Hari Minggu Biasa XVI (17 Juli 2022)
Kej. 18:1-10a; Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Kol. 1:24-28; Luk. 10:38-42
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, (Luk 10:41)
Bapak-Ibu, Saudara-saudari terkasih.

Disebuah kepanitiaan, ada berbagai seksi-seksi yang membantu supaya acara dapat berjalan dengan baik dan lancar. Masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Ada yang sibuk jauh hari sebelum acara berlangsung misalkan bagian penerimaan pendaftaran, usaha dana, promosi. Ada yang sibuk diawal acara, bahkan ada yang disibukkan saat acara berlangsung. Semua mempunyai tujuan yang sama yaitu kesuksesan acara tersebut. Membawa para peserta mendapatkan materi secara utuh. Tetapi beberapa panitia, mungkin ada yang merasakan mendapatkan keseluruhan materi, ada yang sebagian bahkan ada yang merasa mendapatkan sedikit. Hal ini terjadi karena tugas kepanitiaan.
Bapak Ibu Saudara Saudari yang terkasih,
Saya mencoba merenungkan dan merefleksikan bacaan Injil hari ini yang mengisahkan tentang Marta dan Maria melalui analogi cerita diatas. Jika kita membaca dengan seksama bacaan injil, kita tahu bagian apa yang dipilih Marta dan Maria. Marta memilih untuk sibuk dengan berbagai kegiatan untuk menyambut dan menjamu Tuhan Yesus, sedangkan Maria menempatkan diri dengan mendengarkan sabda Tuhan Yesus.
Semua orang pasti sangat senang, bila Tuhan Yesus berkunjung ke rumahnya. Begitupula Marta, maka untuk menjamu Tuhan Yesus, dia menyiapkan segala sesuatu untuk dihidangkan. Sedangkan Maria hanya duduk dekat kaki Yesus mendengarkan pengajaranNya. Hal ini juga masih terjadi dalam kehidupan sekarang ini, bila kita kedatangan tamu istimewa, pasti kita akan sibuk menyiapkan hidangan jamuan daripada mendengarkan kabar berita yang dibawa oleh tamu kita.
Seperti cerita diatas mengenai sebuah kepanitiaan. Para panitia kadang sibuk sendiri sehingga kadang dirasa kurang dpt menangkap materi yang diberikan. Walaupun tidak semua sibuk, masih ada panitia yang menyimak materi yang disampaikan.
Masih banyak cerita di dalam kehidupan sehari-hari, yang menggambarkan bagaimana kita masih seperti Marta, yang sibuk dengan diri sendiri sehingga kadang abai akan keadaan disekitar kita. Bahkan kadang juga menyalahkan orang lain yang tidak membantu, seperti yang disampaikan Marta. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” ( Luk 10:40). Tetapi, tidak kita pungkiri banyak juga yang memilih menjadi Maria, diam dan menyimak. Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (Luk 10:42). Saat diam dan menyimak, dia akan mendapat lebih banyak dan yang didapat akan tinggal didalamnya.
Bapak Ibu Saudara Saudari yang terkasih
Dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal pelayanan, manakah yang akan menjadi pilihan kita? Menjadi Marta atau Maria? Keduanya sama-sama perlu, tetapi kita harus bisa mengatur keadaan, kapan menjadi Marta yang menyiapkan segala sesuatu dan kapan menjadi Maria yang duduk diam mendengarkan. Semoga kita dimampukan saat pilihan telah kita putuskan, dan siap menjalaninya.
Tuhan memberkati
Lucia Tjeng Maylani Lancarsari
Lingk. St. Yakobus
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu