RENUNGAN

Mengajar Dengan Kuasa

Hari Minggu Biasa IV (31 Januari 2021)

Ul. 18:15-20; Mzm 95:1-2.6-7.8-9; 1Kor.7:32-35; Mrk. 1:21-28

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

“Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.” (Mrk. 1:22)

Bapak /ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.

Dalam perikop Injil Markus 1:21-28 ini kita diajak untuk memahami bagaimana perbedaan cara mengajar Yesus dengan ahli-ahli Taurat. Menurut kesaksian orang-orang yang mendengarkannya pada saat itu, Yesus mengajar dengan kuasa tidak seperti ahli-ahli Taurat. Hal ini dipertegas di ayat 25 pada saat Yesus mengusir roh jahat yang merasuki seorang di rumah ibadat tempat Yesus sedang mengajar. Nampak betapa besar kuasa yang dimiliki Yesus sehingga roh jahat pun bisa diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya.

Meskipun tidak dijelaskan didalam perikop ini namun kita bisa membaca dalam perikop yang lain bagaimana ahli-ahli Taurat ini mengajar. Mereka mengajar dengan motivasi untuk dilihat sebagai orang yang baik dan saleh. Para ahli Taurat ini juga menuntut orang lain untuk melaksanakan banyak hal bahkan hal-hal yang sulit, memberikan standar yang tinggi pada orang lain tetapi mereka sendiri tidak melaksanakannya. Dengan kata lain ahli-ahli Taurat ini adalah pengajar yang munafik. Mereka mengetahui hukum, dan mereka mengajarkannya pada orang-orang, namun mereka sendiri tidak mentaatinya. Bahkan mereka menggunakan keahlian mereka dalam menafsirkan hukum Taurat demi mendapatkan keuntungan pribadi berupa kekuasaan, kekayaan dan juga penghormatan.

Bapak/Ibu, Saudara/i sahabat Yesus terkasih.

Sebagai awam yang telah menerima Sakramen Baptis, maka kita telah diperbaharui di dalam Kristus dan menerima Roh Kristus. Oleh karenanya secara otomatis kita mengemban tiga tugas utama dari Yesus Kristus yaitu sebagai nabi, imam dan raja. Mengajar dan mewartakan kebenaran Allah, hidup kudus dengan mengasihi Allah dan sesama, serta melayani dengan mengambil bagian dalam karya-karya pelayanan.

Yesus Kristus telah memberikan contoh dengan pengajaran-Nya yang mendobrak dan menentang apa yang selama ini telah diajarkan para ahli Taurat yang tidak sesuai dengan tujuan hukum Musa yang sebenarnya. Yesus mengajar dengan kuasa yang dimiliki-Nya sebagai Allah Putra yang datang ke dunia untuk menyelamatkan. Berani menyampaikan kebenaran Allah walaupun Dia tahu harus menghadapi resiko dibenci, dimusuhi bahkan resiko terbesar yaitu kehilangan nyawa-Nya. Inilah teladan yang harus berani kita contoh dalam mengemban tugas sebagai orang yang telah menerima Roh Kristus. Dalam kapasitas yang dimilik, kita berani mengambil resiko ketika harus memperjuangkan kebaikan dan kebenaran.

Tentu saja kuasa yang kita miliki tidak sama dan berbeda jauh dengan kuasa yang tidak ada batasnya yang dimiliki Tuhan kita Yesus Kristus. Kuasa kita hanya sebatas kuasa duniawi yang itupun terbatas pula. Antara kita ada yang diberi kuasa sebagai kepala rumah tangga, ada yang sebagai pimpinan di tempat kerja, atau dalam kehidupan bermasyarakat ada yang dipercaya sebagai ketua rt/rw, Kalaupun tidak semua itu, setidaknya kita diberi kuasa untuk menentukan atau memilih arah hidup kita sendiri.

Bapak/Ibu, Saudara/i sahabat Yesus terkasih.

Adaseorang bapak dan istrinya setiap hari Minggu membangunkan keempat anaknya pagi-pagi benar. Lalu memandikan dan memakaikan pakaian dua anaknya yang masih kecil, sedangkan dua anak lainnya sudah cukup besar untuk bisa melakukannya sendiri. Kemudian keluarga ini bersama berangkat ke gereja untuk mengikuti misa kudus. Mereka tiba di gereja hampir selalu yang pertama. Keluarga ini, khususnya orang tuanya mempersiapkan dengan sebaik-baiknya waktu untuk Tuhan.

Orang tua dari keempat anak ini telah memberikan contoh mengajar yang baik dengan kuasa yang Tuhan anugrahkan kepada mereka sebagai kepala keluarga. Bukan hanya menyuruh anaknya bangun pagi, bukan hanya menyuruh anaknya untuk beribadah di gereja, tetapi bapak dan ibu ini juga ikut melakukan hal yang sama.

Mengajar dengan kuasa di zaman sekarang ini membutuhkan keteladanan yang nyata. Bagaimana dengan kita? Semoga demikian.

Berkah Dalem.

Marcellinus Beny Santoso

Link. Yoh-Paulus II

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.