RENUNGAN

Membangun Keluarga Yang Penuh Hikmat

Pesta Keluarga Kudus (27 Desember 2020)

Kej. 15:1-6; 21:1-3; Mzm. 105:1b-2,3-4,5-6,8-9; Ibr. 11:8,11-12,17-19; Luk. 2:22-40 atau Luk. 2:22,39-40.

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

“Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan” (Luk 2:22)

Bapak /ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.

Hari ini adalah Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf.  Pesta yang selalu kita rayakan setelah Hari Natal. Maka bacaan Injil yang kita dengar hari ini menampilkan Keluarga Kudus Nasaret, dimana Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Bait Allah untuk ditahirkan. Selain itu Yusuf dan Maria juga mempersembahkan korban yaitu  sepasang burung tekukuratau dua ekor anak burung merpati. Yusuf dan Maria melakukannya untuk memenuhi hukum Taurat Musa yang saat itu bagi bangsa Yahudi merupakan tuntunan supaya dengan usaha, perbuatan, dan kekuatannya, dapat hidup sesuai hukum Tuhan. “Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati” (Luk 2:22-24)

Dari peristiwa ini kiranya ada dua hal yang dapat kita ambil, yaitu :

Pertama, Yusuf dan Maria sebagai umat Yahudi menunjukkan bahwa mereka adalah keluarga yang taat dalam melaksanakan hukum taurat. Membawa Yesus ke Bait Allah untuk pentahiran karena sudah tiba waktunya.

Kedua, persembahan di Bait Allah menunjukkan bahwa Yusuf dan Maria menyadari dengan sepenuh hati bahwa Bait Allah adalah tempat kediaman Allah yang suci.

Ketaatan Yusuf dan Maria dalam menjalankan hukum taurat inilah yang mampu membawa Yesus tumbuh menjadi penuh hikmat.

Pada sisi lain, bacaan Injil yang kita dengar hari ini juga menguatkan iman kita akan Yesus Sang Mesias. Hal ini dapat kita lihat bagaimana reaksi Simeon, seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Setelah melihat dan menerima Yesus, Simeon berseru : “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” (Luk 22:29-32). Artinya Simeon melihat bahwa Yesus yang dibawa oleh Yusuf dan Maria ke Bait Allah adalah Sang Mesias yang dinanti-nantikan. Maka Simeon pun siap untuk menerima kematiannya dalam damai, karena telah melihat Sang Mesias.

Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.

Sebagai keluarga katolik, sudah layak dan sepantasnya kalau kita meneladan ketaatan Yusuf dan Maria dalam melaksanakan perintah Allah. Ketaatannya mampu menjadikan keluarga penuh hikmat. Maka sebagaimana Yusuf dan Maria dahulu menyerahkan Yesus kepada Tuhan, membawanya ke Bait Allah untuk pentahiran demikianlah seharusnya kita sebagai orangtua menyerahkan anak-anak kita dengan tulus hati, kepada Tuhan. Membawa anak-anak kita berdoa senantiasa sejak awal sampai akhir kehidupannya, supaya mereka melakukan kehendak Tuhan, melayani dan memuliakan Allah dengan pengabdian penuh. Menerimakan sakramen-sakramen kepada anak-anak kita (Pembaptisan, Ekaristi/Komuni Pertama, Penguatan/Krisma) tepat pada waktunya. Karena sakramen merupakan sarana kehadiran rahmat Allah. Selalu membawa anak-anak kita ke Gereja sebagaimana Yusuf dan Maria menyadari sepenuh hati bahwa Bait Allah adalah kediaman Allah yang suci, demikian pula kita menyadari sepenuh hati bahwa Gereja adalah tempat yang suci, yang pantas untuk mempersembahkan anak-anak kita.

Semoga kita pun juga dapat seperti Simeon, mampu melihat Yesus Sang Mesias dan menempatkan Yesus dalam setiap langkah hidup kita sehingga bila saatnya tiba kita dapat pergi dengan damai. Dan seperti halnya Yusuf dan Maria, kita mampu membawa keluarga kita dan anak-anak kita menuju keluarga-keluarga katolik yang penuh hikmat. Supaya seperti halnya Yesus, anak-anak kita dapat tumbuh menjadi lebih kuat dan penuh hikmat. Amin.

Berkah Dalem.

Yulius Supriyana

Lingk. St. Paulus

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.