Rabu Pekan Biasa XX, 23 Agustus 2017
“Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadapmu. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah. Aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?'”(Mat 20:1-16a). Iri hati menjadi sifat buruk. Tercengkeram dengan iri hati memiliki dosa pokok. Dosa yang bisa menelurkan dosa-dosa lain. Seperti membenci, tidak bersyukur, dsb. Iri bisa terjadi bila kita kita tidak mendapatkan yang orang lain dapatkan. Misalnya orang lain tugas dipuji tetapi kita sendiri setelah tugas tidak dipuji. Atau tetangga kita doanya dikabulkan sedangkan kita tidak dikabulkan. Lantas memberitakan bahwa doa tetangga kita dengan cara-cara tidak benar dsb. Para pekerja diberi kesempatan oleh tuan masing-masing sesuai kesanggupan dan waktu janjian. Namun yang pertama tidak terima karena yang terakhir kerja sedikit diberi upah sama dengan dia. Yesus menyatakan supaya hati perlu diubah. Soter@bdtoro.
Kategori:RENUNGAN, Renungan Harian