RENUNGAN

“Kapok Lombok/Tobat Lombok?”

Hari Minggu Biasa III (24 Januari 2021)

Yun. 3:1-5.10; Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9; 1Kor.7:29-31; Mrk. 1:14-20

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

“Waktunya telah genap; Kerajaan Allah  sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah  kepada Injil!” (Mrk 1:15)

Bapak /ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.

Sering kali kita mendengar istilah jawa ini “Kapok Lombok”, yang menggambarkan bagaimana seseorang berjanji untuk tidak berbuat lagi, tapi kemudian janjji tinggal janjji, orang tersebut mengulangi kembali kesalahan yang sama. Hal ini  digambarkan seperti seseorang makan cabe/sambal yang pada saat makan kepedesan lalu bilang kapok tidak akan makan lagi, tetapi dilain waktu saat ketemu cabe/sambal karena ingat bagaimana enaknnya kalau makan dengan cabe/sambal akhirnya berulang kembali menikmatinya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering bertindak demikian yaitu “Kapok Lombok” tadi. Berjanji bahkan bersumpah tidak akan melakukan kesalahan atau dosa lagi, tetapi karena kerapuhan dan kefanakan kita, kitapun jatuh dan melakukan lagi kesalahan dan dosa yang sama.

Setiap Rabu Abu saat kita menerima abu pasti mendengar kata-kata ini Bertobatlah dan percayalah kepada injil. Kata-kata ini akan terus terdengar sepanjang hidup kita, karena Tuhan menghendaki manusia selamat, meninggalkan kedosaan, melakukan pertobatan secara total dan kembali melekat kepada Allah. Bukan Tobat Lombok

Bapak /Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.

Bacaan yang kita dengar minggu ini, mengingatkan kita akan pertobatan yang total. Pada bacaan pertama nabi Yunus menubuatkan : Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka  yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya “ (Yun 3: 10). Pertobatan butuh kesadaran diri dan kebulatan tekad yang kuat dan bersegera berbalik kepada Allah. Disaat inilah Allah yang maharahim dan penuh kasih tidak akan meluapkan amarahNya dan tidak akan menjatuhkan hukumanNya, melainkan akan menyelamatkan kita.

Pada bacaan kedua, Rasul Paulus mengajak jemaat di Korintus untuk meninggalkan hal-hal duniawi, dan menyatu dengan Tuhan. Rasul Paulus mengatakan waktu telah singkat! (1 kor 7;29) ini menegaskan segera bertobat melepaskan hal-hal duniawi seperti  kesenangan, ketertarikan, keterikatan untuk segera menyatu dengan Tuhan. 

Demikian halnya dengan bacaan Injil yang kita dengar hari ini. Bacaan Injil hari ini dimulai dari kata-kata Yesus : “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Mrk 1:15).  

Melalui seruanNya Yesus telah mulai melaksanakan misiNya yaitu menyelematkan umat manusia. Keselamatan umat manusia hanya dapat dicapai jika umat manusia melakukan pertobatan secara total dan percaya pada Injil. Yesus dalam mewartakan kabar sukacita injil membutuhkan perpanjangan tangan, maka dipilihlah para murid yang sedang bekerja sebagai nelayan, bukan orang-orang pengangguran. Orang biasa dan sederhana, bukan seseorang yang punya kuasa, kedudukan dan pangkat. Yesus panggil mereka untuk misi pewartaan injil Allah  “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” (Mrk 1:17). Orang-orang biasa dipilih untuk melakukan tugas yang luar biasa.

Bapak /Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.

Kita sudah dibaptis dengan Roh Kudus. Dalam pembaptisan kita dipilih oleh Allah dan menerima tugas perutusan seperti halnya para murid Yesus, menjadi rekan dan partner kerja Yesus dalam melaksanakan misiNya yaitu menyerukan pertobatan dan memberitakan sukacita Injil. Masa pandemi ini adalah masa sulit bagi semua orang termasuk kita, tetapi Yesus butuh tenaga, pikiran, waktu kita untuk menjalankan misiNya, menjadi patnerNya. Pertanyaannya adalah bersediakah menjadi partner kerjaNya? Sekaranglah waktunya,  waktu pertobatan kita. Waktu untuk menjalankan misi pertobatan dan pemberitaan Injil. Kita mulai dari diri kita masing-masing. Mempertobatkan diri sendiri, dan menanamkan sukacita Injil dalam diri sendiri, barulan ke orang-orang disekitar kita. Istri/suami, anak-anak, suadara dekat, teman-teman dan akhirnya ke siapa saja yang kita jumpai. Setiap orang beriman akan terus-menerus mendengar panggilan dan ajakan pertobatan agar hidupnya semakin terarah dan berbalik arah seperti orang-orang NIniwe. Apapun keberadaan kita, kita semua mengalami kabar gembira dari Yesus dan bersedia membagikan itu dengan cara kita masing-masing.

Marilah kita siapkan jiwa kita untuk dibentuk, dirubah oleh terang Roh Kudus,  untuk menjadi rekan dan partnerNya yang taat dan setia, menjadi penjala-penjala manusia jaman now. Semoga orang lain dapat melihat terang Kristus di dalam jiwa kita sesuai dengan cara kita hidup, berbicara, bertindak dan kesaksian Injil yang penuh sukacita.

Berkah Dalem

Laurensia Moerdaninggar S

Lingk. St.Paulus

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.