Hari Minggu Prapaskah III (7 Maret 2021)
Kej. 22:1-2,9a,10-13,15-18; Mzm. 116:10,15,16-17,18-19; Rm. 8:31b-34; Mrk. 9:2-10.
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Cinta untuk RumahMu, menghanguskan AKu” (Yoh 2:17)
Bapak/Ibu, Saudara/i terkasih dalam Kristus.

Bacaan Injil hari ini sungguh membuat saya tercengang, merinding membayangkan kemarahan Tuhan Yesus. “Dalam Bait Suci didapatiNYA pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk disitu. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka, uang tanah dan meja-meja mereka dibalikanNYA (Yoh 2 : 14-15).
Lalu muncul pertanyaan dalam hati saya : “Mengapa Tuhan Yesus begitu marah? Bukankah selama ini kita mengenal Tuhan Yesus adalah pribadi yang lemah lembut, penuh kasih? Sedang yang tergambar dalam ayat tersebut seperti pribadi yang kasar bahkan terkesan brutal?”
Tentu ada alasan untuk itu. Tuhan Yesus marah bukan hanya sekedar tempat Bait Suci dijadikan pasar tapi karena sudah terjadi ketidak-adilan di sana. Ada banyak kepentingan untuk keuntungan pribadi. Dan juga penindasan. Jika Tuhan Yesus tidak berlaku benar saat itu tentu Dia sudah ditinggalkan oleh pengikut-pengikutNya. Mereka tidak mau lagi mendengankan pengajaranNya.
Bapak/Ibu, Saudra/I terkasih dalam Kristus.
Ketika melihat Tuhan Yesus marah teringatlah murid-murid bahwa ada tertulis “Cinta untuk rumahMu menganguskan Aku” (Yoh 2:17). Karena cinta Tuhan Yesus yang luar biasa terhadap Allah, maka Bait Allah yang tidak dipergunakan sebagaimana mestinya telah membuat Tuhan Yesus marah. Kemarahan Tuhan Yesus tentu membuat orang-orang Yahudi yang merasa dirugikan menantang Tuhan Yesus, katanya “Tanda apakah yang Engkau tunjukan kepada kami, bahwa Engkau bertindak demikian?.”(Yoh 2:18). Jawab Yesus kepada mereka : “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali” (Yoh 2 : 19). Saat itu orang-orang Yahudi mengira bahwa yang dimaksud Bait Allah adalah bangunan padahal yang dimaksud oleh Tuhan Yesus bait Allah adalah tubuhNya sendiri dan tubuh kita. Hal ini bisa kita lihat pada ayat Yoh 2:21 dan 1 kor 6:19. “Tetapi yang dimaksud dengan Bait Allah ialah tubuhNYA sendiri ” (Yoh 2 :21). “Atau tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah Bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah. (1 Kor 6 :19). Tubuh Tuhan Yesus telah disiksa, dicambuk, disalibkan hingga wafat di kayu salib dan 3 hari kemudian dibangkitkan kembali. Bangunan Bait Allah itu kokoh sampai sekarang, penuh kemuliaan.
Bapak/Ibu, Saudra/I terkasih dalam Kristus. Bagaimana diri kita sebagai Bait Allah. Bersediakan kita dirombak? Saat ini kita sedang menjalankan matiraga, pantang dan berpuasa. Tuhan berharap kita bisa lebih intropeksi diri, membuka seluas luasnya hati kita, agar Tuhan hadir untuk merombak kita menjadi manusia baru. Manusia yang peka terhadap cinta Tuhan dan bisa menyalurkan cinta Tuhan terhadap sesama dan lingkungan. Pribadi yang selalu mencerminkan karakter Kristus. Membela yang lemah, menolong yang membutuhkan, menyuarakan kebenaran.
Bapak/Ibu, Saudra/I terkasih dalam Kristus.
Siang sebelum membuat renungan ini saya melihat youtube penyembuhan luka batin oleh Romo Lulus Widodo. Romo mengatakan setiap kita membuat kesalahan itu seperti kita menancapkan paku dalam papan. Ketika kita sudah minta maaf, paku dicabut tetap ada bekas disana. Kita sudah dimaafkan tetapi bekas bagi yang kita lukai itu tetap ada. Ada 3 hal yang bisa menghilangkan luka batin, yaitu datang kepada Tuhan, membiarkan sabda Tuhan hadir dalam hati kita, dan memberikan pengampunan.
Saya merasa bahwa jika kita ingin merombak diri kita lebih baik rasanya hal tersebutpun berlaku yaitu fokus pada Cinta Tuhan. Selalu datang pada Tuhan. Apa yang terjadi kemarin jadikan pelajaran tapi tidak perlu kita ingat-ingat. Masa depan yang mesti harus diperjuangkan. Tuhan akan murka jika kita tidak menjaga bait Allah dengan baik. Semoga Tuhan senantiasa memampukan kita untuk menjadi pribadi yang rendah hati. Amin.
Berkah Dalem
Melania Moertrini
Lingk. St. Paulus
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu