorbanan dan pelayanan yang tulus, tidak mengharapkan apa pun. Banyak hal yang menyelimuti pikiran dan perasaan kami dalam pencalonan saat itu.

Karena merasa belum mampu itulah yang membuat kami semua, anggota Legio Maria RMc berusaha sekuat tenaga dan dengan kemampuan yang ada, berintrospeksi diri, berdoa mohon petunjuk Tuhan dan bimbingan Bunda Maria, agar segera terbentuk susunan perwira periode mendatang.

Pada awal bulan Juli, kami mengadakan pemilihan perwira. Sudah terbentuk, meski mungkin ada yang terpaksa mau. Namun 1 minggu kemudian, ada calon yang sudah ditetapkan, mengundurkan diri. Kami pun mengadakan pemilihan lagi. Proses yang tidak mudah, karena saya sendiri kurang bijak dalam menyikapi. Melalui permenungan, dan berkat penyertaan Tuhan, juga Sang Bunda, di akhir bulan Juli terbentuklah perwira untuk periode 22 Juni 2019 – 21 Juni 2022. Syukur pada Allah, para perwira dapat dilantik oleh Romo Kristiadji, MSC selaku pemimpin rohani pada hari Kamis, 8 Agustus 2018

Komitmen, pengorbanan, dan pengabdian

Pelantikan perwira berlangsung dalam rapat mingguan di rumah Bpk Darmawan mulai pukul 09.00 WIB. Turut hadir beberapa teman dari calon presidium baru, Ratu Para Rasul, di antaranya : bu Dewi, pak Yerry, bu Lanny, dan bu Trisya. Sejak pagi para legioner RMc sibuk menyiapkan acara rapat mingguan, pelantikan, dan perayaan syukur ulang tahun ibu MM. Suwarti yang ke – 70. Dengan kerjasama para anggota, kami bisa melakukan persiapan dengan baik.

Pelantikan perwira presidium RMc untuk kepengurusan periode 2019 – 2022 yang dipimpin oleh Romo Pemimpin Rohani, Romo AM. Kristiadji R. MSC, dilaksanakan sebelum alokusio. Ada 6 perwira yang dilantik: Ibu Lany sebagai wakil ketua, Ibu Sari dan Ibu Yinlan, sebagai sekretaris 1 dan 2, Ibu Endang dan Ibu Sarmoko, sebagai bendahara 1 dan 2. Dan sebagai ketua adalah penulis sendiri.

Legop RMc

Perwira baru Presidium Regina Misericordiae mengucapkan janji legio (080819)

Dalam pelantikan, para perwira baru maju dan mengucapkan janji dengan memegang Veksilum Legionis. Isi Janji tersebut adalah :

AKU ADALAH MILIKMU, YA RATU DAN BUNDAKU

DAN SEGALA MILIKKU ADALAH KEPUNYAANMU.

Dalam alukusionya, Romo Kris mengupas bacaan rohani yang diambil dari Buku Pegangan Legio Mariae halaman 40, bab 6 poin 5 tentang “Legioner sepantasnya membawa devosi sejati De Monfort kepada Maria”. Ditekankan 3 poin penting dalam devosi sejati. Devosi berarti hidup terus – menerus mengabdikan diri kepada Maria secara penuh dan utuh.

Tiga poin penting dalam devosi sejati kepada Bunda Maria tersebut adalah komitmen, pengorbanan, dan kerendahan hati.

  • Komitmen :

Devosi membutuhkan perjanjian resmi untuk masuk persekutuan dengan Maria, dengan menyerahkan diri seutuhnya, segala akal budi, perbuatan, dan miliknya, spiritual dan jasmani. Dengan kata lain, mau menempatkan diri dalam keadaan yang sama dengan seorang budak yang tidak memiliki apa-apa, siap mengabdi dan melayani. Seperti kata – kata Maria : “Aku ini hamba Tuhan….”

  • Pengorbanan :

Pengorbanan ini merupakan pengorbanan diri kepada Allah, dengan Maria sebagai altar pengorbanan. Ini sesuai dengan pengorbanan Kristus sendiri, yang dimulai sejak dalam kandungan Maria, dipersembahkan kepada dunia dalam tangan Maria yang memeluknya setiap saat dalam kehidupan-Nya dan yang digenapi di gunung Kalvari, disalib dalam hati Maria.

  • Pengabdian :

Devosi sejati dikokohkan oleh janji pengabdian. Tidak hanya dalam kegiatan tertentu saja atau saat senang, melainkan tampak dalam seluruh kondisi hidup, terus – menerus, tanpa pamrih, tanpa mengenal lelah untuk menolong dan membantu sesama.

Sebelum menutup alukusio, Romo Kristiadji menegaskan bahwa dalam devosi sejati, dengan menyangkal diri bagi kemuliaan Allah, akan diperoleh rahmat yang berlimpah.

Bila kita melayani, kita berkuasa. Bila kita memberi, kita memiliki. Bila kita menyerahkan diri, kita adalah pemenang.

Hal ini diperkuat oleh Romo Kristiadji dengan pengalaman  yang saya  sharingkan  pada saat laporan tugas dan kegiatan legioner, yakni tentang kunjungan bersama Ibu Sarmoko ke rumah seorang tetangga yang sakit. Ibu tersebut tinggal bersama suami dan seorang anaknya. Pada waktu kami berkunjung, anaknya masih berada di sekolah, sedangkan suaminya bersiap-siap pergi ke dokter untuk memeriksakan kesehatannya. Ternyata beliau juga sedang menderita sakit. Kami pun menemani Ibu tersebut yang hanya bisa duduk dan berbaring di tempat tidur karena jatuh dan kakinya di gips. Beliau telah lama menderita sakit, namun tetap memiliki semangat tinggi untuk melakukan kegiatan / pekerjaan yang ringan di rumah. Beliau bercerita mengapa sampai jatuh. Saat itu sedang berusaha untuk menutup jendela kamarnya karena nyamuk sudah mulai masuk kamar, namun karena kurang hati – hati, kemudian jatuh dan salah satu bagian kakinya mengalami keretakan.

Saat kami mau pamit pulang, kami ragu dan khawatir karena beliau sendirian di rumah. Namun justru beliaulah yang meneguhkan kami untuk tidak merasa khawatir, karena Tuhan pasti menjaga.

Legioner RMc dengarkan alukusio

Mendengarkan alukusio

Sharing pengalaman inilah yang kemudian dipertegas oleh Romo Kris, sebagai contoh bahwa bila kita memberi, kita memiliki (seperti kutipan di atas). Dengan memberikan pelayanan (kunjungan orang sakit), kami memiliki atau mendapatkan peneguhan dari bu Bowo untuk tidak mengkhawatirkan sesuatu. Juga tidak mengkhawatirkan dirinya. Meski sendiri, ada Tuhan yang selalu menjaga.

Para legioner diharapkan juga dapat belajar melaksanakan devosi sejati kepada Bunda Maria dengan tulus demi kemuliaan Tuhan.

Selesai doa dan pelantikan perwira baru, kami mensyukuri rahmat kehidupan ibu MM. Suwarti yang ke – 70 lewat doa dan makan bersama dengan penuh sukacita. Meski Bapak dan ibu Darmawan sudah sepuh tetapi tetap semangat menjalani kehidupan dengan ikut ambil bagian dalam karya pelayanan dan doa. Ini semua sebagai wujud syukur atas kasih Tuhan.

Legioner RMc.jpg

Para legioner Presidium Regina Misericordiae

Syukur pada Tuhan, karena akhirnya perwira periode 2019-2022 terbentuk dan dilantik. Semoga kami dimampukan Tuhan bersama Bunda Maria dalam doa dan karya pelayanan, untuk mengalirkan kasih Tuhan demi kemuliaan-Nya. Semoga kami pun dimampukan untuk belajar meneladan panglima Legio, Bunda Maria yang taat, setia dan rendah hati. Amin. Berkah Dalem.

“Aku ini hamba Tuhan; Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu” (Lukas 1 : 38)

Penulis,

Anik Iswartini

A. Anik Iswarini
Ketua Presidium RMc

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.