Seorang penulis terkenal ditanya apa yang membawanya pada karya yang besar. Ia mengatakan, “Sederhana saja. Saya mengerjakan apa yang ada di depan saya dan membantu di mana saya bisa.” Sekarang ia memiliki perusahaan penerbitan dan sebuah rumah peristirahatan di pinggir pantai. Semua ini adalah keuntungan yang ia peroleh dari usaha mengerjakan berbagai hal satu persatu, dan membantu dimana ia bisa membantu.
Godaan untuk mengerjakan semua hal sekaligus dan dengan sempurna sering kali mengakibatkan penundaan berkepanjangan, kemandegan atau kelumpuhan total. Ibu saya pernah menegur saya, “Sayang, bahkan jika kamu akan jatuh, usahakan selalu jatuh ke depan.” Air yang dalam justru tempat yang banyak ikannya.
Yesus mempunyai pemahaman yang jelas mengenai panggilanNya. Ia mendapatkan instruksi-instruksinya per hari. Suatu kali Ia disuruh menunggu, pada kali lain disuruh pergi. Yesus melangkah setapak demi setapak.
Seorang direktur eksekutif di sebuah organisasi raksasa yang berdiri 12 tahun, mengalami kejatuhan. In-kompetensinya akhirnya ambruk dan menimpa dirinya sendiri, dan ia dicopot dari posisi komandonya, banyak pembersihan harus dilakukan. Masalahnya, yang harus dikoreksi bukan hanya in-kompetensi orang itu. Ia telah melipatgandakan dirinya sendiri dengan jalan mempekerjakan orang-orang yang tidak memenuhi persyaratan agar tidak akan menjadi ancaman baginya di segala bidang.
Sebaliknya, Yesus dengan penuh semangat mempekerjakan orang-orang yang Ia rasakan akan mampu menggantikanNya kelak. “Kamu akan mengerjakan hal-hal yang lebih besar dari yang kukerjakan,” janjiNya. Ia terus mengajar dan berbagi dan mendemonstrasikan kekuasaanNya sedemikian rupa agar tim bisa mempelajarinya, sehingga mereka pun memiliki kekuasaan untuk melakukan apa yang Ia kerjakan.
Suatu ketika pada sebuah seminar, ada seorang penulis terkenal yang tampil di panggung bersama dengan 26 penulis lain yang kesemuanya telah ia bantu dalam menulis buku mereka sendiri. Dia sendiri berdiri di sana bersama semua penulis itu dan mengatakan, “Jika anda mengira saya sangat bangga pada buku-buku saya, anda keliru. Saya paling bangga pada orang-orang ini, yang telah saya bantu untuk menjadi penulis.” Ia tidak mendefinisikan keberhasilannya dengan ukuran produk yang ia hasilkan, melainkan orang yang telah ia entaskan. Pada kenyataannya, ia sibuk melatih penggantinya. Yesus melatih para penggantiNya.
Kategori:Kisah Inspiratif, RENUNGAN