RENUNGAN

Disembuhkan Oleh Tuhan

Hari Minggu Biasa XXIII-Hari Minggu Kitab Suci Nasional (5 September 2021)

Yes. 35:4-7a; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; Yak. 2:1-5; Mrk.7:31-37

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

“Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya : Efata!, artinya : Terbukalah!“ (Markus 7:33–34)

Bapak/Ibu, Saudara–saudari yang terkasih didalam Tuhan Yesus Kristus.

Mengawali renungan Injil hari ini, saya mengajak Bapak/Ibu, Saudara-saudari terkasih untuk melihat kondisi fisik kita masing-masing. Saya sangat bersyukur karena saya dilahirkan dengan keadaan yang utuh tanpa ada cacat. Semoga demikian hal nya dengan Bapak/Ibu dan Saudara-saudari terkasih. Rasa syukur kita, kita nyatakan dengan menggunakan semua panca indra dan bagian tubuh kita untuk hal-hal yang baik dan memuliakan Tuhan. Namun dalam kenyataannya kita justru terkadang kurang bersyukur dengan menggunakan semua panca indra yang telah diberikan oleh Tuhan dengan tidak baik, misalnya mulut yang seharusnya untuk mengucapkan hal yang baik malah kita pakai buat mencaci orang, menghina orang bahkan ada juga yang dipakai buat mengutuk sesamanya. Demikian pula panca indra yang lainnya, terkadang kita salah dalam menggunakannya, padahal banyak sekali orang lain yang menginginkan memiliki panca indra yang utuh. Misalkan yang buta, mereka ingin melihat, yang bisu mereka ingin dapat berkata dan yang tuli ingin dapat mendengar.

Bacaan Injil hari ini mengingatkan kita semua untuk berusaha menggunakan panca indra yang kita miliki sesuai yang Tuhan kehendaki. Tanpa kita sadari atau tidak, terkadang kita pun tuli dan gagap akan firman Tuhan, karena kita terlalu berfokus pada kehidupan duniawi. Saya pribadi pun pernah mengalami ketika saya merasa tuli dan gagap akan firman Tuhan, sehingga saya sama sekali tidak peka akan segala firman Nya, walaupun saya seringkali membaca firman – firman Nya dalam Kitab Suci. Sampai pada akhirnya saya datang ke hadirat Tuhan dalam doa saya memohon kepada Nya agar saya di pulihkan.

Puji Tuhan, ketika saya memutuskan untuk berani meninggalkan komunitas manusia lama saya dan menyendiri di hadirat Tuhan dengan merendahkan hati agar siap dibentuk oleh Tuhan, saat itulah saya mulai dapat kembali mendengar suara Tuhan yang sangat menyejukkan hati dan membawa kedamaian dalam hati, kendati kehidupan saya saat itu sebenarnya juga sedang terpuruk. Dari pengalaman tersebut saya pun dimampukan Tuhan untuk tidak gagap lagi dalam memberi kesaksian tentang firman Nya dalam kehidupan saya. Jadi semua bukan karena kuat dan hebatnya saya melainkan karena kasih Tuhan yang begitu besar kepada saya, sehingga Tuhan berkenan memulihkan saya dari tuli dan gagap saya akan firman Nya.

Bapak/Ibu, Saudara-saudari terkasih.

Semoga dari pengalaman pribadi saya tersebut,  mari kita berusaha untuk datang kepada Tuhan dan membiarkan diri kita dibentuk sesuai dengan kehendak Nya. Dan satu hal yang harus kita perhatikan, kita harus berani meninggalkan komunitas manusia lama kita untuk datang kepada Tuhan. Dengan merendahkan dan merebahkan diri dihadapan Tuhan, maka Tuhan pasti akan menyembuhkan kita, Tuhan pasti akan memulihkan kita. Dan menjadikan kita sebagai alatNya.

Marilah kita berdoa. Bapa, terima kasih atas perkenanan Mu memulihkan kami sehingga kami tidak tuli dan gagap lagi akan firman Mu. Mampukanlah kami selalu untuk memberikatan kebenaran firman Mu melalui kehidupan nyata kami. Amin

Berkah Dalem

Willy Kity 19

Lingk. St. Yosep

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.