RENUNGAN

Akulah Air Kehidupan

Hari Prapaskah III (12 Maret 2023)

Kel. 17:3-7; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9; Rm. 5:1-2,5-8; Yoh. 4:5-42 (panjang) Yoh. 4:5-15,19b-26,39a,40-42 (singkat).

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

“Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” (Yoh 4:13-14)

Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih.

Minggu ini kita masuki bersama Minggu Prapaskah III. Bacaan Injil yang kita dengan mengisahkan bagaimana Tuhan Yesus menyatakan dirinya sebagai ‘Air Kehidupan’ kepada seorang perempuan Samaria di sumur Yakob.  Perjumpaan perempuan Samaria dengan Tuhan Yesus membawanya masuk lebih dalam dan mengenal Yesus sebagai mesias yang Ia cari selama ini dan mewartakan kepada orang lain.

Kalau kita melihat kembali kebelakang perjalanan iman kita masing masing, kita akan sampai kepertanyaan “bagaimana aku bisa mengenal dan mempercayai dan sekaligus mengandalkan Tuhan Yesus sebagai juru selamat penuntun hidupku?”. Mungkin awalnya kita mengenal Yesus karena ada saudara kita yang berani berbicara tentang Tuhan  Yesus dan berusaha untuk mengenalkannya. Mungkin karena orangtua kita yang sudah lebih dulu mengenal Tuhan Yesus, mungkin juga karena bersekolah di sekolah Katolik. Yang akhirnya mengenal dan mengimani Tuhan Yesus sebagai sosok yang akan menyelamatkan hidup kita.

Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih.

Allah melalui Yesus PuteraNya selalu hadir dan menyapa kita dalam setiap perkara-perkara kecil yang kita lakukan. Seperti halnya Yesus hadir dan menyapa perempuan Samaria. Namun terkadang kita tidak menyadari sapaan Allah karena kita terlalu menutup hati kita, oleh karena itu hendaknya kita selalu membuka hati kita, untuk dapat merasakan kasih dan sapaan Allah dalam setiap hal kecil yang kita perbuat. Kita persilahkan Allah hadir dalam hati kita dan berkarya melalui diri kita.

Setelah kita merasakan kasih Allah yang luar biasa dalam perjalanan hidup kita, Allah menghendaki kita menjadi ‘alatnya’ seperti perempuan Samaria yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus. Kita diminta untuk menyampaikan kabar sukacita dan keselamatan  kepada sesama kita, bagaimana Allah mengasihi kita, melalui perjumpaan dan pengalaman pribadi kita denganNya. Dengan berbuat kasih kepada sesama kita, maka kita telah mewujudkan ungkapan kasih Allah.

Makna ‘air kehidupan’ dalam bacaan injil hari ini  tidak lain adalah Tuhan Yesus sendiri. Ia datang untuk kita manusia, karena kasih Bapa yang begitu besar bagi kita. Manusia tidak dapat hidup tanpa air, begitupun manusia sangat bergantung kepada kasih Bapa, melalui Yesus, melalui kebangkitanNya kita percaya adanya hidup kekal. 

Kita diselamatkan karena kasihNya yang tak terbatas, kasihNya terus mengalir seperti air yang tidak akan ada habisnya sampai kapanpun. Pertemuan dengan Yesus inilah yang paling menentukan  bagi hidup manusia. Yang kaya, yang sehat, yang berkedudukan, yang punya kausa dan jabatan, yang terjamin segalanya, sampai merasa tidak butuh lagi akan Tuhan. Pertemuan dengan Tuhan Yesus, itu boleh jadi menjadikan  “memiliki segalanya“. Yang paling mutlak dalam hidup manusia, adanya gantungan segala galanya. Tanpa Tuhan hidup kita akan kosong, hampa. Saking kosongnya diisi dengan kesibukan, persaingan untuk memenangkan keangkuhan ego sendiri menjadi paling besar dan dominan sepanjang hidup. Tetapi keangkuhan ego akhirnya tumbang juga dengan kematian. Lalu apa artinya semua kesuksesan hidup didunia ini kalau bukan dalam Tuhan Yesus, yang menjadi jaminan satu satunya keselamatan?

Kalau ada air yang sudah pasti memberikan kelegaan dari dahaga selamanya, mengapa mesti meminum air yang lain?

Marilah berdoa, Tuhan Yesus, Engkaulah air kehidupanku, aku akan binasa tanpa kehadiran, pendampingan dan penyertaan-Mu. Biarkan aku melegakan dahaga hidupku hanya dengan air hidup yang bersumber dari Engkau. Sehingga kami tidak pernah lagi merasa dahaga. Amin.

Tuhan Yesus memberkati.

Ign. Sumantyara

Lingk. St. Yosafat

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.