
MOTTO LINGKUNGAN
“ TEKUN DALAM DOA SETIA DALAM KASIH “

VISI
Lingkungan Santo Antonius Padua Stasi Santo Lukas Sokaraja Paroki Santo Yosep Purwokerto adalah persekutuan Umat Beriman Katolik yang terpanggil untuk senantiasa saling membangun kehidupan spiritual dan kehidupan sosial menuju terwujudnya paguyuban yang semakin menampakkan Kasih Allah di muka bumi.
BERDIRI
13 Juni 2019 dengan nama santo pelindung : Santo Antonius Padua
Peryaan Santo Pelindung : 13 Juni
Sekretariat : Griya Karen Indah 2 Blok D-3 Sokaraja
SUSUNAN PENGURUS LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA TAHUN 2019-2022
Berdasarkan Surat Keputusan Pastor Paroki Santo Yosep Purwokerto nomor : 14/SK-DPP/2019 tanggal 13 Juni 2019 tentang pengangkatan Pengurus Lingkungan Santo Antonius Padua Stasi Santo Lukas Sokaraja Paroki Santo Yosep Purwokerto Masa Pelayanan 2019-2022, sebagai berikut :
Ketua I : Antonius Sugiyatno
Sekertaris : Yohanes Rasul Jayus Budi Utomo
Bendahara I : Theresia Yenny
Bendahara II : Gregorius Susanto
Koordinator Blok 1 : Yoseph Bunyamin
Koordinator Blok 2 : Emanuela Hapsari Rahayu
Tim Kerja Liturgi : 1. Petrus Parwoto
2. Yudith Sri Wahyuni
3. Yuliana Ratih Widhiarti
Tim Kerja Sosial : 1. Agnes Yeni Supriyati
2. Brigitha Monica Eniyati
3. Agatha Kethru
4. Ignatius Gunawan
5. Nurlinda
6. Santi Agustina Hasugian
7. Veronika Frida Nila WestriYuniaji
WILAYAH LINGKUNGAN
Secara geografis, wilayah Lingkungan Santo Antonius Padua berbatasan dengan Lingkungan Santo Yakobus (sebelah utara), Lingkungan Santa Maria Lukas Sokaraja (sebelah selatan), Lingungan Santo Yohane Paulus II dan Paroki Santo Agustinus Purbalingga (sebelah timur), dan Lingkungan Santo Yosafat (sebelah barat).
Secara Pemerintahan, wilayah Lingkungan Santo Agustinus meliputi dua kecamatan yaitu Kecamatan Sokaraja dan Kecamatan Kalibagor.
a. Kecamatan Sokaraja yang meliputi 9 desa yaitu : Sokaraja Wetan, Sokaraja Lor, Kedondong, Lemberang, Klahang, Karangduren, Jompo Kulon, Banjarsari Kidul, dan Banjaranyar.
b. Kecamatan Kalibagor, meliputi 4 desa yaitu : Petir, Kalicupak Lor, Kalicupak Kidul, dan Kalisogra.
DATA UMAT
Jumlah Kepala Keluarga ada 49 (142 jiwa) yang terdiri dari laki-laki 73 jiwa dan perempuan 69 jiwa. Dibagi dalam dua blok yaitu Blok I dan Blok II. Blok-I terdiri dari 26 KK (65 jiwa), dengan rincian : laki-laki 33 jiwa dan perempuan 32 jiwa. Blok-II terdiri dari 23 KK (77 jiwa), dengan rincian : laki-laki 40 jiwa dan perempuan 37 jiwa. Dari jumlah tersebut terdapat 20 Orang Muda Katolik (OMK) dan 16 anak-anak (PIA/PIR)
Kehidupan Sosial Ekonomi meliputi Wiraswasta, Karyawan Swasta, Pensiunan, Dokter, Guru, TNI, POLRI, Purnawirawan, Dosen dan Pelajar/Mahasiswa.
PROGRAM KEGIATAN
1. Kegiatan Rutin.
a. Tugas Koor, Lektor dan Pemazmur di Gereja Stasi St. Lukas Sokaraja Paroki St. Yosep Purwokerto.
b. Kegiatan Tahun Liturgi, seperti : Pendalaman APP, Bulan Kitab Suci Nasional, Adven dan Rosario.
c. Iuran warga untuk kas kegiatan lingkungan
d. Beberapa warga umat terlibat dalam anggota Dewan Pastoral Stasi (Margaretha Tri Rahayu), Pengurus Kategorial (WK) dan Prodiakon.
e. Doa dan Kunjungan untuk umat yang sakit dan melahirkan.
2. Kegiatan Jangka Menengah dan Jangka Panjang yang meliputi kegiatan lima Bidang Gereja :
a. Kerygma :Pendalaman Iman Adven, APP, BKSN.
b. Liturgia : Tugas Koor.
c. Koinonia : –
d. Diakonia : –
e. Martyria : –
PROSES PANJANG LAHIRNYA LINGKUNGAN BARU
Pada hari Kamis, 13 Juni 2019 dilaksanakan peresmian lingkungan baru, Santo Antonius Padua, Stasi Sokaraja. Sekaligus dilantik pengurus perdana dalam perayaan ekaristi yang dipimpin oleh RD. Valentinus Sumanto Winata.

Perayaan ekaristi dilaksanakan di rumah di Rumah Bpk. Antonius Koeswanto, Desa Klahang, Kecamatan Sokaraja, Banyumas. Dihadiri oleh 110 orang terdiri dari 98 dewasa dan 12 anak-anak, perayaan ekaristi berlangsung khidmat dan lancar. Turut hadir pula pengurus DPP Harian, tim kerja Teritorial DPP St. Yosep, frater, suster, Dewan Pastoral Stasi Sokaraja, Ketua lingkungan St. Maria Sokaraja dan Ketua lingkungan Yohanes Paulus II Kalibagor.
Syukur pada Allah, setelah melalui proses yang panjang lingkungan baru ini terbentuk sebagai hasil pemekaran dari lingkungan St. Maria Sokaraja. Beberapa kali pertemuan diadakan di paroki maupun di lingkungan induk untuk mematangkan rencana pemekaran. Bahkan jauh sebelumnya telah muncul wacana diadakannya pemekaran mengingat lingkungan St. Maria Sokaraja sudah terlalu banyak anggotanya. Sayangnya, wacana itu belum sempat ditindaklanjuti secara serius karena masih banyak pro kontra di tengah umat maupun pengurus lingkungan.
Sebelum dimekarkan, menurut data sensus umat per Oktober 2018 lingkungan St. Maria Sokaraja memiliki 72 KK dengan jumlah jiwa 227 yang terdiri dari 110 perempuan dan 117 laki-laki. Jumlah sebanyak itu menjadikan lingkungan St. Maria Sokaraja salah satu dari 5 lingkungan di paroki St. Yosep yang jumlah umatnya lebih dari 150 orang. 4 lingkungan lainnya adalah lingkungan Santa Maria, Santa Lucia, Santo Stefanus dan Santo Paulus. Meskipun lingkungan St. Maria Sokaraja sudah dibagi menjadi 4 blok, namun tingkat partisipasi umat dalam kegiatan lingkungan masih tergolong rendah (di bawah 10%). Oleh karena itu, dalam rangka pemberdayaan umat, Dewan Pastoral Paroki St. Yosep menetapkan program penataan lingkungan. Jumlah umat lingkungan yang terlalu banyak memang tidak ideal karena pelayanan (pengurus) kepada umat dan keterlibatan umat dalam kegiatan lingkungan menjadi tidak optimal.

Dalam beberapa kali rapat di tingkat Paroki, tim kerja teritorial mengundang para pengurus lingkungan untuk membahas program penataan lingkungan. Dalam rapat di hari Selasa, 18 Desember 2018 yang juga dihadiri oleh pengurus lingkungan St. Maria Sokaraja (Pak Pomo Subagyo, Pak Herman dan Ibu Lili) diputuskan bahwa lingkungan St. Maria Sokaraja termasuk yang harus dimekarkan atau disiapkan untuk melahirkan lingkungan baru. Tujuannya tentu agar umat semakin berdaya, makin banyak yang berpartisipasi aktif dan pelayanan dari pengurusnya menjadi lebih optimal.
Menindaklanjuti hasil rapat tersebut, pengurus lingkungan St. Maria Sokaraja membahas dengan serius hal-hal penting yang harus disiapkan untuk proses pemekaran. Antara lain dilihat kembali data umat secara lebih detil, personalia dan potensi umat, tingkat partisipasi, keadaan sosial ekonomi dan kondisi geografis.

Akhirnya dalam rapat Tim Penataan Lingkungan tanggal 10 Januari 2019 pengurus lingkungan St. Maria Sokaraja menyampaikan kesiapannya untuk dimekarkan menjadi 2 lingkungan. Diusulkan blok IV dan sebagian umat di blok I menjadi lingkungan baru, beserta batas wilayahnya.
Sebelum pemekaran lingkungan, umat di blok IV (Griya Karen Indah 1, 2 dan 3) terdiri dari 18 KK dengan 62 jiwa. Memang ada pro dan kontra di kalangan umat ketika rencana pemekaran disampaikan oleh pengurus lingkungan. Muncul pula berbagai kekhawatiran di tengah umat, antara lain apakah mampu menjadi lingkungan sendiri, siapa nanti yang bersedia menjadi ketua dan siapa pengurus-pengurus lingkungannya.
Mantap Melangkah
Meski ada pro kontra dan kekhawatiran namun karena pertimbangan yang lebih penting dan bermanfaat, rencana pemekaran lingkungan tetap mantap dilaksanakan. Pada hari Minggu, 13 Januari 2019 seusai misa, bertempat di Aula Gereja Stasi Sokaraja umat dari Blok IV dan sebagian Blok I sepakat mengadakan pemilihan Ketua Lingkungan dan nama Santo/Santa Pelindung lingkungan.
Sebelumnya sempat diusulkan oleh Pak Pomo Subagyo dan Pak Herman bahwa ketua Blok IV yakni Bpk Antonius Sugiyatno (yang menggantikan Bpk. Antonius Fitz Johan Suparto) langsung menjadi ketua lingkungan yang baru. Tetapi, Bpk Antonius Sugiyatno keberatan. Dia mengusulkan supaya umat yang memilih sendiri siapa ketua yang diinginkan dengan 2 alternatif cara. Yang pertama, umat bebas memilih langsung siapa saja yang dikehendaki untuk menjadi ketua lingkungan. Yang kedua, pengurus menetapkan 3 nama calon ketua dan umat memilih salah satu dari ketiga calon tersebut.
Akhirnya disepakati alternatif kedua, umat memilih salah satu dari 3 kandidat yang telah ditetapkan, yakni Gregorius Susanto, Yohanes Jayus Rasul Budi Utomo dan Antonius Sugiyatno. Akhirnya terpilihlah Ketua Lingkungan yang baru : Antonius Sugiyatno.
Kemudian dilanjutkan pemilihan Nama Santo/Santa Pelindung Lingkungan. Sebelumnya diajukan 9 nama Santo/Santa Pelindung Lingkungan : St. Paskalis, St. Agustinus, St. Gabriel, St. Rafael, St. Kristoforus, St. Albertus Agung, St. Antonius Padua, Sta. Agnes dan St. Laurentius. Umat memilih nama yang dikehendaki secara tertulis. Setelah dilakukan penghitungan, ternyata yang terbanyak dipilih adalah Santo Antonius Padua. Santo Antonius Padua yang secara liturgis diperingati setiap tanggal 13 Juni terkenal sebagai Santo Pelindung barang-barang yang hilang. Seorang imam Fransiskan, pengkotbah ulung, banyak orang datang untuk dengarkan kotbahnya.
Pada rapat ketiga Tim Penataan Lingkungan 28 Januari 2019 di Ruang Padmowidjoyo Paroki Sanyos ditetapkan peta teritorial dan batas wilayah lingkungan St. Antonius Padua. Hasil rapat ini menjadi dasar untuk pembagian blok di Lingkungan Santo Antonius Padua, yakni menjadi 2 blok. Blok 1 dengan batas sebelah Utara Sungai Pelus terdiri dari umat yang berada di Jl. Imam Bonjol, Jl. Jend Suprapto, Ds. Sokaraja Lor, Ds. Karang Gedang, Ds. Sokaraja Wetan, Ds. Sokaraja Lor, Ds. Kedondong dan Ds. Kali Cupak Kidul. Jumlah kepala keluarga 26 KK dengan 65 jiwa. Sedangkan Blok 2 meliputi Griya Karen Indah 1, 2 dan 3 yang memiliki 18 KK dengan 62 jiwa. Minggu, 3 Februari 2019 dengan tekad bulat kami memberanikan diri mengadakan rapat pembentukan pengurus lingkungan.
Tantangan Awal
Walaupun belum dilantik, pengurus mengikuti dinamika paroki yang sedang berjalan, yakni penyusunan program kegiatan tahun 2019. Sambil belajar berorganisasi, kami mulai melaksanan program dan kegiatan yang telah disusun. Tantangan pertama yang harus dihadapi pengurus adalah mengerahkan umat untuk mengikuti program dan kegiatan yang ditetapkan paroki Sanyos di bulan Maret dan April. Ada kegiatan novena Santo Yosep, Jalan Sehat HUT ke 55 Paroki, dan seminar Katolisitas di PaschalisHall. Novena St. Yosep dapat terselenggara dengan lancar meski mengambil tempat di gereja stasi.

Yang paling berkesan adalah keputusan untuk ikut memeriahkan Jalan Sehat HUT ke 55 Paroki Sanyos (28 April 2019) dengan mengirimkan tim lomba kostum dan yel-yel. Dengan gerak cepat di waktu yang sudah mepet, ketua lingkungan mengumpulkan umat dan membentuk 1 tim lomba kostum dan yel-yel pada Jumat malam, 26 April 2019. Tim yang beranggotakan 10 orang langsung mengadakan latihan di gereja Stasi malam itu juga. Ketua lingkungan memberi motivasi dan mengingatkan tim bahwa dalam suatu lomba janganlah mencari juara akan tetapi tampilkan yang terbaik serta jaga kekompakan. Puji Tuhan, akhirnya “Tim Padua Hu Ha.. Hu Ha..” mendapatkan Juara II Lomba Kostum dan Yel-Yel. Inilah hadiah perdana bagi lingkungan kami yang baru lahir dan belum diresmikan. Kemudian even yang tidak kalah pentingnya adalah melibatkan umat untuk mengikuti Seminar Katolisitas bertema “Aku Bangga Menjadi Katolik” dengan narasumber Mgr. Christophorus Tri Harsono Uskup Keuskupan Purwokerto. Lingkungan St. Antonius Padua yang mendapat jatah dari paroki sebanyak 10 orang, dapat memenuhinya. Serunya, setelah tim lomba Kostum dan Yel-yel sampai di garis finish, kami langsung bergegas meninggalkan halaman kelurahan Purwokerto Wetan untuk menuju PaschalisHall. Kami sempat bersih diri dan berganti pakaian di kamar mandi yang ada di paroki Sanyos. Sebelum acara seminar dimulai, kami sudah berada di lokasi dan siap mengikuti acara tersebut.
Luar Biasa Kuasa Tuhan Bagi Umat
Tibalah saatnya menghadapi kegiatan Misa Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus Lingkungan Santo Antonius Padua. Setelah doa rosario di Rumah Bpk. Yohanes Rasul Jayus Budi Utomo (Minggu, 5 Mei 2019), umat lingkungan mengadakan rembuk bersama tentang rencana kegiatan Misa Peresmian Lingkungan dan Pelantikan Pengurus. Salah satu hasil rembuk adalah penentuan tempat kegiatan yaitu di Rumah Bpk. Antonius Koeswanto, Ds. KlahangSokaraja. Kemudian pada hari Minggu, 9 Juni 2019 segenap pengurus mengadakan rapat pleno di Rumah Bpk. Antonius Koeswanto dengan pembahasan pemantapan dan pengaturan awal di lokasi acara.
Tonggak sejarah sudah tertanam dan lembaran baru tertulis dengan tinta emas bahwa kegiatan Misa Peresmian Lingkungan Santo Antonius Padua dan Pelantikan Pengurusnya terlaksana tepat pada Pesta Pelindung Lingkungan, yakni 13 Juni 2019. Rangkaian acara misa dan ramah tamah dapat berjalan dengan khidmat, lancar penuh sukacita dan kehangatan persaudaraan. Sungguh luar biasa kuasa Tuhan bagi kami. Dalam misa, sesaat sebelum dilantik, kami mengikrarkan janji. “Di hadapan Allah serta seluruh umat, kami berjanji dengan tulus hati akan menunaikan tugas kami sebagai pengurus gereja, selaras dengan kemampuan yang ada pada kami, yang telah kami terima dari Tuhan. Kami akan menyumbangkan waktu dan tenaga kami demi kesejahteraan dan perkembangan umat Allah di sini. Karena itu, kami akan menjalankan tugas kami dengan penuh tanggung jawab.”
Di akhir misa, sebelum berkat perutusan, Bpk. Yohanes Supriyanto (koordinator tim kerja Teritorial DPP Sanyos) memberikan sambutan singkat. Disampaikannya ucapan selamat atas lahirnya lingkungan Santo Antonius Padua, sebagai hasil dari program pemekaran lingkungan. Semoga segenap pengurus dapat bekerja sama dengan baik untuk memuliakan nama Tuhan, siap bekerja di ladang Tuhan dan siap diutus menjadi berkat bagi umat dan masyarakat. Diharapkan pula umat dapat semakin bertumbuh dalam iman dan makin guyub.

Masakah Nusantara
Setelah misa, segenap pengurus lingkungan yang baru dilantik foto bersama Romo Manto. Umat dan para hadirin kemudian dipersilakan menikmati hidangan yang bernuansa kebinekaan. Sebelumnya ketua lingkungan mempunyai ide agar umat menyajikan hasil “masakan nusantara” mengingat keadaan umat yang berasal dari berbagai daerah dan suku di Indonesia. Selain itu kami juga menyelaraskan kegiatan dengan tema HUT Ke-55 Paroki Sanyos “KITA BINEKA, KITA PANCASILA, KITA INDONESIA”. Alhasil, “Masakan Nusantara” dapat tersaji dengan menu “papeda” (masakan khas Ambon yang diolah dari bahan dasar sagu) oleh Ibu Christina Maria Suri. Juga terhidang “tinutuan” atau bubur Manado oleh Ibu Nurlinda (asli Toraja). Tak kalah nikmat, masakan dan minuman khas Medan disajikan oleh Ibu Santi Agustina Hasugian.
Sebelum disantap bersama, Ketua Lingkungan dan Bpk. Suparmin menjelaskan berbagai kekhasan Masakan Nusantara tersebut. Secara khusus diperagakan cara makan “papeda” karena banyak umat belum mengetahui cara menyantapnya secara benar. Papeda yang seperti bubur ini cukup kental, licin dan biasa disajikan dengan kuah ikan ini tidak bisa disantap menggunakan sendok atau garpu melainkan harus disruput atau dihisap. Satu persatu tamu undangan dan umat mulai mencicipi semua makanan yang telah dihidangkan. Sambil bercengkerama, semua yang hadir terlihat menikmati makanan nusantara tersebut. Tak terasa, waktu terus berjalan hingga jarum jam menunjukkan pukul 21:35 WIB. Romo, tamu undangan dan umat mulai berpamitan untuk kembali ke tempat masing-masing
KETELADANAN HIDUP SANTO ANTONIUS PADUA
Per AntoniumadJesum, “melalui Antonius menuju Yesus”, adalah gambaran peran Santo Antonius Padua yang ditunjukkan oleh Paus Pius XI pada 1931 saat memperingati 700 tahun wafatnya orang kudus dari Padua ini. St. Antonius Padua menjadi teladan keutamaan dan kesucian, serta perantara doa bagi kita kepada Allah. Dia dikenal sebagai penyembuh bagi mereka yang sakit, pelindung untuk pemulihan barang yang hilang, pengkotbah yang ulung, pembuat mukjizat, pelindung bagi mereka yang jatuh cinta dan penolong bagi mereka yang mencari jodoh.
KEPRIHATINAN
Umat di Lingkungan St. Antonius Padua apabila dilihat di atas kertas memiliki jumlah jiwa yang cukup banyak, namun keterlibatan di setiap kegiatanmasih sangat kurang (masih perlu ditingkatkan), minimnya orang muda terlibat aktif di dalam kegiatan lingkungan, hal ini dikarenakan ada beberapa yang menempuh belajar dan bekerja di luar kota, letak geografis yang luas.
- Partisipasi umat dalam berkegiatan yang masih kecil
Dari total warga lingkungan yang terdaftar hanya sekitar 24,64% yang aktif mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan, terlebih lagi dari sejumlah kecil yang aktif itu mayoritas adalah para ibu, sedangkan peran aktif para bapak begitu minim. Hal ini dikarenakan saat ini warga masih kurang kesadaran untuk berkumpul dan bersekutu dengan umat seiman. Kegiatan-kegiatan yang berjalan selama ini, yang kebanyakan adalah program kerja dari DPP, hanya di hadiri oleh orang yang itu-itu saja.
- Minimnya orang muda terlibat aktif di dalam kegiatan lingkungan
Lingkungan Santo Antonius Padua sebagai Paguyuban Umat Beriman Katolik seyogyanya adalah wadah untuk berinteraksi dan bertumbuh dalam iman bagi semua umat katolik yang ada di lingkungan, tak terkecuali anak-anak dan orang muda. Namun saat ini keterlibatan anak-anak dan orang muda begitu minim, sedangkan kelangsungan paguyuban ke depan kuncinya adalah juga pada pembinaan iman dan interaksi antar umat sedari dini.
- Letak geografis yang luas
Tidak dipungkiri bahwa luas area Lingkungan Santo Antonius Padua yang cukup besar akhirnya secara alami terbentuk pemetaan umat berdasarkan blok dimana umat itu tinggal. Saat ini ada setidaknya 2 (dua) blok. Hal ini terkadang menjadi penghambat bagi umat untuk datang menghadiri kegiatan yang berlokasi di luar blok di mana umat tersebut tinggal, terutama bagi umat yang lanjut usia dan umat yang tidak memiliki alat transportasi.
- Kesadaran umat untuk tertib administrasi dalam pelaporan domisili
Perpindahan tempat tinggal umat dari satu tempat ke tempat lain adalah sebuah hal yang biasa terjadi di mana pun, umat Lingkungan Santo Antonius Padua memberikan keterangan domisilinya bahkan umat yang baru datang di Lingkungan Santo Antonius Padua melaporkan diri tentang keberadaannya.
HARAPAN
Kemajuan sebuah organisasi salah satunya dilihat dari tingkat partisipasi yang semakin tinggi dari anggotanya, demikian pula dengan Lingkungan Santo Antonius Padua diharapkan dapat lebih berkembang, diantaranya melalui :
- Peran serta semua warga lingkungan, tidak hanya pada pengurus, untuk selalu tidak jemu mengingatkan dan mengajak kepada warga lingkungan yang belum aktif supaya mau untuk lebih terlibat aktif dalam kegiatan. Pendekatan yang tepat akan menghilangkan sekat yang mungkin ada dalam hati umat yang belum aktif, dimana kemungkinan ada yang merasa kecil hati karena kesenjangan aktif dan tidak aktif kegiatan atau mungkin ada yang merasa kecil hati karena kesenjangan ekonomi.
- Pembinaan kaum muda dan anak-anak untuk bisa ikut eksis di lingkungan dengan dorongan orang tua maupun dukungan dari gereja melalui OMK dan PIA yang bersedia turun berkarya di lingkungan untuk merangsang kegiatan di lingkungan dan membagikan ide-ide kegiatan yang menarik sesuai dengan golongan usianya.
- Interaksi Lingkungan Santo Antonius Padua dengan masyarakat sekitar yang selama ini sudah bagus bisa lebih bermakna jika aspekyang dijangkau lebih banyak, diantaranya kemungkinan tentang dukungan optimalisasi aksi gogreen dengan pemberian pelatihan pemanfaatan barang bekas, penghijauan, kebersihan lingkungan.
KESAN UMUM
Terbentuknya Paguyuban Umat Beriman Katolik Lingkungan Santo Antonius PaduaStasi Santo Lukas SokarajaParoki Santo Yosep Purwokerto adalah bermula dari semakin bertambah banyaknya warga umat Katolik di wilayah ini. Pemilihan Santo Antonius Padua sebagai Santo Pelindung dirasa sangat tepat karena spiritualitas dan keteladanan Santo Antonius Padua sungguh sangat diresapi dan dihayati oleh umat warga Lingkungan Santo Antonius Padua.
Kehidupan beriman dan menggereja jika diukur dari jumlah umat yang aktif berpartisipasi dalam berkegiatan memang masih rendah, namun dari yang sedikit ini sebenarnya sangat tinggi dalam kwalitas hidup beriman dan menggerejanya. Ini dapat di lihat dari begitu bersemangatnya umat dalam berkegiatan, baik di lingkungan maupun di gereja. Semangat dan spiritual Santo Antonius Padua ini pula yang membawa kebersamaan di Lingkungan Santo Antonius Padua mendorong terbentuknya kepengurusan Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Ranting Stasi St. Lukas Sokaraja.
Tingkat partisipasi umat yang relatif kecil dalam berkegiatan ini pada dasarnya dipengaruhi oleh dua hal mendasar yakni secara batin adalah kesadaran dan kerinduan umat untuk bersekutu dengan umat yang lain untuk membangun iman bersama, dan secara fisik adalah karena keterbatsan sarana dan kemampuan fisik oleh hambatan lokasi yang berjauhan. Lingkungan ini berpotensi berkembang menjadi lebih baik lagi mengingat jumlah warga yang cukup banyak dengan berbagai talenta yang dipunya. Harapan terbesar adalah pada pemberdayaan kaum muda dan anak sebagai generasi penerus paguyuban ini. Sarana yang dibutuhkan dirasa sudah mencukupi yaitu berupa pengoptimalan OMK dan PIA di Gereja untuk berkarya di lingkungan. Teknologi informasi pun sudah bisa mendukung upaya menggalakkan berbagai kegiatan dengan kecepatannya menjangkau seluruh elemen di waktu yang singkat. Namun semuanya tidak akan dapat terwujud tanpa dukungan dan partisipasi keluarga dalam membantu harapan ini bisa terwujud
PENUTUP
Rasa persaudaraan yang erat juga meningkatkan identitas orang Katolik yang kental dengan keteladanan Yesus yang penuh cinta kasih.
Kami, segenap Pengurus Lingkungan Santo Antonius PaduaSokaraja mengucapkan beribu-ribu terimakasih atas doa dan berbagai dukungan Romo, Frater, Suster, Bapak Ibu dan semua pihak dalam acara Peresmian Lingkungan dan Pelantikan Pengurus Periode 2019-2023 ini. Semoga atas bimbingan Tuhan kami dapat menjalankan Tugas pelayanan ini dengan baik dan mantap. Umat lingkungan Santo Antonius Padua juga dapat bertumbuh dalam iman dan semakin menjadi berkat bagi keluarga, gereja serta masyarakat.
“Santo Antonius Padua, doakanlah kami.”
Sokaraja, 12 Agustus 2020
Antonius Sugiyatno
Ketua Lingkungan St. Antonius Padua