Janji, Ojo Diblenjani (Kis. 13:13-25; Mzm. 89:2-3,21-22,25,27; Yoh. 13:16-20)
Pelanggan setia es batu yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, rasanya dalam sejarah kehidupan, kita mungkin pernah mengalami peristiwa pengkhianatan atas janji, persahabatan atau relasi baik sebagai pelaku maupun kurban. Pengkhianatan tidak mengenal waktu dan tempat, entah di sekolah, instansi, keluarga, bahkan tempat suci sekalipun.
Dalam perikop Injil hari ini Tuhan Yesus juga mengingatkan para murid-Nya akan kecenderungan pengkhianatan ini. “Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.” (Yoh. 13:18)
Mengangkat tumit dipakai oleh Yesus untuk menggambarkan pengkhianatan, ketidak setiaan orang yang telah dipilih-Nya. Sabda Yesus ini mau menunjuk kepada Yudas Iskariot yang sudah akrab dengan Yesus, bersahabat dekat, makan roti bersama-Nya namun akhirnya mengkhianati. Cipika cipiki Yudas Iskariot ternyata menjadi simbol ketidak setiaan atau pengkhianatannya.
Pelanggan setia es batu yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, ketidak setiaan bahkan pengkhianatan manusia tidak membatalkan janji Allah untuk menyelamatkan manusia. Allah tidak pernah mengingkari atau membatalkan janji-Nya. Ia selalu setia kendati manusia tidak setia. Justru disaat manusia digerogoti kebinasaan, Ia membiarkan diri-Nya digantung di kayu salib menebusnya.
Santo Paulus juga menunjukkan kesetiaan Allah kepada umat-Nya. “Allah umat Israel ini telah memilih nenek moyang kita dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang luhur Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu. Empat puluh tahun lamanya Ia sabar terhadap tingkah laku mereka di padang gurun.” (Kis. 13:17-18)
Dari dulu, sekarang dan selamanya, Allah kita tetap setia dengan janji keselamaatan-Nya. Ia senantiasa merindukan dan menghendaki agar kita anak-anak-Nya mengalami keselamatan sejati yang Ia sediakan. Semoga kita pun setia dengan janji yang pernah kita ucapkan, misalnya janji baptis, janji imamat, janji perkawinan, janji lewat jabatan dan pelayanan yang dipercayakan kepada kita.
Maka marilah kita saling mendoakan dan mendukung serta memohon rahmat kesetiaan agar kita selalu setia pada janji, sumpah, kaul, panggilan, jalan hidup, relasi, persahabatan dan kebersamaan dalam keluarga ataupun komunitas beriman sehingga kita tidak menjadi pengkhianat atasnya.
Selamat pagi, selamat menapaki pejiarahan hidup ini dengan menghidupi keutamaan kesetiaan dalam hidup dan relasi dengan Allah dan sesama. salam KOB, jangan lupa BBM dan tetap SPHI. Tuhan selalu membimbing dan memberkati.
Jl. Kaliputih No. 2 Purwokerto.
MoMan.
Kategori:Renungan Harian