BAPTISAN BAYI DI MASA PANDEMI DI GEREJA STASI ST. LUKAS SOKARAJA
Minggu ke-4 bulan September bagi umat di Stasi St. Lukas Sokaraja boleh dibilang mendatangkan keceriaan dan sukacita yaitu dengan dilaksanakannya pembaptisan untuk 5 bayi dan anak-anak. Maka tidak salah kalau bulan September adalah bulan ceria bagi umat Stasi St. Lukas Sokaraja.
Minggu 27 September 2020 pagi diselenggarakan upacara baptis bayi dan anak-anak dalam ekaristi di alam terbuka di kebun belakang gereja Stasi St. Lukas Sokaraja. Ini adalah baptisan pertama di dalam ekaristi di masa pandemi di Stasi St. Lukas Sokaraja. Rencana awal akan digabung dengan baptisan bayi di gereja paroki, tetapi mempertimbangkan situasi dan kondisi saat pandemi dan untuk keselamatan semua, terutama anak-anak dan bayi calon baptis, maka seijin romo paroki baptisan diselenggarakan di gereja stasi. Pembekalan orang tua dan wali calon baptis pada hari Kamis 24 September 2020 jam 18.00 wib di paroki St. Yosep. Dan gladi tata gerak upacara baptis pada hari Sabtu 26 September 2020 jam 16. 00 wib di gereja stasi dihadiri orang tua dan wali calon baptis.
Persiapan diusahakan secara cermat agar upacara baptis dapat diselenggarakan sesuai protokol kesehatan. Dengan mempertimbangkan keselamatan anak/bayi calon baptis, dan agar orang tua calon baptis dapat menghadiri ekaristi, maka upacara baptis diselenggarakan dalam ekaristi, dengan anak- anak calon baptis dan orang tua duduk di ruang pastoran, menghadap ke kebun tempat ekaristi.

Saat akan upacara baptis, calon baptis, orang tua dan wali baptis berarak menuju depan altar. Selesai upacara baptis langsung kembali ke tempat duduk masing-masing.
Karena masa pandemi, bayi tetap digendong orang tuanya, bukan wali baptis. Dan hanya imam dan orang tua yang memberi tanda salib di dahi calon baptis, wali baptis tidak memberi tanda salib.
Tata hias altar dibuat sederhana tetapi anggun, untuk memberi ruang, agar leluasa pelaksanaan upacara baptis dengan tetap jaga jarak. Biasanya di depan altar penuh pajangan tanaman hias membentuk taman yang membuat suasana semakin harmoni dengan alam.
Bayi dan anak yang dibaptis
Ada 5 anak yang dibaptis mereka adalah Felicia Jasmine Adriana (8 bulan) putri dari pasutri Petrus Nugroho dan Ari, Michael Dipendra Pascaditya (4 bulan) putra dari Aditya dan Joana, keduanya baptisan dari lingkungan St. Yohanes Paulus II. Dan 3 baptisan dari lingkungan St. Antonius Padua yakni Matthew Mikhail Milan Pamungkas (6 tahun), Angelica Calista Atsheen Putri (5 tahun) dan Benjamin Rayyan Dhinakara Arvinza (2 tahun). Ketiganya putra-putri dari pasutri Nurbagawan H.P dan Amalia Chrisniandari.
Perayaan ekaristi dan pambaptisan dipimpin oleh Pastor Yohanes Emanuel Krobi Toby (Romo Elthon) yang baru akhir bulan Agustus kemarin memulai karyanya di paroki St. Yoseph Purwokerto.
Sejarah di Tanah Jawa
Romo Elthon sangat bahagia dan terkesan dengan baptisan kali ini, beliau mengatakan, “Terus terang selama sekitar 11 tahun saya jadi pastor, tidak banyak orang yang saya baptis. Mungkin baru sekitar 10-an.”
Sebelumnya romo Elton ditugaskan oleh kongregasinya Misionaris Hati Kudus Yesus (MSC) pelayanan di bidang kategorial mengelola yayasan yang membidangi pendidikan dan panti asuhan. Beliau juga pernah menangani Karya Media Penyiaran Radio (Radio Ureyana Cordis 101 FM) di Tanimbar-Maluku. Baru di St. Yoseph inilah tugas pertamanya di paroki, sehingga romo Elton bisa bersentuhan langsung dengan dinamika kehidupan umat. Yang salah satunya adalah pemberian sakramen baptis.
Ini adalah sebuah sejarah bagi romo Elton. “Dan pagi ini saya akan mencatatkan dalam sejarah karya pelayanan saya. Inilah baptisan yang pertama kali saya lakukan di tanah Jawa dan tidak tanggung-tanggung Tuhan mempercayakan kepada saya jumlah yang tidak sedikit untuk saya baptis yakni 5 orang anak,” tambahnya.
Selain rasa senang, Romo Elton juga berpesan kepada para umat yang hadir dalam perayaan ekaristi agar sesegera mungkin membaptiskan anaknya, tidak perlu menunggu anak tumbuh besar. Karena membaptiskan anak merupakan perwujudan dari janji perkawinan untuk sedini mungkin mendidik anak-anak mereka menjadi orang katolik yang setia. Romo yang murah senyum ini mencontohkan di daerah asalnya Larantuka – Flores Timur, sudah menjadi kebiasaan bayi usia 8 hari sudah diserahkan orang tuanya kepada pastor minta untuk dibaptis.

Kesan dan Harapan
Selesai Ekaristi tampak kelegaan di wajah Aditya dan Joana orang tua dari Michael Dipendra Pascaditya dan mengungkapkan terimakasihnya, “Kami sangat bangga dan berterimakasih kepada seluruh umat stasi St. Lukas dan juga panitia baptis yang dengan sungguh-sungguh melaksanakan protokol kesehatan dalam baptisan anak kami. Sehingga kami dapat khusuk dan tenang mengikuti rangkaian ibadah sampai selesai. Dan semoga ke depannya Gereja dapat menjadi contoh bagi masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Dan semoga dengan baptisan ini putra kami Michael diperteguh iman katoliknya”.
Bagi Amalia ibu dari 3 anak yang dibaptis merasa ini adalah sebuah mujizat dari Tuhan. “Walaupun saat ini sedang pandemi covid-19, saya masih tetap bisa membaptiskan anak-anak saya.” Amalia menambahkan, “Proses persiapannya pun berjalan dengan lancar dan sepertinya mendapatkan kemudahan dari Tuhan.”
Selain rasa bahagia dan syukur dari para orang tua, Petrus ayah dari Felicia menambahkan harapannya, “Semoga anak – anak ini kelak dapat tumbuh dengan baik mengikuti ajaran Kristus dalam iman Katolik.”
Bapak Pomo selaku ketua stasi mewakili umat menyampaikan rasa syukur dan bahagianya. Beliau berterimakasih kepada para orangtua yang telah menyerahkan anak-anaknya untuk di baptis dan selangkah menjadi anggota gereja. “Semoga pendampingan dari para orang tua tidak berhenti sampai disini, masih ada tanggung-jawab agar anak – anak ini kelak menjadi anggota gereja yang penuh, yakni dengan mengantar mereka untuk menerima sakramen ekaristi dan sakramen krisma sebagai inisiasi dalam tradisi ajaran gereja Katolik” tutup bapak Pomo.
Ungkapan syukur juga disampaikan oleh Ibu Anna Tatik, tim katekese stasi, “Meskipun masa pandemi, para orang tua semangat untuk membaptiskan putra-putrinya. Dan berkat kerjasama yang baik dari semua yang terlibat upacara baptisan berjalan lancar. Dan sebagai wali baptis Felicia, semoga dapat melaksanakan tugas ikut terlibat dalam memperhatikan pertumbuhan iman anak baptis saya”.
Sementara Bapak Anton Sugiyatna yang baru pertama kali menjadi wali baptis, menyampaikan bahwa ini adalah kejutan yang luar biasa dan istimewa. Beliau merasa masih dangkal iman dan pemahamannya dalam bidang agama, bersyukur dan bangga dipercaya diajak berperan dalam proses tumbuh kembang iman anak baptisnya, Matthew dan Benjamin. “Semoga saya dimampukan melaksanakan tugas sebagai wali baptis dengan penuh kasih dan penuh tanggung jawab,” pungkasnya.
Tim Katekese Stasi St. Lukas Sokaraja
Kategori:DINAMIKA, Dinamika Staling