RENUNGAN

Menjadi Saksi dan Pelaku Atas Kebenaran

Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam (21 November 2021)

Dan. 7:13-14; Mzm. 93:1ab,1c-2,5; Why. 1: 5-8; Yoh.18:33b-37

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” (Yoh.18:37)

Bapak-Ibu, Saudara-saudari yang dikasihi dan mengasihi Kristus.

Saya waktu di sekolah dulu mendapat pelajaran bahasa Jawa. Ada pepatah Jawa “Sabdo Pandito Ratu” Yang dimaksudkan dari pepatah jawa ini lebih kurangnya bahwa “setiap pemimpin atau raja haruslah konsisten antara ucapannya dan perbuatannya. Dan harus diwujudnyatakan untuk umatnya atau rakyatnya.” Yesus dalam kehidupan-Nya 2000 tahun yang lalu kiranya sudah melakukan semua itu.

Jika kita tengok dalam kehidupan dewasa ini, rupanya sebagian dari manusia menjadikan keduniawian sebagai raja untuk dirinya. Mereka mencari dan mencari semua keduniawian itu dengan segala bentuk dan cara. Keadaan ini berbanding terbalik dengan apa yang dituliskan dalam bacaan kedua dari kitab Wahyu “..setiap mata akan melihat Dia….”  (ay 7) dan “Aku adalah Alfa dan Omega,”Firman Tuhan Allah,” yang kini ada, yang dulu sudah ada, dan yang akan tetap ada, yang Mahakuasa” (ay 8)

Tuhan menghendaki agar kita semua yang mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, untuk melihat dan melakukan semua apa yang sudah dilakukan Yesus semasa hidup Nya yaitu mengasihi. Dan itulah Kuasa terbesar dari Yesus sebagai raja alam semesta yaitu mengasihi tanpa batas waktu dan tanpa akhir. Kita semua adalah bagian dari warga kerajaan Allah dan Yesus Tuhan adalah Rajanya.

Dalam bacaan pertama yang diambil dari Kitab Daniel dengan sangat jelas dikatakan bahwa Yesus diberi kuasa sepenuhnya untuk semua suku bangsa mengabdi kepadaNya, artinya kita semua harus tetap mengabdi dan melakukan segala titah-Nya yaitu dengan saling mengasihi, saling membantu kepada sesama.

Bapak-Ibu, Saudara-saudari yang dikasihi dan mengasihi Kristus.

Dalam bacaan Injil hari ini yang diambil dari Injil Yoh.18:33-37, menunjukkan betapa Yesus tetap setia untuk memegang dan melaksanakan karya penyelamatan manusia dari dosa dengan penuh Kasih. Walaupun Yesus diadili secara tidak adil dan sebagai manusia. Sebagai Raja Alam Semesta, Yesus mengambil segala konsekuensinya untuk tetap setia mengasihi kita manusia.  “…Dia mengasihi kita, dan berkat darahNya, Ia telah melepaskan kita dari dosa” (Why 1:5). Raja mana di dunia ini yang rela mengorbankan nyawanya untuk rakyatnya?

Maka mari kita semua yang sudah dikasihi dan ditebus dengan darah Raja Semesta Alam diatas kayu salib, juga ikut terlibat dan menjadi bagian dalam karya penyelamat itu dengan berbuat apa yang telah diperbuat oleh Raja kita yaitu Yesus Raja Semesta Alam. Salah satu yang dapat kita perbuat adalah dengan kasih. Menekan ego, marah, iri, dengki, sombong, malas, rakus, dan diganti dengan hati yang penuh kasih. Kita berkaca pada Yesus yang sudah memperlihatkan kepada kita, memberi contoh kepada kita bahwa sebagai Raja, Yesus mengasihi kita dengan mengorbankan diri disalib. Kasih yang sungguh amat sangat dalam, tanpa terkecuali tanpa melihat keadaan kita.

Mengakhiri permenungan ini, saya teringat dalam perjalanan hidup saya beberapa tahun yang lalu dimana keduniawian masih melekat dalam diri saya. Saya menganggap bahwa barang, uang adalah raja bagi saya. Saya sembah, saya cari dari pagi, siang sampai malam hanya untuk menumpuk keduniawian. Setelah didapat, apakah saya penuh suka cita? Ternyata jawabnya TIDAK. Sama sekali tidak, bahkan saya mengalami dukacita seperti wajah seorang yang pulang dari melayat yang penuh kesedihan. Yang ada hanyalah perasaan curiga, iri, sombong, dan lainnya. Saya bersyukur karena saya tidak terus-terusan larut dalam hal keduniawian tersebut, karena Tuhan Yesus telah menangkap saya untuk menjadi rakyat dan umatNya. Puji Syukur,  berkat kasih-Nya saya bisa menemukan kembali kedamaian dalam kehidupan dan hati yang damai.  Dan kini saya jalani hidup ini dengan motto “Inilah aku, utuslah aku”. Amin.

Berkah Dalem

Yohanes Suwasno

Lingk. St. Agustinus

.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.