RENUNGAN

Roti Surgawi VS Roti Duniawi

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus (14 Juni 2020)

Ul. 8:2-3,14b-16a; Mzm. 147:12-13,14-15,19-20; 1Kor. 10:16-17; Yoh. 6:51-58.

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

“Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” (Yoh.6:51)

Bapak/ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.

Tubuh Kristus-2

Minggu ini kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Mendengarkan dan membaca kembali Injil hari ini, saya tertarik untuk menampilkan satu ayat yang sangat mengesan bagi saya dan saya tuliskan di awal renungan ini yaitu Yoh 6:51. Membaca ayat dan sedikit merenungkan ayat di atas, rasanya kita bisa merinding dan maknyees. Mengapa? Karena apa yang dikatakan Yesus dan dilakukan-Nya sungguh amat berani, yaitu untuk menjadi korban bagi kita yang berdosa.  Refleksi berikutnya adalah “Apa sih maksud ayat di atas?”

Kita adalah umat-Nya, kita sudah menyatakan diri sebagai pengikut-Nya, sebagai sahabat Yesus. Sebagai pengikut dan sahaba-tNya, kita sudah semestinya juga berani untuk berbagi satu dengan lainnya. Hal ini ditegaskan oleh Santo Paulus dalam suratnya kepada Umat di Korentus :  Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.” (1Kor 10:17)

Bapak/ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.

Dalam masa pendemi covid-19 ini sudah hampir 3 bulan kita tidak dapat menerima tubuh dan darah Kristus dalam bentuk hosti suci atau sakramen ekaristi. Tentu ada kerinduan untuk menerima hosti suci tersebut untuk menguatkan iman kita, tetapi pengorbanan diri Yesus yang rela tubuh dan darahNya dibagi untuk kita yang berdosa. Karena cintaNya yang begitu besar dan juga karya penyelamatan bagi kita sekali lagi yang berdosa. Itulah sebabnya Yesus rela dan taat mati di atas dan bergantung di kayu salib. Pengobanan Yesus adalah teladan bagi kita, maka kita diharapkan juga meneladani bentuk pengorbanan Yesus pada saat pandemi ini dengan saling berbagi, bergotong-royong bagi sesama di sekitar kita. Hal ini juga diteladankan oleh Musa dalam bacaan pertama. Musa menguatkan umat Israel untuk setia dan tabah. Bahwa roti duniawi tidak mengenyangkan tapi akan membuat lapar kembali. Tapi roti yang diberikan Tuhan akan mengenyangkan selalu.

Bapak/ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.

Tentu tidak elok membandingkan roti surgawi dan roti duniawi, tetapi itu sebagai contoh ungkapan bagaimana sebanyak dan sesering kita makan roti duniawi kita tetap saja akan merasa lapar kembali. Dalam artian kita dengan cara manusia selalu mencari dan menumpuk sifat keduniawian yang bisa hilang itu. Tetapi dengan kita menyantap tubuh dan darah Yesus (roti surgawi), maka kita akan memperoleh dan merasakan jiwa yang tenang, damai dan plong ….. Kemudian kita membagikan pengalaman batin itu lewat kesaksian dan tindakan nyata seturut teladan Yesus yang sudah lebih dulu dan selalu berbagi untuk kita.

Masa pandemi covid-19 ini justru menjadi kesempatan bagi kita untuk saling berbagi. Percayalah bahwa dengan berbagi, kita tidak akan menjadi miskin tapi kita akan semakin kaya. Kaya akan perbuatan-perbuatan baik yang sudah ditularkan Yesus kepada kita untuk berbagi kepada orang lain. Hati yang dilimpahi syukur, damai dan sukacita itu akan memancar keluar kepada sesama dan lingkungan di sekitar kita.

Semoga kita selalu dikuatkan dan diteguhkan untuk selalu menjadi saluran berkat bagi sesama dengan semangat saling berbagi. Amin.

Berkah Dalem

Yoh. Suwasno

Lingk. St. Agustinus

2 replies »

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.