Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam (22 November 2020)
Yeh. 34:11-12,15-17; Mzm. 23:1-2a,2b-3,5-6; 1Kor. 15:20-26,28; Mat. 25:31-46.
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Mat. 25:40)
Bapak /ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.
Hari ini adalah Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Tuhan Yesus sebagai raja tidak seperti raja pada umumnya yang mempunyai keterbatasan wilayah, yang selalu ingin disanjung, dihormati dan kadang menggunakan kekuasaan untuk berbuat sekehendak hati. Tetapi Tuhan Yesus sebagai raja yang menguasai semesta alam, yang mengibaratkan kita sebagai domba dan Dia sebagai gembala, yang akan memberikan kita kecukupan, yang akan menjaga keselamatan kita. Tuhan yang menggembalakan kita dengan penuh kasih.

Dalam bacaan hari ini jelas tergambar bahwa pada akhir zaman, putra Allah yang lahir dan hidup dalam kesederhanaan, yang dihina, dicerca disalibkan akan datang sebagai Hakim Agung. Hakim yang akan memberikan kehidupan kekal bagi mereka yang telah melakukan kabaikan yang bertujuan untuk kemuliaan Allah. Hakim yang akan menempatkan mereka ke dalam neraka bagi orang yang tidak pernah melakukan apa yang Tuhan kehendaki. “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing.” (Mat 25:31-32)
Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.
Kadang kita melakukan kabaikan dengan tujuan tertentu atau mengharapkan sesuatu. Kadang tidak kita sadari kita sering menyepelekan, mengabaikan, menghina atau menindas yang lemah. Contoh sederhana, jika kita mendapat undangan dari orang kaya dan orang miskin tentu kita akan memberikan perlakuan yang berbeda. Kepada orang kaya yang mengundang kita, kita akan mempersiapkan diri sedemikian rupa dan memberikan sumbangan yang banyak, tapi kepada orang miskin yang mengundang kita, kita akan datang seadanya dan memberikan sumbangan yang lebih sedikit.
Lalu kebaikan apa yang Tuhan Yesus kehendaki? Tuhan Yesus dengan tegas menghendaki kita harus memberi makan pada orang lapar, memberi minum pada orang haus, memberi tumpangan pada orang asing, memberi pakaian pada orang telanjang, melawat yang sakit (bdk Mat 25 :36-37). Semua itu adalah manifestasi dari kasih. Kasih akan mewujudkan kepekaan dan tindakan nyata. Tuhan Yesus menegaskan “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukan untuk Aku. (Mat 25:40)
Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.
Merenungkan bacaan hari saya teringat ketika saya akan mencari rumah dengan keterbatas dana. Suami mulai mencari dari internet dan menemukan rumah yang cukup untuk kantong kami. Suamipun lalu menghubungi orang yang menawarkan dan kamipun mendatangi lokasi. Ternyata tempatnya jauh dari jalan raya, jauh dari angkutan umum. Waktu kami sedang melihat-lihat rumah tiba-tiba ada pemulung lewat dia berhenti dihadapan kami, pemulung itu jelek, cacat dan kotor menyapa saya. “Mau beli rumah bu?”. Saya menoleh tersenyum dn menjawab ramah : “Iya…lagi lihat-lihat saja, sudah dapat barang banyak bu?”. “Lumayan, mari bu”, jawab pemulung itu sambil berlalu dan meninggalkan kami. Kamipun juga segera meninggalkan tempat tersebut.
Tidak tau kenapa kami kok muter-muter untuk cari arah ke jalan raya. Setelah ketemu tiba-tiba saya melihat si ibu pemulung lagi istirahat sambil melihat-lihat barang-barang yang dia pungut. Ketika melihat spontan saya bilang ke suami : “Stop pa”. Mobil suami berhenti. Saya buka jendela dan melambaikan tangan kearah ibu pemulung. Ibu pemulung itupun mendekat. Saya ambil uang 20.000 dan saya berikan. Ibu pemulung nampak bahagia dan mengucapkan untaian doa untuk kami. Kami permisi setelah mengucapkan terimakasih dan mengamini doanya.
Baru beberapa meter kami jalan, ada telepon masuk dari perantara rumah yang tadi saya lihat. Dia bilang ada rumah lain dan mempersilahkan kami untuk melihat. Kamipun langsung melihat dan tidak butuh waktu lama langsung sepakat harga. Sampai dikontrakan saya teringat ibu pemulung tadi dan saya berseru pada Tuhan : “Tuhan terimakasih Engkau memampukan kami untuk melihat Engkau dalam diri ibu pemulung dan Engkau memberikan kami rumah.”
Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.
Setiap pengalaman hidup kita, sekecil apapun jika kita selalu memandangnya dengan kaca mata iman, maka selalu mengarahkan dan mendekatkan kita pada Tuhan.
Marilah kita berdoa dan memohon pada Tuhan. Tuhan yang penuh kasih, ampuni semua dosa kami bila selama ini kami kurang bersyukur dan sering mengabaikan kehadiranmu dalam diri orang lemah. Mampukan kami untuk mewujudkan kasih dalam hidup sehari-hari, mencintai sesama kami dan mencintai alam ciptaanMu. Amin.
Berkah Dalem.
Melania Moertrini
Lingk. St. Paulus/Pewarta CFM Sanyos
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu