RENUNGAN

Mudahnya Meminta, Sulitnya Bersyukur dan Berterima Kasih

Hari Minggu Biasa XXVIII (9 Oktober 2022)

2Raj. 5:14-17; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; 2Tim. 2:8-13; Luk. 17:11-19.

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

“Yesus, Guru, kasihanilah kami!” (Luk 17:13)

Bapak-Ibu, Saudara saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus.

Bacaan hari Minggu ini sering kita dengarkan, baca dan bahkan kita mengalaminya dan sering kita mengambil perikop ini untuk mengingatkan tentang rasa bersyukur. Perikop ini, mengambil gambaran orang yang meminta, kemudian diberikan apa yang diminta, ada yang bersyukur dan ada pula yang kurang bersyukur.

Perjalanan Yesus ke Yerusalem dan pertemuan dengan 10 orang kusta yang minta disembuhkan, seperti perjalanan hidup kita yang meminta pertolongan Tuhan untuk menghadapi keadaaan yang kurang baik yang sedang kita alami. Kita sering berteriak “Tuhan, kasihanilah aku”, “Tuhan, tolonglah aku” atau “ Tuhan, kabulkanlah doaku”  seperti yang 10 orang kusta minta : “Yesus, Guru,kasihanilah kami!” (Luk. 17:13). Yesus yang murah hati dan berbelas kasih, saat itu tidak memberikan kesembuhan pada 10 orang kusta tersebut, tetapi meminta mereka pergi dan memperlihatkan diri kepada imam-imam (Luk. 17:14). Bila kita dalam keadaan tersebut, apakah yang akan kita perbuat? Kita minta dikasihani tetapi malahan diminta pergi dan memperlihatkan diri kepada para imam.

Saat Tuhan Yesus meminta kita pergi dan melakukan perintah-Nya, kuasa-Nya bekerja, kita tidak mampu mengerti bagaimana cara Tuhan bekerja, tetapi bila kita menjalankannya dan percaya pada-Nya, niscaya Tuhan kabulkan. Hal ini seperti tertulis “Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir” (Luk. 17:14b), mereka yang sudah jauh dari Yesus, mendapatkan penyembuhan. Kesepuluh orang kusta menjadai tahir. Kuasa Yesus menjadikan yang tidak mungkin menjadi kenyataan. Maka, bila kita meminta pertolongan kepada-Nya dengan mengandalkan dan percaya pada-Nya, apapun yang kita perlukan pasti ada pertolongan dari-Nya.

Bapak, Ibu, Saudara, Saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus.

Marilah kita renungkan dan refleksikan bersama jika saat permintaan kita telah dikabulkan, apa yang kita perbuat?  Apakah  seperti 1 orang yang kembali kepada Yesus, yang memuliakan Allah, tersungkur di depan kaki Yesus dan bersyukiur (Luk 17:15-16) atau seperti yang 9 orang, yang telah disembuhkan tetapi entah kemana mereka pergi, benarkah memperlihatkan diri kepada para imam, ataukah kejalan yang lain?

Kita sering dalam keadaan seperti ini, kita kadang lupa kembali kepada Tuhan dan mengucap syukur atas apabila permohonan kita dikabulkan, bahkan tak jarang kita merasa bahwa ini adalah kehebatanku, kita melupakan saat kita teriak minta tolong. Perikop ini mengajarkan kepada kita untuk selalu ingat kembali kepada Tuhan, memuliakan nama Tuhan dan bersyukur, berterimakasih atas berkat-berkat yang Tuhan berikan. Meminta pertolongan, belas kasihan itu sangatlah mudah, tetapi mari dengan iman yang kita miliki, kita mudah juga untuk kembali kepada Allah, bersujud, memuliakan nama-Nya, mengucap syukur atas semua berkat yang diberikan kepada kita. Jangan hanya mensyukuri sebagian yang baik-baik saja, tetapi semuanya tanpa kecuali. Bahkan didalam keadaan yang menurut kita kurang baik, Tuhan punya rencana yang terbaik.

Marilah kita berdoa : Tuhan, mampukan kami merasakan berkat yang Engkau berikan dan mampukan kami kembali memuliakan nama-Mu dan bersyukur atas segala yang Engkau berikan. Amin.

Tuhan Memberkati.

Lucia Tjeng Maylani Lancarsari

Lingk. St. Yakobus

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.