Hari Minggu Biasa XXXI (3 Nopember 2019)
Keb. 11:22-12:2; Mzm. 145:1-2,8-9,10-11,13cd-14; 2Tes. 1:11-2:2; Luk. 19:1-10.
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
Kata Yesus kepadanya : “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” (Luk 19: 9-10)
Bapa/Ibu dan Saudara/i yang terkasih.
Membaca kisah Zakheus dalam Injil Lukas 19:1-10 mengingatkan kita tentang kisah pertobatan, keselamatan serta kasih Tuhan yang tidak terbatas, menjangkau semua manusia.
Menurut Lukas, Zakheus adalah seorang yang kaya raya, dengan kekayaan yang ia peroleh dari sebuah pekerjaan sebagai kepala pemungut cukai atau penagih pajak. Itu adalah sebuah pekerjaan yang sangat tidak terpuji di mata rakyat. Karena pekerjaannya itu, ia dibenci oleh banyak orang khususnya bangsa Yahudi, sebab dinilai hanya menguntungkan orang-orang Roma yang menjajah bangsa Yahudi kala itu. Sehingga Zakheus dianggap sebagai pengkhianat bangsa.
Zakheus menyadari posisi dirinya yang jelek di mata orang banyak. Tetapi ketika ia mendengar bahwa Tuhan Yesus baru saja memasuki kota Yerikho, tempatnya tinggal, muncul dorongan hati dan keinginan yang sangat kuat untuk dapat melihat Yesus. Zakheus pun tidak lagi mempedulikan pandangan orang tentang dirinya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk dapat melihat Yesus dan tidak takut kehilangan gengsi. Meski kaya raya, dikatakan ia bertubuh pendek. Itulah sebabnya ia kesulitan untuk bisa melihat seperti apa Yesus itu. Ia kesulitan menembus kerumunan orang dan kalah tinggi dibanding orang pada umumnya sehingga dengan membuang rasa malu ia mengambil keputusan untuk memanjat pohon seperti anak-anak. Di sinilah titik awal di mana Tuhan menjumpai Zakheus. “Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Luk 19:5)
Tidak ada orang yang menyangka bahkan Zakheus sendiri tidak, kalau Tuhan Yesus akan menyapa bahkan akan datang ke rumahnya. Menjadi bukti bahwa Tuhan tidak pernah memilih-milih orang yang akan dikunjungi-Nya. Meski di mata orang banyak Zakheus bukanlah sosok yang baik, Tuhan tetap menjumpainya.
Namun perlu kita perhatikan juga bagaimana usaha Zakheus dalam menemukan kesempatan langka itu. Ketika dia tidak berhasil menemukan ruang untuk melihat Yesus, disebabkan oleh ukuran tubuhnya, ditambah kebencian orang terhadapnya, tidak akan ada peluang baginya untuk bersaing dengan kerumunan orang banyak. Tidak akan ada orang yang mau memberinya jalan, maka dia membuat keputusan untuk memanjat pohon, dengan resiko terjatuh sekalipun, agar bisa melihat Yesus. “Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.” (Luk 19:4).
Bapa/Ibu dan Saudara/i yang terkasih.
Perjumpaan dengan Tuhan adalah momen yang sangat special untuk setiap orang. Namun peristiwa perjumpaan dengan Tuhan pun tidak akan terjadi begitu saja tanpa usaha dari kita sendiri. Kisah Zakheus adalah contoh yang dengan jelas menunjukkan hal itu. Begitu kuatnya keinginan dia untuk melihat Tuhan Yesus sehingga harus diupayakan dengan usaha pantang menyerah, menghilangkan rasa malu, membuang gengsi bahkan bertindak seolah seperti anak kecil. Di situlah Tuhan tergerak untuk menjumpainya.
Tuhan memang membenci dosa, tetapi Dia jelas tidak membenci orang berdosa. Justru sebaliknya, Tuhan mengasihi orang-orang seperti ini dan semua manusia tanpa terkecuali, termasuk Zakheus, anda dan saya. Justru untuk orang-orang berdosa seperti kitalah Tuhan Yesus datang ke dunia demi membebaskan dan menyelamatkan kita. Dan ketika kita mau membuka hati untuk kehadiran Tuhan di dalam hidup kita, kita pasti diubah, dibebaskan dan akhirnya memperoleh keselamatan. Zakheus melakukan pilihan yang tepat, membuka hati, berjumpa dengan Tuhan Yesus, dan diapun diubah dan diselamatkan, sebagaimana tertulis dalam Lukas 19:8-10,
Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Bapa/Ibu dan Saudara/i yang dikasihi Tuhan.
Kitapun orang berdosa seperti Zakheus. Tetapi apakah kita mau mengambil keputusan sebagaimana yang Zakheus lakukan? Mau membuka hati untuk datang kepada Tuhan Yesus, merendahkan diri mohon ampun di hadapan-Nya, merubah cara hidup yang lama dengan cara hidup yang baru di dalam Tuhan dan akhirnya memperoleh keselamatan? Tuhan tidak pernah meninggalkan kita meskipun hidup kita berbalut dosa. Tuhan selalu membuka tangan-Nya dan menanti kita untuk mau datang menemui-Nya. Kalau kita mau memperoleh keselamatan, kita hanya perlu mengambil sikap sebagaimana yang Zakheus lakukan, yaitu membuka hati untuk Tuhan dan bertobat.
Semoga kita semua diberi keberanian untuk mengambil keputusan sebagaimana yang Zakheus ambil agar kita pun memperoleh keselamatan dan tidak lagi menjadi anak yang hilang.
Berkah Dalem.
Benedictus Widiyanto
Lingkungan St. Stefanus
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu