Hari Minggu Biasa XXIV (11 September 2022)
Kel. 32:7-11,13-14; Mzm. 51:3-4,12-13,17,19; 1Tim. 1:12-17; Luk. 15:1-32.
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.” (Luk 15:22-24)
Bapak-Ibu, Saudara saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus.

Ada tiga perumpamaan yang kita dengar hari ini yaitu Domba yang Hilang, Dirham yang Hilang dan Anak yang Hilang. Ketiga perumpamaan ini menggambarkan tujuan misi Yesus ke bumi ini dan menyatakan kerinduan Allah untuk menyelamatkan yang hilang untuk selama-lamanya. Ini juga menunjukkan betapa baiknya Allah Bapa. Betapa murah hatinya Allah Bapa kepada umat manusia. Hal ini sudah dinyatakan sejak semula. Dalam perjanjian lama kita dapat melihat bagaimana Allah menunjukkan kemurahan hatinya.
Dalam sejarah perjalanan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, berapa kali bangsa Israel tidak setia kepada Allah? Bagaimana kelakuan bangsa Israel yang menduakan Allah dengan membuat anak lembu tuangan untuk mereka sembah? Hal ini memang membuat Allah menjadi murka. Seperti dalam firman-Nya “Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir. Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk. Oleh karena itu biarkanlah Aku, supaya murkaKu bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi Engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar. (Kel 32 : 8b-10). Namuan apa yang terjadi? Allah tidak jadi membinasakan bangsa Israel karena Musa yang berusaha melunakkan hati Allah. Belas kasih Allah turun atas bangsa Israel.
Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih.
Dalam kehidupan sehari-hari, Allah juga selalu menunjukkan kebaikan-Nya, kemurahatian-Nya, dan belas kasih-Nya kepada kita. Saya ingat bagaimana pengalaman hidup iman saya waktu di awal-awal pandemi. Kedua anak saya yang sudah dewasa, merasa takut, menangis, karena tidak tahu apa yang akan diperbuat. Usaha yang saya rintis lenyap dalam seketika, keuangan semakin menipis. Dalam keadaan seperti ini saya tidak tahu apa yang akan saya perbuat. Saya hanya mengajak anak-anak untuk berdoa, menyerahkan semua hanya ke dalam penyelenggaraan Ilahi-Nya. Saya percaya bahwa “Allah tidak tidur“. Allah selalu merawat umat-Nya yang setia. Akhirnya Allah membuka jalan bagi saya. Saya dibantu oleh anak-anak saya mencoba membuat jajanan pasar. Saya tawarkan secara online, dan hasilnya Puji Tuhan dari hari ke hari semakin laris. Ini bukti bahwa Allah Bapa sungguh amat baik, sungguh amat murah hati dan sungguh amat berbelas-kasihan. Di balik datangnya pandemi yang menghancurluluhkan sendi-sendi kehidupan ini, ternyata Allah mempunyai rencana yang indah dalam kehidupan saya dan keluarga saya.
Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih.
Allah memperingatkan kita dalam 1 Tim 1 : 14, “Peliharalah harta yg indah yg telah dipercayakanNya kepada kita, oleh Roh Kudus yg diam di dalam kita.” Allah sangat mengasihi umatNya, ketika ada 1 (satu) domba yang hilang dan diketemukan, maka Ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira (Luk 15 : 5). Allah memperhatikan umatNya yg bertobat.
Kata anak itu kepadanya : “Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa” (Luk 15 : 21) Allah justru menerima anak-Nya yang menyesali diri dan perbuatannya di masa lalu, bahkan memakaikan jubah terbaik, mengenakan cincin dan menyembelih lembu yang tambun. Ini menandakan Allah Bapa sungguh-sungguh sangat menyayangi anak-Nya yang sesat dan kembali kepadaNya. Allah mengangkat kita ke dari hamba dosa ke martabat Anak Allah, sebab dosa-dosa kita tidak mampu menghapus kerahiman-Nya. Justru sebaliknya, kerahiman-Nya menghapus dosa-dosa kita dan mengangkat kita ke martabat Anak Allah.
Allah memberkati kita semua.
Elisabet Mariani Silvestriarini
Lingk St. Stefanus
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu