Hari Prapaskah I (26 Pebruari 2023)
Kej. 2:7-9; 3:1-7; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; Rm. 5:12-19 (panjang) atau Rm. 5:12,17-19 (singkat); Mat. 4:1-11.
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.” (Mat 4:10)
Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih di dalam Tuhan Yesus.

Pada hari Rabu yang lalu, dahi kita ditandai dengan tanda salib dari Abu atau kepala kita ditaburi dengan abu dan pada saat itu Imam atau prodiakon berkata “bertobatlah dan percayalah kepada Injil”. Inilah awal perjalanan retret agung kita memasuki masa prapaskah, dengan laku mati raga, olah rohani, dan berbuat amal kasih.
Minggu ini kita memasuki minggu prapaskah pertama. Melalui bacaan Injil hari minggu ini kita diingatkan akan datangnya godaan yang datang dari musuh besar kita yaitu Iblis. Bacaan Injil mengisahkan bagaimana Iblis mencobai Yesus yang telah berpuasa 40 hari lamanya di padang gurun. Pencobaan oleh iblis ini merupakan upaya iblis untuk membelokkan Yesus dari jalan ketaatan yang sempurna kepada kehendak Allah. Tetapi Yesus memberi teladan kepada kita untuk taat dan kukuh terhadap kehendak Allah. Jika kita perhatikan bahwa dalam setiap pencobaan yang dilakukan iblis terhadap Yesus, Yesus selalu tunduk kepada kekuasaan Firman Allah dan bukan kepada keinginan Iblis (ayat Mat 4:4,7,10). Yesus tidak mau berkompromi sedikitpun terhadap keingingan iblis yang menawarkan keinginan daging dan duniawi.
Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih di dalam Tuhan Yesus.
Satu pertanyaan untuk saya dan kita semua adalah apakah yang dapat kita petik dari perikop ini?
Saya mencoba merenungkan dan merefleksikan perikop ini. Dan ada dua hal yang saya temukan, yaitu :
Pertama, saat ini saya, bapak-ibu, dan saudara-saudari sekalian tengah berupaya mengikuti kehendak Allah dengan melakukan retret agung (puasa, pantang, olah rohani, berbuat amal kasih). Iblis yang merupakan musuh terbesar kita, sudah pasti tidak akan senang dengan sikap kita ini yaitu sikap hidup yang tertuju kepada Allah. Hal ini mesti kita sadari bahwa perjalanan kita ke depan akan terlibat dalam peperangan rohani melawan kuasa-kuasa kejahatan yang tidak nampak namun sangat nyata.
Banyak godaan-godaan disekitar kita yang menawarkan berbagai kemudahan dan kenikmatan yang semua serba instan. Godaan-godaan ini mengarah kepada kejatuhan kita terhadap 7 dosa pokok dalam kehidupan kita, yaitu : iri hati, amarah, tamak, rakus, kesombongan, kemalasan, dan percabulan.
Kedua, Yesus telah memberikan teladan kepada kita bagaimana cara melawan godaan-godaan tersebut. Yesus dengan tegas tidak mau berkompromi dengan iblis. Jika kita perhatikan dengan seksama, Yesus selalu menggunkan firmat Allah untuk menghalau iblis. Dan iblis tidak berkutik. Maka refleksi saya, bahwa hanya dengan firmal Allah yang disertai dengan kuasa dan daya Roh Kudus saya dapat mengalahkan dosa dan pencobaan dari iblis.
Sejak kita dibaptis, kita diberi kuasa oleh Allah sendiri yaitu kuasa atas iblis. Kalau kita berkuasa atas iblis sudah semestinya kita menang terhadap segala pencobaan yang datang dari iblis.
Maka bapak-ibu dan saudara-saudari terkasih, marilah kita bulatkan tekat kita untuk stop kompromi terhadap keinginan daging dan duniawi karena keinginan daging dan duniawi ini datangnya dari iblis yang hanya akan menjerumuskan kita ke lembah dosa. Kita sudah diberi bekal yang sangat cukup untuk membangun tekat kita ini, yaitu bekal kuasa atas iblis dari baptisan yang kita terima, setiap firman Allah dan Roh Kudus yang tercurahkan kepada kita.
Selamat memasuki retret agung prapaskah. Pastikan kita menang terhadap kuasa kegelapan, menang atas kuasa iblis. Hanya Allah yang patut kita sembah.
Berkah Dalem
Yulius Supriyana
Lingk. St. Paulus
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu