Iman dan Semangat Solidaritas
Kis. 4:32-37; Mzm. 93:1ab,1c-2,5; Yoh. 3:7-15
Pelanggan setia es batu yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, perikop Injil hari ini melanjutkan kisah percakapan Yesus dengan Nikodemus. Ia memberi penegasan kepada Nikodemus bahwa Kerajaan Allah adalah perkara rohani yang membutuhkan iman, bukan hanya perkara duniawi yang dapat didekati dengan tanda-tanda lahiriah. “Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal surgawi?” (Yoh. 3: 12)
Allah adalah Roh yang tidak dapat dimanipulasi. Ia bagaikan angin yang tak mudah ditangkap bahkan dikenali asal dan tujuan-Nya. “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” (Yoh. 3:8)
Menjadi pengajar hebat seperti Nikodemus, belum jaminan bahwa seseorang menjadi pribadi yang terbuka, percaya, penuh iman, dan penyerahan diri kepada Allah sehingga layak masuk ke dalam kehidupan yang kekal. “Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.” (Yoh. 3:7)
Pelanggan setia es batu yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, “Hidup yang kekal” berarti hidup mulia di sorga bersama Allah Pencipta untuk selama-lamanya setelah meninggalkan dunia fana ini. Kita semua tentu mendambakan hidup yang kekal, maka marilah selama hidup di dunia ini kita senantiasa setia percaya dan beriman kepada-Nya. “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” (Yoh. 3:14-15)
Beriman dan percaya kepada Yesus berarti menghayati dan menghidupi semua ajaran-Nya serta meneladan cara hidup dan cara bertindak-Nya. Gereja Perdana, para rasul dan kumpulan orang percaya mengalami sebuah transformasi berkat iman dan penyerahan diri mereka kepada Allah. Mereka hidup dalam kepenuhan kasih karunia sehingga tidak serakah terhadap harta dan kepemilikan.
Mereka menghidupi solidaritas demi kesejahteraan bersama. “Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.” (Kis. 4:34-35) Marilah kita meneladan iman dan semangat solidaritas Gereja Perdana dalam menuju kehidupan kekal yang telah Tuhan sediakan setelah pejiarahan hidup di dunia ini berakhir.
Selamat pagi, selamat menapaki pejiarahan hidup ini dalam semangat solidaritas dan iman akan Kristus, sang Jalan Kebenaran dan Hidup. Salam KOB, jangan lupa BBM dan tetap SPHI. Tuhan selalu membimbing dan memberkati.
Jl. Kaliputih No. 2 Purwokerto
MoMan.
Kategori:Renungan Harian