RENUNGAN

Bersegeralah Mewartakan Kabar Gembira

Hari Raya SP Bunda Allah (1 Januari 2023)

Bil. 6:22-27; Mzm. 67:2-3,5,6,8; Gal. 4:4-7; Luk. 2:16-21.

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih dalam Kristus..

Selamat Tahun baru 2023. Semoga segala karya dan pelayanan kita senantiasa dalam naungan dan bimbingan Allah Bapa.

Membaca bacaan-bacaan hari ini, saya tertarik dengan dua hal, khususnya dalam bacaan Injil.

Yang pertama pada ayat 16 yang mengisahkan bagaimana Para Gembala setelah mendengar berita tentang kelahiran Penyelamat Dunia, segera cepat-cepat berangkat ke Betlehem menjumpai Maria, Yusuf dan Yesus yang terbaring di palungan. Di awal karya penyelamatan Yesus, dikisahkan bagaimana reaksi para murid saat Yesus memanggil mereka untuk mengikuti-Nya (bdk Mat 4:19-20; Mrk 1:17-18). Mereka juga segera meninggalkan pekerjaannya (sedang menjala ikan). Begitu pula Lewi, si pemungut cukai itu (bdk Luk 5:27-28).

Bagaimana dengan saya dan kita? Bagaimanakah kita merespon panggilan Allah dalam kehidupan kita?

Dalam diri para gembala tidak ada keraguan sama sekali, karena mereka sungguh percaya. Dan terbukti apa yang mereka dengar sama dengan apa yang mereka lihat (ayat 20). Terlebih lagi bagi para murid yang hidup bersama Sang Juru Selamat.

Namun apa yang kita alami? Kita, yang percaya, sering kali memberi banyak alasan untuk menjawab panggilan-Nya. Misalnya saat diminta memimpin doa, kita beralasan tidak bisa, merasa kurang pantaslah, belum terpanggil dan masih sibuk dengan macam-macam urusan.

Yang kedua yang menarik bagi saya adalah pada ayat 19 : “Tetapi Maria menyimpan semua hal itu di dalam hati dan merenungkannya”.

Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih dalam Kristus.

Sebagai salah seorang yang berdevosi kepada Bunda Maria, dalam kelompok Legio Mariae, ada salah satu sistem Legio yang tak berubah adalah ‘kerahasiaan’. Semua hal yang dibicarakan, yang di-sharingkan dalam setiap rapat atau pertemuan harus dijaga kerahasiaannya. Mata melihat, telinga mendengar namun mulut terkatup untuk merenungkannya. Dari sini saya belajar bagaimana saya dapat mengontrol diri untuk melihat orang lain dari kacamata orang tersebut dan menjadi cermin bagi saya sekaligus pengalaman belajar untuk bertumbuh dewasa dalam iman. Kerahasiaan ini bukan semata-mata hal menutup-nutupi tapi menghormati dan menghargai sesama dan komunitas agar bersama-sama bertumbuh dalam iman. Belajar dari Bunda Maria menyimpan semua hal dalam hati dan merenungkannya. Menyimpan dan merenungkan adalah dua hal yang saya pahami sebagai hal atau kata yang aktif.

Seperti para gembala memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka dan sesuai dengan apa yang mereka dengar (ayat 17 dan 20). Bunda Maria mengajarkan bagaimana kita seharusnya bersikap. Sikap mendengarkan bukan sekedar mendengar dan merenungkan bukan berarti berdiam pasif melainkan aktif memaknai setiap pengalaman hidup dan belajar hidup dan bertumbuh. Lihatlah bagaimana para gembala karena percaya bersegera berbagi sukacita, memuji dan memuliakan Allah.

Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih dalam Kristus.

Tahun Baru, saatnya kita beresolusi, menguatkan harapan dan iman. Bacaan Injil hari ini mengundang kita agar semakin percaya kepada-Nya, Sang Juru Selamat. Marilah kita ambil sikap seperti para gembala, ‘bersegera’ mewartakan kabar baik. Seperti Bunda Maria setia mendengarkan, merenungkan, percaya, dan dengan kerendahan hati mohon bimbingan serta pertolongan-Nya. Marilah kita libatkan Bunda Maria dalam karya dan pelayanan kita serta mewujudnyatakan  dengan “segera” dalam kehidupan sehari-hari.  Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin.

Berkah dalem

Yerry Wenur

Lingk. St. Agustinus

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.