Hari Minggu Biasa XVIII (1 Agustus 2021)
Kel. 16:2-4,12-15; Mzm. 78:3,4bc,23-24,25,54; Ef. 4:17.20-24; Yoh. 6:24-35
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” (Yoh 6:35)
Bapak/Ibu, Saudara/i sahabat Yesus terkasih.

Merenungkan bacaan Injil hari ini di Hari Minggu Biasa XVIII tidak terlepas dari apa yang terjadi pada bacaan Injil minggu yang lalu yang diambil dari Yoh 6:1-15 yang mengisahkan bagaimana Yesus membuat mukjizat menggandakan lima roti dan dua ikan untuk memberi makan lima ribu laki-laki (belum termasuk perempuan dan anak-anak). Setelah itu Yesus selalu dikejar-kejar oleh mereka. Mereka mengejar Yesus hanya untuk melihat mukjizatNya dan sama sekali belum percaya bahwa Yesus adalah utusanNya, Yesus adalah Putra Bapa. Mereka terus mencari dan mengejar Yesus karena sudah dikenyangkan dengan roti dan ikan seperti yang diaktakan Yesus : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.” (Yoh 6:26)
Merefelksikan injil hari ini, rasanya kita juga sering bertindak seperti orang-orang dalam bacaan Injil hari ini yang terus mencari dan mengejar Yesus untuk hal-hal yang masih bersifat keduniawian. Belum juga menangkap bahwa Yesus adalah sumber hidup kita. Bukan hanya sumber kehidupan kita di dunia ini tetapi lebih dari itu sebagai sumber kehidupan abadi. Tanpa kita sadari kita juga seperti orang-orang tersebut bertanya kepada Yesus : “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” . Kapan pertanyaan ini kita sampaikan kepada Yesus? Disaat kita jauh dari Tuhan Yesus, disaat kita krisis iman, disaat kadar kepercayaan kita akan Yesus sebagai Putra Allah yang hidup memudar. Seperti orang-orang itu juga, tanpa kita sadari kita juga sering memohon kepada Yesus : “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.”. Sementara dengan iman kita, kita sudah tahu dan memahami bahwa Yesus adalah Roti Hidup yang kehadiranNya nyata dalam Gereja melalui Ekaristi Kudus.
Bapak/Ibu, Saudara/I sahabat Yesus terkasih.
Disaat pandemi covid-19 ini sering kita dengar kata-kata kerinduan umat untuk mengikuti perayaan ekaristi secara langsung. Rindu untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Namun di sisi lain juga kita dengar kata-kata : “Katanya rindu, tapi begitu gereja dibuka dan perayaaan ekaristi dilaksanakan secara langsung (offline) kok sedikit yang datang ya.”. Inilah realita yang kita jumpai dalam dinamika kehidupan umat. Tanpa kita sadari dengan mudahnya kita menganggap lalu begitu saja akan kuasa Allah dan anugerah-Nya yang kemudian kita membawa kita pada sikap bahwa ekaristi hanya sebagai formalitas saja, kewajiban saja. Yang penting sudah ikut perayaan ekaristi. Terlebih saat ini diera teknologi yang terus berkembang sangat pesat, dari rumah orang sudah dapat mengikuti perayaan ekaristi. Jika hal ini yang terjadi maka sangat tepat dan benarlah apa yang disabdakan oleh Tuhan Yesus dalam bacaan Inijil hari ini pada ayat 26. Mungkin kita tidak menyadari bahwa dengan mengikuti ekaristi kita memperoleh kebahagiaan iman dan hati serta memperoleh rasa damai yang tidak mampu dibeli dengan uang atau hal yang lainnya. Kebahagiaan iman dan hati inilah yang sebenarnya mampu meningkatkan imun kita. Inilah yang disebut dengan meningkatkan imun melalui iman kita. Saya teringat apa yang disampaikan oleh Romo Manto saat rapat DPPH hari Jumat malam kemarin yang mengatakan demikian “nyatanya umat yang terpapar covid-19 justru banyak dari yang tidak mengikuti perayaan ekaristi dari pada yang mengikuti perayaan ekaristi offline”. Ini dapat kita jadikan bukti bahwa menghayati ekaristi dengan sungguh-sungguh, menerima Tubuh dan DarahNya sebagai Roti Hidup akan memberikan kebahagiaan iman dan hati. Dan kebahagiaan inilah yang dapat meningkatkan bukan saja iman kita tetapi juga imun kita.
Bapak/Ibu, Saudara/I sahabat Yesus terkasih.
Situasi dan kondisi pandemi ini dapat menjadi refleksi bagi kehidupan rohani kita masing-masing. Mungkin kita gagal untuk menyadari hal rohani dan kekal dapat kita capai juga melalui hal jasmani. Tuhan Yesus hari ini meyadarkan kita akan hal itu. Dan Tuhan Yesus juga menyatakan bahwa Dialah sumber kehidupan abadi. Dialah nafas kehdiupan kita untuk hidup yang abadi. Maka marilah kita semakin lebih dekat kepada Yesus dan menempatkanNya berkuasa atas segala aspek hidup kita, supaya kita semakin mampu menghayati hadirat-Nya di dalam semua aspek hidup kita yang hanya sebatas “mampir ngombe” (sementara).
Berkah Dalem
Yulius Supriyana
Lingk. St. Paulus
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu