Hari Raya Semua Orang Kudus (1 November 2020)
Why. 7:2-4,9-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; 1Yoh. 3:1-3; Mat. 5:1-12a.
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat 5:10)
Bapak/Ibu, Saudara/i sahabat Yesus terkasih.
Bacaan Injil yang kita dengar hari ini menampilkan Khotbah Yesus di bukit. Dalam khotbah-Nya di bukit Yesus menyampaikan atau mengajarkan kepada banyak orang yang mendengarkannya tentang prinsip-prinsip kebenaran Allah. Kebenaran bahwa hidup orang Kristen harus dilandasi dengan iman kepada Kristus dan Kuasa Roh Kudus harus ditinggal di dalam dirinya. Demikian halnya dengan pengajaran Yesus dalam injil hari ini yaitu tentang ucapan bahagia yang sering kita sebut dengan Sabda Bahagia. Dari 12 ayat yang kita dengar sembilan ayat selalu dimulai dengan kata “Berbahagialah” (ayat 3 s.d. 11) dan 1 ayat lebih tegas lagi dimulai dengan kata “Bersukacita dan bergembiralah” (ayat 12).
Semua ayat itu jika kita pikir dengan logika dan akal pikiran kita, bertentangan dengan pikirkan kita. Tetapi justru disinilah Yesus menghendaki agar kita sebagai pengikut-Nya juga mau merasakan kehinaan, dicaci, dimaki bahkan dianiaya karena mewartakan kebenaran. Dan itu semua sudah dialami Yesus dengan cara merendahkan diri bahkan rela mati tergantung di kayu salib. (Dalam tradisi Yahudi, disalib adalah hal yang paling hina).
Bapak/Ibu/Saudara/i sahabat Yesus terkasih.
Dalam permenungan saya, setelah membaca Injil hari ini saya tertarik dengan ayat 10 “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga”. Kalau dinalar secara manusia atau dengan akal kita, maka kemungkinan akan keluar kata atau pikiran kita “Lho kok bisa? Yo remuk to.. harus dibales itu. Kan kita benar”. Dan mungkin juga kata-kata tersebut kita ucapkan dengan penuh emosional. Namun setelah saya renungkan ayat ini sungguh menguatkan iman saya, dan juga pasangan hidup saya.

Sebuah pengalaman iman yang saya alami dalam perjalanan hidup berkeluarga dimana saya hidup bersama istri dari keluarga non katolik. Dengan nama baptis yang saya pakai pasti orang tau bahwa saya adalah orang Kristen. Istri saya akhirnya mengikuti saya menjadi Katolik. Dalam pergumulan di keluarga besar, ada yang suka dan tidak suka istri saya menjadi Katolik. Disitulah saya merasakan dianiaya, dicemooh lewat kata-kata bahkan perilaku. Tetapi disitu pulalah iman kami tumbuh. Kami terus menahan diri untuk tidak membalas dengan cemooh, dengan caci-maki, tetapi terus berdoa dan berupaya supaya perbuatan kami, tingkah laku kami, dan perkataan kami selaras dengan kehendak Tuhan yaitu mengasihi. Butuh waktu yang tidak singkat untuk terus bertahan dan berupaya demikian. Akhirnya “indah pada waktunya’, kini kami boleh mencicipi dan merasakan Kerajaan Allah didalam hati kami, di dalam keluarga kami. Rasanya ada kepenuhan sukacita yang luar biasa. Itu semua ada karena oleh belas kasih Allah kepada keluarga kami.
Bapak/Ibu/Saudara/i sahabat Yesus terkasih.
Marilah kita refleksikan Sabda Yesus hari ini dalam kehidupan kita masing-masing. Mampukah kita memiskinkan diri dihadapan Allah? Miskin di hadapan Allah berarti kita berani menyandarkan dan mengandalkan Allah, bukan mengandalkan dan menyandarkan hidup kita dengan hal-hal duniawi ini, entah harta benda, pangkat atau jabatan. Miskin di hadapan Allah juga berarti tidak menyombongkan harta, pangkat dan jabatan yang dipercayakan Allah kepada kita, sehingga kita dijauhkan dari kesombongan, dan didekatkan dengan kerendahan hati dan kelembutan hati.
Semoga kita selalu haus dan lapar akan kebenaran. Semoga kita selalu dapat bermurah hati, dan mampu membawa damai bagi siapa saja. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah sudah siap dan mampukah kita menanggung segala cacimaki, cemooh, bahkan dianiaya karena kebenaran. Karena mewartakan kebenaran akan Allah?
Marilah berdoa, ya Allah mampukan kami ikut mewartakan Kerajaan Surga dalam kehidupan kami, lewat pikiran, tutur kata dan perilaku yang selaras dengan kehendak-Mu. Amin.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.
Berkah Dalem
Yohanes Suwasno
Lingk. St. Agustinus
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu