RENUNGAN

Pertobatan

Hari Minggu Adven II (4 Desember 2022)

Yes. 11:1-10; Mzm. 72:1-2,7-8,12-13,17; Rm. 15:4-9; Mat. 3:1-12.

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

“Bertobatlah  sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” (Mat 3:2)

Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih .

Kata bertobat bagi bangsa Israel  adalah kata asing yang tidak mudah dipahami. Juga merupakan hal yang membingungkan dan sulit dimengerti, karena Bangsa Israel berpikir bahwa mereka merasa umat pilihan Allah keturunan Abraham. Bapak umat beriman. Mengapa harus bertobat?. Jalan hidupku tidak mencuri, membunuh ataupun merampok, dan merugikan orang lain. Apa yang salah?

Padahal  jalan hidup mereka sebenarnya jauh dari keturunan Abraham. Bangsa Israel lebih banyak mengikuti hukum-hukum Allah secara harafiah, bukan sebuah kesalehan rohani.  Lalu pertanyaannya adalah : “Apakah kita mengaku Kristen karena keturunan, ataukah kita benar-benar bertobat dan mengakui Tuhan sebagai Juru Selamat kita?”

Minggu ini kita semua mendengarkan sabda Tuhan dari Injil Matius, yang berbicara tentang Yohanes Pembaptis yang tampil berseru-seru di padang gurun Yudea, memberitakan tentang pertobatan, bahwa Kerajaan Surga sudah dekat, dan supaya menyiapkan jalan untuk Tuhan.

Jika ada seorang raja yang akan datang ke suatu tempat, maka sebelumnya diutuslah seseorang untuk membawa pesan mendahului kedatangan raja tersebut. Utusan itu bertugas untuk mempersiapkan penyambutan raja sekaligus memastikan bahwa jalan yang akan dilalui raja cukup aman. Itulah kurang lebih gambaran akan kedatangan Yesus Kristus Sang Emanuel.

Jauh sebelum kelahiran Yohanes Pembaptis Nabi Yesaya telah menubuatkan bahwa Allah akan mengutus seseorang mendahului kedatangan Yesus dan berseru-seru di padang gurun dengan suara nyaring untuk mempersiapkan dan menyambut kedatangan Tuhan Yesus. “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu” (Mat 3:4).

Begitulah yang dilakukan Yohanes Pembaptis menyiapkan  kedatangan Kristus Sang Penyelamat dunia. Menurut Yohanes jalan yang harus dipersiapkan melalui pemulihan baptisan dengan cara pertobatan dan kerendahan hati.

Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih.

Masa Adven kedua ini saat yang tepat untuk menyambut kedatangan Kristus dengan olah batin, menempatkan Kristus di hati kita dengan menerima sakramen tobat. Buah-buah dari pertobatan ini adalah kerendahan hati, sukacita dan damai. Gereja Katolik  tidak membatasi umatnya untuk bertobat, kapan saja gereja membuka diri untuk menerima umatnya yang bertobat.

Keselamatan dari Yesus jangan hanya berhenti pada pusaran kehidupan tradisi kekristenan saja (mengikuti pendalaman Iman, pemberkatan korona adven, dll)  tapi sungguh menghasilkan  pertobatan yang sejati, yang lahir dari iman, percaya dan melakukan perbuatan yang benar di hadapan Tuhan. Yohanes Pembaptis telah menyatakan kepada kita bahwa keselamatan itu hanya bagi orang yang menghasilkan buah dari pertobatannya.

Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan (Mat 3: 8).

Kita sebagai agen pelaksana sabda, mengajak diri sendiri dan saudara seiman untuk datang kepada pertobatan sejati. Menjadi Yohanes pembaptis “zaman now”. Berani mewartakan kabar baik dengan lantang kepada saudara-saudara kita, berani dan bersedia hidup sesuai dengan apa yang kita wartakan, menghayati apa yang kita wartakan dan kita hidupi. Hendakanya apa yang diwartakan oleh mulut kita, kita lakukan dan hidupi dalam tindakan nyata sekaligus menghayati dalam hati apa yang kita wartakan dan yang kita hidupi. Itulah sikap sesungguhnya untuk siap diutus menyampaikan pesan kedatangan Kristus kedua kali dengan tetap terus berjaga-jaga.

Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih.

Masa penantian kedatangan Kristus kedua kali membuat kita tidak sabar, bimbang, dan cemas karena terlalu lama. Tapi Yesus mengajarkan bagaimana bertekun dalam doa dan senantiasa waspada pada godaan yang selalu mengintai, karena keselamatan itu jaminan pasti menuju kehidupan kekal.

Hari ini, kita diajak untuk hidup secara baru, dengan mengarahkan seluruh diri kepada Yesus yang akan datang sambil menyiapkan hati agar Dia mempunyai tempat di dalam hati kita.  Yesus yang tinggal dalam diri kita akan membawa dampak bagi seluruh hidup kita. Ia akan menuntun dan mengarahkan seluruh diri kita kepada Allah. Kalau Kristus telah menguasai hidup kita, maka kita akan dimampukan untuk membuang segala sikap atau anggapan diri sangat penting, dan juga memampukan diri kita yang serba kekurangan dengan perlengkapan rohani. Dengan demikian memampukan kita menjadi utusan kabar baik yang menyampaikan karya keselamatan Allah yang memulihkan.

Berkah Dalem

Laurensia Moerdaninggar S

Lingk. St.Paulus

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.