Hari Minggu Biasa VI (16 Pebruari 2020)
Sir. 15:15-20; Mzm. 119:1-2,4-5,17-18,33-34; 1Kor. 2:6-10; Mat. 5:17-37.
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Maka Aku berkata kepadamu: jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kamu tidak akan masuk dalam Kerajaan Sorga.” (Mat 5:20)
Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.
Refleksi saya setelah mendengarkan dan membaca kembali bacaan Injil hari ini, rasanya saya sedang ditampar oleh Yesus jika mengingat kembali pengalaman di awal saya memulai pelayanan saya di Tim Kerja Katekese. Pada saat saya memutuskan untuk bergabung menjadi Tim Kerja Katekese, saya mempunyai kesombongan yang luar biasa. Mendampingi para calon komuni pertama, calon penerima Sakramen Krisma dan Orangtua serta calon wali Baptisan Bayi adalah hal yang mudah. Kepada teman-teman para katekis volunter saya mengatakan “wis biasa, gampang”. Singkat cerita pada awal pendampingan calon penerima komuni pertama dengan percaya dirinya saya datang. Saat kegiatan pendampingan itu saya bingung dalam menghadapi anak anak. Badan ini basah dengan keringat sejagung-jagung besarnya. Mau dikasari, ini pelayanan gereja. Mau dialusi… kok yo kebangeten. Saat itu saya sungguh sadar akan kesombongan saya. Ternyata saya hanya omong doang (OMDO). Motivasi yang tidak murni dalam pelayanan yang juga menjadikan saya jatuh dalam kesombongan. Karena dalam melaksanakan awal pelayanan ini saya ingin terkenal dan dikenal. Sebuah persembahan yang kosong. Menyadari hal ini akhirnya saya diam sejenak dan berdoa serta bertobat kepada Tuhan. Dan pada akhirnya tugas pendampingan pun dapat saya laksanakan hingga selesai.
Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.
Bacaan Injil yang kita dengar hari ini menunjukkan betapa tegas dan kerasnya Yesus. Yesus menghendaki agar kita semua tidak hanya hafal dari semua yang ada dalam kitab suci, tetapi kita semua diharuskan mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari. Di awal bacaan Injil Yesus menegaskan akan kedatangan-Nya yang bukan untuk menghilangkan hukum Taurat tetapi justru menggenapinya dengan hukum Kasih. Hukum Taurat pada waktu itu memberikan ketegasan bahwa “jika taat pada perintah Allah yang tertulis dalam hukum Taurat maka akan mendapat berkat, tetapi kalau tidak taat maka akan mendapat kutuk”. Celakanya, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi melakukan apa yang tertulis dalam hukum Taurat hanya untuk mencari ketenaran dan kedudukan. Inilah yang juga saya lakukan di awal pelayanan saya dalam pendampingan calon penerima komuni pertama.
Yesus menggenapinya dengan hukum kasih. Hukum Kasih yang Yesus tawarkan lebih halus dan lebih merendahkan hati serta muncul dari hati yang paling dalam, dalam relasi antar sesama. Kita bisa lihat dari ayat 22-32. Dan pada ayat 33-36 Yesus menegaskan relasinya dengan Allah. Yesus menghendaki agar kehidupan keagamaan kita lebih baik. Kita mampu mempertanggungjawabkan semua ucapan kita dan diwujudnyatakan dalam tindakan. Tidak cuma OMDO. Bahwa yang kita persembahkan bukan mulut kita tapi hati yang tulus dalam pelayanan. Sebagai pelayan berarti adalah rekan sekerja Allah dalam ikut mewartakan kerajaan Allah (Bahasa Jawanya “Njembarake Kraton Dalem”).
Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.
Marilah kita persembahkan kepada Tuhan hal-hal yang terbaik dan tulus. “janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (Mat 5 36-37). Ya, kita harus mantap dalam hati bersama Tuhan Yesus dalam pelayan. Janganlah kita ragu. Keraguan sekecil apapun akan menjadi celah bagi si jahat untuk masuk.
Marilah berdoa: Allah yang penuh kasih, kuatkan dan ubah hatiku yang masih dekil ini agar sesuai dengan hukum kasihMu. Mampukan kami untuk selalu taat dan setia kepadaMu. Biarkan kami semakin kecil dan Engkau semakin besar. Semua ini hanya untuk memuliakan namaMu dan mengenalkanMu pada semua orang yang belum mengenalMu. Pakai dan ubah hati kami sesuai rencanaMu. Amin. Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Berkah Dalem.
Yohanes Suwasno
Lingk. St. Agustinus
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu