Hari Minggu Adven III (13 Desember 2020)
Yes. 61:1-2a,10-11; MT Luk. 1:46-48,49-50,53-54; 1Tes. 5:16-24; Yoh. 1:6-8,19-28.
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” (Yoh 1:27)
Bapak /ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.

Bacaan Injil hari ini menampilkan Yohanes Pembaptis, utusan Allah. Datanglah seorang yang diutus Allah. (ay. 6) Ia utusan dari surga untuk memberi kesaksian tentang terang, yaitu Juru Selamat yang akan datang ke dunia. Tugas Yohanes mengarahkan orang-orang untuk bertobat agar pantas menerima Tuhan di dalam hidupnya. Hari ini kita juga diajak untuk belajar dari Yohanes Pembaptis, guna mempersiapkan diri untuk menyambut Sang Juru Selamat di hari natal nanti.
Siapakah Yohanes Pembaptis? Yohanes Pembaptis adalah peng-khotbah ulung. Lewat khotbahnya, ia telah menarik banyak orang datang untuk di-Baptis di sungai Yordan. Lewat khotbahnya Ia telah membawa banyak orang datang kepada Tuhan. Ia juga seorang pemberani, vocal, tegas, tanpa rasa takut menyampaikan kebenaran di depan umum. “Bertobatlah dan beri dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu”. (Luk 3:3) Dari keberaniannya ini, ia telah menarik perhatian para Imam di Yerusalem untuk menyelidiki dia: “Siapakah engkau?” (ay, 22) Maka, Yohanes menjelaskan; bahwa ia bukan Mesias, bukan Elia, bukan pula seorang Nabi yang akan datang. Lalu Yohanes memperkenalkan dirinya: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun. ‘Luruskanlah jalan Tuhan’ seperti yang telah dikatakan Nabi Yesaya. (ay, 23). Dari kesaksian Yohanes ini, ia telah menunjukkan sikapnya yang pemberani. jujur dan tebuka. Ia adalah seorang yang sungguh rendah hati. Seorang yang setia, penuh tanggung jawab terhadap tugas panggilannya. Dari sikap-sikapnya, dia telah menempatkan Tuhan di tempat yang tinggi.
Namun demikian, kesaksian Yohanes tentang dirinya ternyata menimbulkan pertanyaan di hati pendengarnya. Jika dia bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan seorang Nabi, mengapa dia membaptis?. Yohanes menegaskan, Baptis air yang dia lakukan merupakan tanda pertobatan. Allah akan mengampuni dosa-dosa orang yang menerima Baptis. (Mrk 1:4) Setelah memberikan kesaksian tentang dirinya, Yohanes menyampaikan kesaksian kepada para Imam tentang Dia yang telah hadir di tengah-tengah mereka. Dia-lah Sang Terang dari Surga. Yang harus ditinggikan, dimuliakan, dan disambut dengan rendah hati. (ay 27)
Bapak /ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.
Sikap Yohanes yang dinyatakan Injil hari ini, diharapkan juga ada dalam diri kita, sebagai wujud mempersiapkan diri untuk menerima Tuhan di hari natal nanti. Menyambut Tuhan tidak harus dengan kemewahan ataupun pesta pora, tetapi sambutlah Tuhan dengan rendah hati, dengan hati yang terbuka bersih, dengan hati yang polos jujur. Dan berani mengakui diri sendiri, bahwa kita bukanlah apa-apa di hadapan Tuhan, bahkan membuka kasut-Nya pun kita tidak pantas. Tuhan sendiri pun datang dengan keserhanaan. Ia datang di tempat sederhana, tidak ada pesta penyambutan. Kedatangan-Nya hanya disambut para gembala yang menjaga ternak gembalaannya di padang gurun. Dari kejadian ini, mau menggambarkan bahwa Tuhan lebih menginginkan disambut dengan keterbukaan hati yang sederhana. Maka, jadikanlah hati sederhana itu sebagai tempat Tuhan berkarya dalam hidup kita. Tempat terpancarnya terang kasih, terpancarnya kegembiraan bersama orang-orang di sekitar kita. Selamat mempersiapkan diri menyambut Tuhan hari ini dan di hari natal.
Tuhan memberkati kita. Berkah Dalem
DY. Chandra Heng
Lingk. St. Mikael
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu