RENUNGAN

Meneladan Elisabeth Dan Maria

Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga (14 Agustus 2022)

Why. 11:19a; 12:1-6a,10ab; Mzm. 45:10bc,11,12ab; 1Kor. 15:20-26; Luk. 1:39-56.

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

“Jiwaku memuliakan Allah, dan rohku bersukacita di dalam Allah, Juru Selamatku. Sebab, Allah telah memperhitungkan hamba-Nya yang hina ini. Dengarlah, mulai sekarang dan seterusnya, seluruh generasi akan menyebutku berbahagia.” (Luk 1:46-48) 

Bapak-Ibu, Saudara saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus.

Bacaan Injil di Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga ini, menampilkan dua sosok wanita yang sangat luar biasa yang dipilih Allah dalam melaksanakan karya keselamatan umat manusia. Kedua wanita ini adalah Elisabeth dan Maria. Walaupun dari sisi usia sangat kontras, dimana Elisabeth dipilih Allah disaat usianya sudah tua, sementara Maria dipilih Allah saat masih muda belia. Keduanya menunjukkan kerendahan hati, ketaatan, kesetiaan dan kepasrahan pada kehendak Allah yang sungguh sangat patut menjadi teladan hidup kita.

Elisabeth, istri Nabi Zakaria termasuk wanita yang terkena aib karena di diusia yang sudah lanjut yang dalam kehidupan manusia normal sudah tidak mungkin lagi mengandung bahkan dinyatakan mandul. Tetapi justru dipilih oleh Allah. Dalam keadaan yang mustahil bagi manusia dimana diusia tua yang sudah tidak dapat mengandung, Allah justru membuat Elisabeth mengandung seorang anak laki-laki yang membuka jalan bagi karya keselamatan manusia. Elisabeth mengandung dan melahirkan Yohanes Pembaptis. Elisabeth tahu bahwa ia dapat mengandung karena karya Allah, karena ia dipilih oleh Allah. Namun demikian hal ini tidak menjadikan dia menjadi tinggi hati dan sombong, sebaliknya dia tetap rendah hati. Kita dapat melihat keteladanan Elisabeth ini saat Maria mengunjunginya. “Kemudian Elisabet berseru dengan suara keras, “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan, dan diberkatilah buah kandunganmu. Siapakah aku ini sehingga ibu Tuhanku datang kepadaku?”” (Luk 1:42-43). Dihadapan Maria, Elisabeth menyatakan diri merasa tidak pantas untuk dikunjungi oleh Maria yang oleh Elisabeth dinyatakan sebagai “Ibu Tuhanku”.  Sikap Elisabeth ini juga ditunjukkan oleh Maria saat Maria ditemui oleh Malaikat Gabriel dan diberitahu bahwa ia akan mengandung Yesus. “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38)

Bagaimana dengan Maria yang oleh Elisabeth dikatakan sebagai “Ibu Tuhanku”? Bahkan kalau kita baca seruan Elisabeth kepada Maria sebenarnya penuh dengan sanjungan yang sangat tinggi. Sementara Maria usianya jauh lebih muda. Atas sambutan dan sanjungan-sanjungan Elisabeth terhadap dirinya Maria tidak menjadi bangga, tidak menjadi tinggi hati, tetapi Maria justru menunjukkan kerendahan hatinya yang luar biasa. Maria justru memuji dan memuliakan Allah. “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. … “ (Bdk. Luk 1:46-55). Pujian Maria inilah yang kemudian kita kenal dengan Magnificat atau Kidung Maria yang sering kita nyanyikan atau daraskan.

Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih di dalam Tuhan Yesus.

Bacaan injil hari ini selalu kita dengar saat Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, ini berarti sudah berapa kali saja kita mendengarkannya. Mungkin sudah puluhan kali kita mendengarnya. Pertanyaannya adalah apakah kita merefleksikannya? Apakah kita merenungkan teladan kerendahan hati, ketaatan, kesetiaan dan kepasrahan Elisabeth dan Maria akan kehendak Allah? Masihkan kita menjadi bangga atau bahkan membanggakan diri jika kita mendapat pangkat, jabatan, kekayaan atau bahkan melakukan pelayanan sekalipun?

Sejak dibaptis kita menjadi anak-anak Allah, kita dipilih oleh Allah. Kita menjadi umat pilihan-Nya. Jika Elisabeth dan Maria dipilih untuk melaksanakan karya keselamatan umat Allah, kita dipilih oleh Allah untuk mewartakan kabar gembira keselamatan.

Semoga dengan kuasa Roh Kudus kita dimampukan untuk meneladan kerendahan, ketaatan, kesetiaan dan kepasarahan Elisabeth dan Maria kepada kehendak Allah, dan mewartakan kabar gembira keselamatan kepada orang-orang disekitar kita. Amin.

Berkah Dalem

Yulius Supriyana

Lingk. St. Paulus

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.