Hari Minggu Biasa II (16 Januari 2022)
Yes. 62:1-5; Mzm. 96:1-2a,2b-3,7-8a,9-10ac; 1Kor. 12:4-11; Yoh. 2:1-11.
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” (Yoh 2:10)
Bapak-ibu, saudara-i yang dikasihi Tuhan.

Setiap makhluk hidup pasti membutuhkan air. Dan saya yakin bahwa Bapak-Ibu, Saudara-i setuju dengan pernyataan tersebut. Kita bisa bayangkan jikalau di dunia atau disekeliling kita tak ada air. Pasti ada kekacauan. Bagi yang mau masak kacau, bagi yang mau nyuci kacau. Bagi yang mau bikin rumah / bangunan juga menjadi kacau. Jadi kita membutuhkan air dan air harus selalu ada. Sekarang kita lihat bagaimanakah sifat air itu. Kita bisa melihat salah satu sifat air itu yaitu selalu mengikuti bentuk wadahnya, mau menjadi seperti bentuk /wadah yang dimasukki air itu. Contoh, jika wadahnya botol bentuk sapi, maka bentuk air pun seperti bentuk sapi juga, dll.
Bapak-ibu, saudara-i yang dikasihi Tuhan, seperti air itulah kiranya kehidupan pribadi kita yang diharapkan oleh Tuhan. Sebuah kehidupan yang harus mau dan siap menjadi penolong, penghibur bagi sesama. Datan menolong waktu terjadi kejatuhan, datang menghibur waktu terjadi kesedihan. Kita datang pada orang dan siapa saja yang membutuhkan. Itulah sebabnya kita diberi berbagai macam karunia oleh Allah Bapa. Hal ini dapat kita lihat dalam bacaan kedua yang diambil dari 1 Kor. 12:4-11. Kita telah diberi karunia dan kita itu bukan untuk diri kita sendiri tetapi kita mesti mengunakan karunia itu untuk menebar kebaikan kepada sesama. Dengan demikian karunia yang kita terima akan berbuah lebat.
Dalam bacaan Injil hari ini Yesus melakukan mukjizat yang pertama di Kanaan pada saat pesta perkawinan yaitu mengubah air menjadi anggur. Dalam melakukan mukjizat itu Yesus juga memakai air. Air menjadi sarana untuk menyelamatkan si empunya pesta supaya tidak malu kehabisan anggur. Disini kita bisa melihat bahwa kita hendaklah menjadi seperti air yang menyejukan bagi orang lain. Air yang menyelematkan.
Bapak-ibu, saudara-i yang dikasihi Tuhan.
Kita semua sudah dipersiapkan oleh Tuhan untuk menjadi pewarta-pewarta kabar gembira / Evangelizer. Dan melalui pembatisan kita diberi anugrah hikmat yang bermacam-macam oleh satu Roh yaitu Roh Kudus. Maka dari itu mari kita turut serta teribat di dalam karya Tuhan yang Agung ini, dengan menjadi pribadi-pribadi yang berguna.
Sebuah pengalaman sharing iman ini kiranya perlu saya sampaikan disini. Ditempat tinggal saya ada persekutuan doa yang kami bentuk untuk menjawab sebuah kerinduan untuk bersekutu dan berdoa bersama. Semua warga yang kristiani ada 7 keluarga. Persekutuan ini kami namakan “Tumbuh Iman Seloarum”. Persekutuan kami lakukan tiap hari Rabu jam 7 malam. Uniknya kami lakukan dengan membawa kursi sendiri dari rumah dan kami lakukan bisa diluar / diteras. Dalam pesekutuan yang kami lakukan adalah sharing iman, pendalaman iman, Rosario. Kalau kami tidak ada kegiatan ada anggota yang mengatakan aku rindu lho. Kenapa libur? Dll.
Jadi kami merasa ada sesuatu yang hilang dari hati kami. Kami bisa merasakan sesuatu dari apa yang disharingkan oleh orang lain dan kami bisa diberikan masukan, nasehat dan teladan Yesus dari kitab suci. Di dalam komunitas itu kami dikuatkan, kami dimampukan untuk menjadi air yang berguna. Dengan berbagi pengalaman iman kita juga sudah berbagi karunia yang diberikan kepada kita kepada orang lain. Puncak perayaan natal kemarin walau jumlah kami tidak banyak, ternyata makanan berlebih dan bisa kami berikan bagi tetangga yang non kristiani (efek dari lima roti dan dua ikan).
Semoga kita semua air yang diubah menjadi anggur yang baik, yang mampu menyelematkan orang lain dengan selalu berbuat kebaikan bagi sesama. Amin.
Berkah Dalem
Yoh. Suwasno
Lingk. St. Agustinus
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu