RENUNGAN

Satu-satunya Pintu Keselamatan

Hari Minggu Paskah IV – Hari Minggu Panggilan (30 April 2023)

Kis. 2:14a,36-41; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; 1Ptr. 2:20b-25; Yoh. 10:1-10.

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

“Akulah pintu, barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat, ia akan masuk dan keluar, dan mememukan padang rumput” (Yoh 10:9)

Bapak-Ibu dan saudara-saudari terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Minggu ini kita memasuki Minggu Paskah IV, yang oleh Gereja juga ditetapkan sebagai Hari Minggu Panggilan. Memasuki Minggu Paskah ke IV ini, melalui bacaan Injil kita diingatkan dan diteguhkan bahwa Yesus adalah satu-satunya pintu keselamatan. Hal ini ditegaskan oleh Yesus yang bersabda : “Akulah pintu, barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat, ia akan masuk dan keluar, dan mememukan padang rumput” (Yoh10:9).  Disini Yesus menyatakan “Akulah pintu”, ini mengandung makna hanya ada satu pintu, dengan kata lain hanya satu-satunya pintu. Tidak ada pintu yang lain. 

Bacaan hari ini  minggu paskah IV ini juga mengajak kita kembali kepada Allah melalui Yesus. Hal ini ditegaskan pada bacaan pertama “bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” (Kis. 2:36). Kita diberikan kesempatan untuk diselamatkan dari angkatan yang jahat ini. Dan keselamatan yang ditawarkan hanya melalui Yesus sebagai pintu satu-satunya.

Bapak-Ibu, Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.

Dalam bacaan Injil Yohanes 10:1-10, Yesus sendiri mengumpakan diri-Nya sebagai gembala yang baik dan kita adalah kawanan domba-Nya. Ia masuk kedalam kandang melalui pintu, tetapi pencuri atau perampok masuk dengan memanjat tembok. (ay. 1) Domba-domba hanya patuh dan mendengar suara Yesus. Selain suara-Nya adalah pencuri. Ia masuk ke kandang melalui pintu dan domba-domba mengikutinya, mendengarkan suara-Nya saat nama itu masing-masing dipanggil-Nya dan menuntunnya ke luar (ay. 3). Pada kedua ayat ini mengingatkan kita untuk selalu mendengarkan suara Tuhan dan mengerti kejalan mana Tuhan menuntun kita, tetapi sering saat kita mendapatkan msalah bahkan berbeban berat, kita malah mendengarkan suara dan mengikuti jalan yang lain yang kita kira meringankan beban, tetapi yang  terjadi malahan membawa kita semakin jauh dari Tuhan.

Saat kita memilih jalan yang lain, Yesus juga telah mengumpamakan bahwa “semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok dan domba-domba tidak mendengarkan mereka” (ay. 8), tetapi seringnya kita malah mengikuti mejauh dari Tuhan. Seperti diawal renungan ini “Akulah pintu, barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat, ia akan masuk dan keluar, dan mememukan padang rumput” (ay. 9),  Tuhan mengingatkan kita untuk melalui pintu, dalam keadaan apapun kita keluar dan masuk melalui pintu ini. Pintu satu-satunya, pintu keselamatan yang ditawarkan Tuhan kepada kita. Apakah kita akan ikut melalui Gembala kita masuk melalui pintu dan mendapatkan keselamatan, ataukah kita akan masuk melalui tembok menjadi seorang pencuri ataupun perampok?

Disebutkan dalam Yoh 10:3, domba-domba itu mengikuti sang gembala. Mengikuti bukan berarti meniru, melainkan meniti jalan yang dibuka oleh yang berjalan di muka menuju ke padang rumput. Di dalam kesadaran para pengikut Yesus, pemimpin bukanlah dia yang meniru gembala sang empunya kawanan tadi, apalagi mengambil alih kedudukannya sebagai pemilik kawanan. Yang diberi kedudukan memimpin juga mengikuti dia yang menyapa satu persatu tadi. Mereka ini membantu agar kawanan bisa lebih melihat siapa yang berjalan di muka. Siapa saja yang merasa diajak memimpin juga akan memberi tahu sang empunya kawanan bila ada dari antara kawanan yang tertinggal dan tak menemukan jalan. Dalam Injil lain gembala yang empunya kawanan itu dikatakan akan mencarinya sampai ketemu (Luk 15:1-7 Mat 18:12-14).

Menurut adat kebiasaan Gereja Katolik, Paus menyebut diri “servus servorum”, harfiahnya ‘abdinya para abdi’. Yang dimaksud jelas bukanlah abdi dari sekalian abdi, abdi paling kecil, melainkan “abdi agung”, pembantu utama Yesus sang Gembala sendiri. (Bandingkan ungkapan “servus servorum” dengan “King of Kings”, Raja Besar, raja diraja, juga dengan “Song of Songs”, artinya Kidung Agung.) Jadi ia sendiri juga mengikuti Yesus sang Gembala, sang Empunya kawanan. Bukan dialah pemilik umat. Ia membantu agar umat dapat mengarahkan diri kepada sang Gembala. Kini dapatlah kita semakin menghargai siapa saja yang diserahi kedudukan ikut membawa umat lebih jauh ke depan. Mereka itu memungkinkan orang dapat mengalami kehadiran Gembala yang baik, sang Empunya kawanan dengan lebih nyata. Bila mereka menjalankan tugas mereka dengan sepenuh hati dan jujur, mereka tidak akan mengukuhi kawanan itu bagi mereka sendiri. Di situlah integritas pemimpin umat.

Bapak-Ibu, Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.

Pilihan mengikuti Tuhan Yesus melalui pintu yang membawa kepada keselamatan telah Tuhan tawarkan dan berikan kepada kita. Pilihan dan jawaban ada di dalam diri kita. Pastinya kita memilih keselamatan yang Tuhan tawarkan kepada kita dengan mendengarkan suaraNya saat masing-masing dari kita dipanggil nama kita. Kita dipanggil pula untuk membawa keselamatan bagi sesama menuju kandang kita melalui pintu keselamatan yakni Yesus Kristus.

Semoga dengan renungan singkat ini, kita dimampukan semakin mendengar panggilan-Nya yang membawa keselamatan dalam kehidupan kita dan keluar masuk melalui pintu-Nya.

Tuhan memberkati

Lucia Tjeng Maylani Lancarsari

Lingk. St. Yakobus

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.