Hari Minggu Biasa VII (19 Pebruari 2023)
Im. 19:1-2,17-18; Mzm. 103:1-2,3-4,8,10,12-13; 1Kor. 3:16-23; Mat. 5:38-48.
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Tetapi Aku berkata kepadamu : Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak–anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar“ (Mat 5:44-45)
Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih dalam Kristus.

Kita semua pasti ingin sekali menjadi anak–anak dari Bapa yang di sorga bukan? Pertanyaannya, apakah kita siap dan mau menjalani prosesnya? hal ini bisa menjadi bahan refleksi bagi diri kita masing–masing.
Bacaan Injil hari ini (Mat 5:38–48) menunjukkan kepada kita semua, bagaimana cara atau sikap hidup agar kita dapat menjadi anak–anak dari Bapa yang di sorga. Saat membaca dan merenungkan Injil hari ini, saya pribadi awalnya bingung dan penasaran. Apakah masih ada orang–orang yang dapat melakukan semua yang di kehendaki Bapa pada jaman sekarang ini? Jaman dimana orang dengan mudahnya direcoki dengan kebencian, hasutan, permusuhan karena hal-hal sepele dan karena perbedaan, entah itu perbedaan keyakinan, perbedaan pendapat bahkan hanya berbeda pilihan. Bagi saya itu sesuatu yang mustahil untuk saya lakukan, contoh hal kecil saja, kita harus memberikan pipi kiri ketika pipi kanan ditampar oleh orang lain (Mat 5:39). Lah wong kita jadi bahan pembicaraan orang lain saja kita juga membalas membicarakan orang tersebut bahkan ditambahi dengan bumbu ini dan itu agar orang yang mendengarkan kita jauh lebih percaya kepada kita. Salah satu contoh nyata yang hingga kini kita juga merasakannya adalah bagaimana masyarakat kita terbelah dengan istilah kadrun dan cebong akibat perbedaan pilihan presiden, bagaimana masyarakat kita khususnya masyarakat Jakarta yang terbelah akibat perbedaan pilihan calon pemimpinnya.
Bapak-Ibu, saudara-saudari terkasih.
Namun setelah saya mencoba membaca ulang perikop Injil hari ini dan dengan mohon hikmat dari Tuhan, muncul suatu kerinduan yang amat sangat untuk berusaha menjadi anak–anak dari Bapa yang di sorga. Dari sini muncul juga usaha untuk hidup sempurna sama seperti Bapa di sorga yang adalah sempurna (Mat 5:48) walau saya sadar bahwa itu tidaklah mudah untuk dijalani, tetapi saya akan berusaha semampu saya dengan memohon penyertaan Tuhan Yesus yang telah menjadi teladan bagi saya dan telah membuktikan bahwa Dia sudah menjalani semua yang tertulis dalam perikop Injil hari ini.
Mungkin bagi kita manusia hal tersebut mustahil untuk kita lakukan, namun bagi Tuhan tidak ada yang mustahil dan jika kita mau terus berusaha serta selalu membawa Tuhan dalam setiap usaha kita tersebut, maka kita pun pasti dapat menjalani semua proses tersebut dengan sukacita. Maka dari itu, mari kita sama–sama belajar dan terus berusaha untuk menjalani prosesnya agar dapat menjadi anak–anak dari Bapa yang di sorga seperti yang kita rindukan. Kita mulai dari diri sendiri dengan menyayangi, mengampuni dan bahkan meminta ampun kepada orang-orang terdekat disekitar kita.
Semoga melalui firman yang kita dengar hari ini, kita semakin disadarkan dan dimampukan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, menjadi pribadi yang menuju kepada kesempurnaan sehingga kita layak dan pantas menjadi anak–anak Bapa Sorgawi. Amin.
Berkah Dalem
Willy Kity 19
Lingk. St. Yosep
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu