Hari Minggu Biasa XV (12 Juli 2020)
Yes. 55:10-11; Mzm. 65:10abcd,10e-11,12-13,14; Rm. 8:18-23; Mat. 13:1-23 atau Mat. 13:1-9.
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat “ (Matius 13:23)
Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih., salam damai sejahtera bagi kita semua.
Kita semua pasti tidak asing lagi dengan bacaan Injil hari ini yaitu tentang perumpamaan seorang penabur. Setelah membacanya, kali ini saya merasa diingatkan oleh Tuhan melalui firman ini, untuk terus berusaha menjadi tanah yang baik bagi benih-Nya yang terus menerus dicurahkan bagi kita semua. Memang tidaklah mudah untuk menjadi tanah yang baik, namun jika kita mau terus berusaha dan selalu mengandalkan Tuhan dalam usaha kita, maka kita pun akhirnya bisa menjadi tanah yang baik bagi benih firman-Nya.
Saya jadi teringat ketika berusaha menjadi tanah yang baik, saat itu saya sungguh sangat merindukan hidup di jalan kebenaran Tuhan. Saya pun mulai mengikuti retret atau acara rohani yang diadakan oleh komunitas–komunitas yang ada. Saat setelah mengikuti acara tersebut saya bersemangat sekali dalam mewartakan firman Tuhan. Namun hal tersebut tidak bertahan lama karena tidak dibarengi dengan membaca Kitab Suci, berdoa, merayakan Ekaristi dan ikut dalam pelayanan. Sehingga ketika ada seseorang yang membuat hati tidak nyaman, saya kembali jatuh kepada masa lalu saya. Terkadang juga ada godaan–godaan duniawi yang membuat saya kembali memilih hidup yang lama. Sampai pada akhirnya saya memiliki niat yang tulus untuk hidup di jalan kebenaran Tuhan dengan terus berusaha menjadi tanah yang baik.
Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.
Untuk menjadi tanah yang baik, seperti halnya tanah pertanian di pegunungan atau lembah yang subur, tanah tersebut haruslah diproses. Baik itu dicangkul, dibajak, disiangi dan diberi pupuk oleh penggarapnya. Demikian juga halnya diri kita, jika ingin menjadi tanah yang baik bagi benih firman-Nya maka kita pun harus siap diproses. Ketika kita menemui hal–hal yang menyakitkan dalam perjalanan kita menuju jalan kebenaran Tuhan, itu sama halnya kita sedang dicangkul atau dibajak agar tanah kita bisa gembur. Kita pun harus rajin memberi pupuk dengan membaca Kitab Suci, berdoa (pribadi, dalam keluarga maupun komunitas), merayakan Ekaristi, melakukan pelayanan agar benih yang ditanam dalam diri kita pun dapat tumbuh subur dan berbuah berkali lipat banyaknya.
Maka itu, mari saudara – saudari yang terkasih, teruslah berusaha untuk menjadi tanah yang baik, kendati harus melalui proses yang tidak menyenangkan dalam kehidupan kita dan percayalah penuh kepada penyertaan Allah yang senantiasa memampukan kita dalam setiap usaha-usaha kita. Percaya bahwa setiap yang kita alami adalah bagian dari rencana Tuhan. Dan percaya pula bahwa rencana Tuhan pastilah baik untuk kita. Kita refleksikan setiap pengalaman hidup kita dengan kaca mata iman untuk mendapatkan makna iman di balik semua dinamika kehidupan yang kita alami, baik itu senang maupun susah.
Marilah berdoa, Bapa yang baik, ajari dan mampukanlah kami untuk terus berusaha menjadi tanah-tanah-Mu yang baik bagi benih firman-Mu sehingga kami dapat berbuah berkali lipat dan dapat berbagi kepada sesama kami akan benih firman-Mu yang menyelamatkan.
Berkah Dalem.
Willy Kity 19
Lingk. Santo Yosep
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu