Hari Minggu Paskah V (7 Mei 2023)
Kis 16 : 1-7 ; Mzm 33:1-2.4-5.18-19 ; 1Ptr 2 : 4-9 ; Yoh 14 : 1-12.
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Akulah Jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak seorangpun datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6)
Bapak-Ibu dan saudara-saudari terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Minggu ini kita memasuki Minggu Paskah V. Bacaan pada hari ini yang diambil dari Injil Yohanes begitu indah untuk kita hayati dan renungkan bersama-sama. Di sini nampak jelas benar bahwa Allah begitu menyayangi kita. Yang Ia nyatakan dengan mengutus Putra-Nya yang Tunggal, yang sengsara, wafat dan bangkit menjadi satu-satunya jalan kebenaran dan hidup untuk menuju kepada Bapa dan beroleh kehidupan yang kekal abadi.
Sebagai manusia yang masih berjalan menapaki peziarahan hidup di dunia ini, hati kita pasti pernah merasa gelisah. Kegelisahan yang menyelumuti kehidupan kita, penyebabnya ada bermacam-macam bentuknya. Ada yang gelisah saat sakit yang berkepanjangan dan sulit untuk disembuhkan, ada juga yang gelisah karena sulitnya mencari pekerjaan, ada yang merasa gelisah karena merasa hidupnya selalu dikucilkan dan disingkirkan, bahkan tidak pernah dianggap oleh sahabat dan kerabatnya, ada pula yang gelisah karena ditinggal oleh orang yang sangat dicintainya. Dan masih banyak hal-hal lain yang menyebabkan manusia hidup dalam kegelisahan. Akibat dari semua ini kita seringkali kehilangan rasa percaya diri, dan merasa malu. Bahkan kitapun menganggapnya kena batu sandungan dari Tuhan.
Namun, dalam amanat perpisahanNya Yesus berkata kepada murid-muridNya : “Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah dan percayalah juga kepadaKu” (Yoh 14:1). Maka jika kita percaya kepada Yesus, apapun permasalahan hidup kita, pasti kita bisa melewatinya dengan baik. Karena kita sudah percaya kepadaNya. Dan kitapun tidak akan dipermalukan olehNya, atas semua masalah dan persoalan hidup yang sedang kita hadapi. Yesus adalah jaminan kehidupan kita untuk beroleh kehidupan kekal. Dikatakan dalam Yoh 14:2 bahwa di sana ada banyak “tempat tinggal”. Ini cara untuk mengatakan bahwa siapa saja boleh dan bisa menemukan ketenteraman dan perlindungan di dekat Yang Mahakuasa. Tidak lagi akan ada yang bakal merasa ditinggalkan. Tidak usah berebut dan waswas bakal tidak mendapat tempat. Yesus datang memberitahukan hal itu. Seperti ditegaskannya, Dia sendiri akan menyiapkan tempat itu, dan bila nanti ia sudah selesai ia akan kembali dan membawa murid-murid ke tempat yang aman itu tadi. Dan mereka takkan berpisah lagi dengannya. Murid-murid dikuatkan agar mantap hatinya. Itulah arti ajakan untuk mempercayai Bapa dan mempercayai Yesus.
Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih.
Yesus sendiri berkata : “Akulah Jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak seorangpun datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6). Dipakai gagasan “jalan”. Jalan ialah arah yang perlu dilalui, ditempuh agar sampai ke tujuan. Pada jalan yang benar ada jaminan akan sampai ke tujuan. Jalan yang sejati itu bukan barang yang berhenti, yang tinggal diam, melainkan jalan yang betul-betul bisa membawa ke tujuan. Jalan itu jalan yang hidup. Pada Yesulah kita menemukan jalan itu, Tiga kiasan, yakni “jalan”, “kebenaran”, “hidup”, diterapkan pada diri Yesus yang telah berjanji akan datang kembali untuk membawa murid-murid ke tempat mereka nanti dapat sungguh-sungguh berbagi kehidupan dengan Yang Mahakuasa sendiri. Sabda Yesus dalam dalam perikop ini sudah begitu jelas untuk kita mengerti. Oleh karena itu sudah layak dan pantas jika kita percaya kepadaNya, dan bisa menyimpan Firman itu di dalam hati kita dengna baik serta melakukan Firman itu dengan baik pula dalam kehidupan kita sehari-hari. Agar dengan demikian, perjalanan peziarahan hidup kita di dunia ini bisa semakin jelas arah dan tujuannya. Karena kita berjalan sudah sesuai dengan kebenaran FirmanNya yang adalah sumber kebenaran dan kehidupan bagi kita semua.
Tersirat adanya pembedaan antara “jalan, kebenaran, dan hidup” dengan mereka yang menempuhnya. Orang-orang yang menempuh jalan mau tak mau akhirnya akan menemukan jalan yang satu-satunya bagi dia dan tidak merasa butuh berpindah-pindah lagi. Kebenaran justru akan makin ditemukan di dalam menempuh arah yang ditekuni itu. Dalam arti ini dapatlah dikatakan ia menemukan “jalan, kebenaran, dan hidup”. Namun demikian, dalam menjalaninya akan berkembang juga keragaman, justru karena jalan itu jalan yang hidup, bukan jalan yang sudah selesai dan tinggal dilalui dan habis perkara. Bahkan yang dituju sendiri itu hidup, yakni Yang Ilahi sendiri. Apa yang paling berharga di dalam tiap tindakan menempuh jalan ini? Dalam bahasa sekarang, komitmen yang dijalani dengan tulus serta bertanggungjawab Itulah sikap keagamaan yang diajarkan kepada Tomas dan kepada Filipus dalam petikan Injil Yohanes yang dibacakan hari ini. Itu juga sikap yang diajarkan kepada pengikut Kristus. Dan kiranya masuk akal juga bila kumpulan orang dipanggil untuk percaya menawarkan sikap ini kepada semua orang yang berkemauan baik.
Jadi saat badai dan gelombang kehidupan datang menghampiri, kitapun sanggup menyelesaikannya dengan baik, krena Yesus sendiri telah menunjukan jalan bagi kita semua. Sekarang kita tidak perlu merasa gelisah dan ragu lagi. Saat kita percaya, tiada ada lagi hati yang gelisah, karena kita sanggup berjalan bersamaNya. Dan apabila suatu saat nanti peziarahan hidup kita di dunia ini telah mencapai garis akhir, kitapun telah menyelesaikan pertandingan dengan baik di jalan yang benar, dan telah memelihara iman pula, dan siap pergi ke rumah Bapa untuk selama-lamanya.
Terpujilah Kristus kini dan sepanjang masa.
Amin-Berkah Dalem.
H. Nilam Kumenyar
Lingk. St. Lukas
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu