Hari Minggu Adven I (29 November 2020)
Yes. 63:16b-17; 64:1,3b-8; Mzm. 80:2ac,3b,15-16,18-19; 1Kor. 1:3-9; Mrk. 13:33-37.
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.” (Mrk 13:33)
Bapak /ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.

Bacaan Injil hari ini yang diambil dari kitab Markus 13:33-37, menjadi penutup dari pengajaran Yesus tentang akhir zaman. Yesus mengajarkan dengan perumpamaan tentang tuan rumah yang akan berpergian dan meningalkan hamba-hambanya dengan tugasnya masing-masing dan penunggu pintu supaya berjaga-jaga (Mrk 13.34).
Pesan pemilik rumah sangat jelas yaitu untuk berjaga-jaga, karena yang punya rumah tidak memberi tahu secara pasti kapan dia akan pulang. Harapannya agar nanti ketika ia pulang, didapatinya penjaga yang siap membukakan pintu dan isi rumah serta semua pekerjaan yang ditinggalkan didapati sudah terselesaikan dengan baik.
Tugas yang diberikan pemilik rumah kepada hamba-hambanya dalam perumpamaan ini sama seperti tugas yang kita emban dalam hidup kita di dunia ini. Tugas yang pada saatnya nanti harus kita pertangung-jawabkan kepada Tuhan sebagai pemilik rumahnya.
Yang pertama tugas sebagai hamba untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rumah. Ini merupakan tugas duniawi yang telah Tuhan percayakan kepada kita. Banyak hal yang sudah diberikan Tuhan kepada kita, mulai dari kehidupan yang masih kita nikmati saat ini, kemudian keluarga kita, pekerjaan kita, pelayanan kita dan masih banyak hal lagi. Kita sudah dipercaya dan diserahi dengan tugas yang masing-masing tidak sama. Ada yang dipercayakan untuk merawat anak, menjadi pegawai, menjadi guru, menjadi pengusaha, menjadi pengurus gereja, menjadi pastor dan masih banyak tugas lainya lagi. Ada yang dipercayai dengan kesuksesan atau keberhasilan dan ada yang dilimpahi dengan kekayaan. Namun ada juga yang biasa-biasa saja bahkan ada yang mengalami kegagalan atau serba kekurangan dalam hidupnya. Semua itu adalah tugas yang sudah Tuhan percayakan kepada kita.
Tugas yang kedua adalah menjaga pintu. Agar pekerjaan rumah atau tugas duniawi kita bisa diselesaikan dengan baik harus ada yang “menjaga pintu” yaitu iman kita. Tuhan tidak membiarkan kita tersesat dengan memakai cara-cara kita sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan duniawi. Tuhan telah menyertakan kepada kita iman yang akan menuntun hidup kita untuk melakukannya dengan cara-cara yang benar seturut teladan Yesus Kristus. Iman ini yang mengingatkan agar kita selalu berbuat baik, jujur, adil, tidak menyakiti orang lain, tidak korupsi dan menjadi penjaga pintu hati kita. Iman ini pula yang akan selalu mengajak kita untuk bisa mensyukuri apapun kondisi yang sedang kita hadapi. Tugas menyelesaikan pekerjaan rumah dan menjaga pintu, tugas duniawi dan tugas imani adalah satu kesatuan tugas yang tidak dapat dipisahkan.
Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.
Mengutip tulisan Ronggo Warsito (1802-1873) seorang pujangga dari keraton Surakarta, yang menuliskan dalam Serat Kalatidha demikian, “… begja-begjaning kang lali, luwih begja kang eling lan waspada.” Kiranya bisa mengingatkan kita untuk berjaga-jaga menanti kedatangan Tuhan dengan sikap “eling lan waspada (waspodo).”
“Eling” atau ingat kepada yang diatas yakni Tuhan. Ingat bahwa Tuhan yang telah menciptakan kita dan juga telah memberikan segala sesuatu yang kita butuhkan selama hidup kita di dunia ini. Kita mesti ingat yang kita miliki saat ini hanyalah titipan dari Tuhan. Dan bisa diambil sewaktu-waktu kapanpun Dia menghendaki. Hendaknyalah kita selalu menyertakan Tuhan dalam setiap melangkah.
“Waspodo” adalah berhati-hati dalam menjalani hidup di dunia ini. Tidak memburu nafsu kesenangan pribadi atau duniawi semata. Di dalam ilmu yang kita miliki ada tangung-jawab untuk mencerahkan kehidupan agar kita tidak sombong. Di dalam harta yang kita punyai ada tangung-jawab untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan agar kita tidak menjadi rakus. Di dalam keterbatasan dan kekurangan hidup kita, tidak ada alasan untuk tidak bisa bersyukur.
Meskipun untuk “eling lan waspodo” itu “rekoso” atau tidak mudah, tetapi pada saatnya nanti merekalah yang akan menerima “bedjo.” Karena hamba-hamba yang “eling lan waspodo”-lah yang telah berjaga-jaga dengan cara yang benar di dalam menanti kedatangan Sang Juru Selamat Yesus Kristus.
Berkah Dalem.
Marcellinus Beny Santoso
Lingk. St. Yoh-Paulus II
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu