
Para tokoh Agama dalam acara Silaturahmi Kebangsaan di Kelurahan Purwokerto Wetan, Kec. Purwokerto Timur, Kab Banyumas (14/07/2017/foto: Sugeng W.)
Silaturahmi Kebangsaan Kelurahan Purwokerto Wetan
“Pererat Persaudaraan Untuk Keutuhan NKRI”, itulah tema yang diangkat dalam acara Silaturahmi Kebangsaan di aula Kelurahan Purwokerto Wetan, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas (Jumat 14 Juli 2017). Acara yang dimulai pada pukul 20.00 WIB ini dihadiri oleh beberapa pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, Konghucu dan tokoh masyarakat. Juga hadir beberapa elemen pemuda dari Kristen, Orang Muda Katolik, Karang Taruna, Ibu-ibu PKK dan masyarakat kelurahan Purwokerto Wetan.

Rm Toro menyampaikan aspirasinya (14/07/2017)
Hadirin yang diperkirakan sekitar 150 orang ini sebagian besar mengenakan baju batik. Mereka disambut dengan iringin musik campursari dan dangdut di awal acara.
Acara inti dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan semua hadirin berdiri. Selanjutnya para pemuka agama diberi kesempatan untuk naik ke atas panggung didampingi oleh satu pemuda dari masing-masing agama untuk menyampaikan aspirasi mereka. Romo Toro selaku pastor paroki St. Yoseph Purwokerto Timur menyampaikan bahwa perbedaan itu unik dan indah, tetapi sikap membeda-bedakan itu onak yang berarti duri atau peluka bagi kehidupan masyarakat.
Ikrar rayakan perbedaan dengan semangat Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI
Setelah semua aspirasi dari para tokoh agama selesai, acara dilanjutkan dengan pembacaan ikrar yang berbunyi “Perbedaan bukan diratakan, perbedaan mari kita rayakan, karena kita Pancasila, karena kita Bhinneka Tunggal Ika, karena kita Indonesia”. OMK yang mendampingi Romo Toro pada saat pembacaan ikrar adalah Ketua OMK Voltus, Saudara Henrik Cahaya Perkasa (17 Tahun).
Kemudian Bapak Lurah Purwokerto Wetan memberikan sambutan dan menyampaikan bahwa di Kelurahan Purwokerto Wetan ada sekitar 15 titik pembangunan fisik (jalan dsb.) yang tersebar di beberapa RT maupun RW. Kondisi keamanan di Purwokerto Wetan sangat kondusif, tentram serta damai. Pak Lurah juga berpesan agar seluruh masyarakat harus selalu bersatu dalam kondisi apapun.
Di akhir acara, seluruh hadirin berdiri untuk menyanyikan lagu Bagimu Negeri. Sekitar pukul 22.00 WIB semua saling berjabat tangan dan meninggalkan tempat acara.
Apresiasi dan harapan dari orang muda

Orang Muda Katolik (OMK) Voltus Paroki St. Yoseph Purwokerto yang hadir dalam Silaturahmi Kebangsaan di Kelurahan Purwokerto Wetan (14/07/2017)
Beberapa orang muda menyampaikan apresiasi dan harapan mereka terkait acara ini. Hal itu dituturkan kepada Aby (19 th), ketua OMK Voltus Paroki St. Yoseph. Christian Jhosua (22), seorang pemuda dari GKI Martadireja memberikan apresiasi terhadap acara ini karena dapat membantu orang-orang semakin sadar bahwa Indonesia memiliki keberagaman agama dan suku, tetapi kita dapat hidup berdampingan dalam negara demokrasi yang berlandaskan Pancasila. Landasan itu oleh sebagian orang ingin dihilangkan dan digantikan oleh ideologi yang berpihak pada satu kalangan saja. Acara ini mestinya memang harus diadakan karena bukan hanya membuat kita menjadi tahu tetapi menjadi lebih mengenal dengan baik sesama warga masyarakat dan semakin menunjukkan toleransi karena kita tidak memandang orang tersebut berasal dari mana dan apa agama yang dianutnya.

OMK Voltus bersama Rm Toro dan Bp Andreas Sri Budiyanto Kabid Diakonia DPP St. Yoseph Purwokerto (14/07/2017)
Pendapat yang hampir senada diungkapkan oleh Yehuda Damedalasta (18 th), anggota OMK Voltus Paroki St. Yoseph, “menurut saya lewat silaturahmi kebangsaan tadi kita jadi bisa menghargai antar umat beragama dan menyadari bahwa di Indonesia hidup dan dihayati berbagai agama. Lewat pluralitas agama tersebut kita bisa menjadi bangsa yang kuat.” Sementara itu Chelsea Benedict Alfonso (19 th), seorang pemuda Kristen Protestan mengungkapkan kesan dan pesannya sebagai berikut, “lewat acara silaturahmi kebangsaan ini kita diingatkan keberadaan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku dan agama tinggal di Negara Kesatuan RI yang berlandaskan Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika. Maka kita wajib saling menghormati dan menghargai antar umat beragama, supaya persaudaraan di tengah keanekaragam yang sudah terjalin dengan baik ini tidak putus tetapi dapat terus berlanjut.”
Orang-orang muda ini ingin menghayati semangat “berbeda-beda tetapi tetap satu juga” dan berharap semangat itu juga tetap tumbuh terawat di tengah kehidupan masyarakat Indonesia. Hubungan persaudaraan sebagai warga sebangsa dan setanah air perlu terus dipererat. Kita dapat mewujudkannya mulai dari lingkungan masyarakat di tingkat RT. RW dan Kelurahan kita masing-masing.
Penulis:

Gabriel Krist Malaby, Ketua OMK Voltus
Kategori:KPKC, Perdamaian