RENUNGAN

Menjadi Utusan di New Normal

Hari Raya Pentakosta (31 Mei 2020)

Kis. 2:1-11; Mzm. 104: 1ab, 24ac, 29bc-30, 31, 34; 1Kor. 12:3b-7,12-13; Yoh. 20:19-23.

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

“Seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” (Yoh. 20:21)

Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.

Roh Kudus-2Pada hari yang ke lima puluh sesudah Yesus bangkit, saat Maria Bunda Yesus, para murid dan orang-orang yang percaya kepada Yesus sedang berkumpul dan berdoa bersama, tiba-tiba turunlah Roh Kudus bagaikan lidah-lidah api di atas mereka masing-masing di tengah gemuruh suara seperti tiupan angin. Itulah Roh Penolong, Roh Kudus yang dijanjikan Tuhan Yesus kepada para murid (Yoh. 14:16-17). Mereka semua menjadi penuh dengan Roh Kudus. Lalu mereka berkata-kata dengan bahasa yang berbeda-beda sesuai dengan kharisma yang diberikan oleh Roh Kudus, mewartakan keselamatan dalam Yesus Kristus bagi segala bangsa. Itu membuat orang-orang Yahudi yang sedang berkumpul di Yerusalem untuk merayakan pentakosta – yaitu memperingati turunnya hukum Taurat bagi bangsa Israel dan ungkapan syukur atas panen yang melimpah – dan orang-orang dari segala penjuru kolong langit yang hadir di sana menjadi tercengang-cengang dan bingung. Bagaimana mungkin orang Galilea bisa berbicara dengan bahasa semua orang yang hadir di tempat itu ? Roh Kudus menyatukan para murid yang gelisah dan kebingungan setelah ditingggal Tuhan Yesus, Roh Kudus menyalakan keberanian untuk mewartakan kabar gembira kepada semua orang.

Bacaan hari ini mengajak kita semua – orang yang percaya kepada Kristus – menghayati pengalaman Gereja perdana. Kita menjadi utusan, mewartakan kabar keselamatan bagi semua orang, sebagaimana Sabda Yesus pada para murid “Seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” (Yoh. 20:21). Bagaimana kita melaksanakan perutusan ini? Kita tidak perlu khawatir karena Roh Kudus, Roh Penolong yang dijanjikan Yesus dan telah dicurahkan pada saat peritiwa Pentakosta senantiasa menyertai kita. Pada saat menerima sakramen Baptis dan Krisma kita dicurahi Roh Kudus, sampai sekarang juga. Apakah kita menyadarinya atau hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri saat kita melaksanakan semua tugas pelayanan, saat bekerja dan dalam seluruh hidup kita? Apakah kita mau membuka diri untuk semakin mengenal Allah dan bimbingan Roh Kudus? Apakah kita mengembangkan karunia yang kita terima dari Roh Kudus untuk kesejahteraan bersama dalam pelayanan kita? Apakah karunia yang berbeda-beda yang berasal dari satu Roh ini, mempersatukan kita dalam pelayanan sebagai Gereja?

Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.

Sebagaimana para rasul di masa Gereja Perdana yang menjadi berkobar-kobar semangatnya menjadi saksi Kristus, setelah Roh Kudus dicurahkan atas mereka. Kitapun, Gereja masa kini yang menerima Roh Kudus yang sama, kiranya bersedia untuk diperbaharui, menjadi manusia baru. Hidup dalam semangat baru, semangat Roh Kudus, semangat kasih dan pengampunan, semangat keberanian dan sukacita untuk terus mewartakan Kristus, sesuai dengan bahasa/karunia yang kita terima masing-masing. Kita lakukan semua itu sebagai ungkapan syukur dan perwujudan Roh Kudus yang berkarya dalam diri kita. Terutama pada saat pandemic covid 19 ini, semoga Roh Kudus senantiasa menyertai dan membimbing kita sehingga dengan bijak dapat menghadapi pandemi ini. Kita dimampukan untuk  selalu mengutamakan kepentingan bersama, menepis ego atau kepentingan diri / kelompok, mendukung usaha semua  pihak yang berkehendak baik untuk segera berakhirnya pandemi ini. Kita juga taat melaksanakan peraturan yang ditentukan pemerintah, dari hal yang kecil dan sederhana, dimulai dari diri sendiri, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, jaga jarak fisik tetapi tetap dekat di hati, kenakan perlengkapan yang diperlukan untuk mencegah penyebaran virus covid 19 dalam hidup sehari-hari.

Dalam hidup menggereja kita taat aturan hirarki, memanfaatkan teknologi untuk pelaksanaan pelayanan gereja, rapat virtual, katekese on line, misa live streaming  dan senantiasa berdoa. Dan jika gereja sudah dibuka pada waktunya nanti, pelaksanaan ibadat disesuaikan dengan aturan yang ditentukan hirarki dan memenuhi syarat kesehatan.

Selain itu kita peduli dan membantu saudara-saudara yang terdampak pandemi dengan membagikan apa yang kita miliki, waktu, tenaga, pemikiran, materi, ketrampilan dan pengetahuan yang dapat meringankan beban mereka. Kita berusaha hidup berdampingan dengan covid-19 dengan aman, tidak ‘ámbyar´. Bersama-sama kita lanjutkan hidup dengan baik walaupun harus mengupayakan kebiasaan baru yang tepat di tengah keberadaan covid-19. Semua itu kita lakukan dengan dijiwai oleh Roh yang satu dan sama, yaitu Roh Kudus, untuk mewujudkan Gereja yang berarti dan berdayaguna bagi masyarakat.

Utuslah RohMu, ya Tuhan dan baharuilah seluruh muka bumi.

Berkah Dalem.

Margaretha Tri Rayahu

Lingk. St. Antonius Padua

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.