AKTUALIA

Surat Gembala Prapaskah Keuskupan Purwokerto Tahun 2020

Para pastor, suster, bruder, frater, bapak dan ibu, saudara-saudari, serta anak-anakku semua yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Bersama umat Katolik di seluruh dunia, pada hari Rabu, 26 Februari 2020 kita merayakan hari Rabu Abu dan memasuki masa prapaskah. Masa prapaskah adalah masa penuh rahmat, banyak kesempatan bertobat, dan kesempatan berlimpah untuk berbagi kasih, damai, dan pengampunan antar sesama umat manusia demi kemuliaan Allah. Selama masa prapaskah ini, kita diajak untuk merenungkan kembali panggilan dan perutusan hidup kita sebagai murid Kristus yang sejati, dengan tidak pernah berhenti mengusahakan pembaharuan hidup, agar hidup kita lebih sesuai dengan panggilan dan perutusan kita masing-masing.

Masa Prapaskah tahun ini, kita diajak bersama dengan seluruh umat di keuskupan Purwokerto lebih memaknai puasa dan pantang kita dengan : lebih mendalami pertobatan untuk pengampunan, berbagi untuk kepedulian, berdialog untuk identitas yang terbuka, serta bersahabat untuk perdamaian. Dengan demikian puasa dan pantang kita menjadi lebih mengarah kepada hal-hal batin, rohani, pelayanan, pengampunan, dan pengorbanan seperti Kristus sendiri telah memberikan teladan yang sempurna untuk dunia (Bdk. Paus Fransiskus yang mengajak kita : Kerendahan hati yang sesungguhnya adalah siap menerima penghinaan dan direndahkan, tanpa membalas dendam).

Paus Fransiskus mengingatkan dalam dokumen Abu Dhabi 4 Februari 2019 (Human Fraternity / persaudaraan manusia yang tidak boleh dibatasi / ditutupi / dikotak-kotakkan / bahkan dipisahkan oleh siapa pun), dan bapak Kardinal kita : Ignatius Kardinal Suharyo ketika sidang KWI, juga menetapkan dokumen Abu Dhabi hendaknya ditindak-lanjuti dan direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk 1 tahun mendatang (2020).

Dalam Sinode kita pun telah diusahakan untuk menyesuaikan dengan pesan Paus Fransiskus dan ajakan bapak Kardinal :

  1. Kebanggaan akan iman Katolik kita bukanlah kebanggaan yang menganggap kita yang paling benar dan baik, atau lebih tinggi kedudukannya dari yang lain, atau kita tidak memiliki kelemahan-kelemahan apapun, dan menganggap paling sempurna dibandingkan yang lain. Kebanggaan iman kita adalah kebanggaan keunggulan kasih, damai, dan pengampunan, serta pelayanan yang telah dihidupi dan diteladani oleh Yesus Kristus Tuhan kita.
  2. Terbuka untuk berdialog berarti kita memperkenalkan jati diri kita yang sungguh pengikut Kristus yang baik, taat, dan setia. Proaktif akan pelayanan inilah yang dibutuhkan kita semua tanpa dibatasi oleh apapun, sehingga identitas keimanan kita akan penyelamatan Kristus dapat dikenal dan dirasakan oleh semua bangsa dan umat manusia.
  3. Berdialog bukan hanya dengan kata-kata atau memperkenalkan ajaran kebenaran, tetapi harus terealisasi melalui sosial-ekonomi setempat, terbukti dalam pelayanan kepada yang miskin papa atau yang mendesak membutuhkan sapaan, kepekaan, dan pertolongan dari kita. Sehingga sangat berguna bagi seluruh makhluk hidup dan semua ciptaan Tuhan, seperti dunia dan alam sekitarnya (bdk. Laudato Si).
  4. Pelayanan harus direalisasikan kepada siapa saja terutama yang sangat mendesak untuk ditolong yaitu orang-orang yang berada dekat dengan kita, bangsa ini, dan prioritas kepada miskin papa, menderita, yatim piatu dan janda, yang terpinggirkan, terkena bencana, kehilangan keamanan dan kedamaian, yang tidak mempunyai kemungkinan untuk hidup bersama, pembunuhan, dan ketidakadilan. Dengan demikian kita bisa menjadi terang dan garam dunia.

Kekhasan dan keunggulan puasa Gereja kita yaitu dilengkapi dengan PANTANG yang sungguh tidak mudah untuk dilakukan, kecuali mendapatkan rahmat spesial dari Allah sendiri.  Ini berarti harus menyangkal diri, memanggul salib, melawan dunia, dan berkorban demi sesama.

  • Kebiasaan mendewakan perut, cari kenikmatan libido / hawa nafsu, inilah yang harus dipantangkan.
  • Kebiasaan jahat, buruk, atau dosa juga harus dipantangkan selama 40 hari (bdk. Paus Fransiskus : kita dikaruniai mulut adalah untuk berdoa dan menggungkapkan yang baik, selain untuk makan-minum, bukan untuk menyakiti atau mengkritik sesama, sehingga dalam masa prapaskah, kita perlu menggigit lidah kita sendiri, supaya tidak bisa dan terbiasa untuk mengkritik dan membuat sakit hati orang lain.
  • Kesombongan / tinggi hati, keminderan, ketakutan, kekurang-berimanan, merasa paling benar dan suci, serta keegoisan manusia, itu semua sangat membutuhkan untuk penyembuhan, pertobatan / pengampunan, belas kasih, dan rahmat Allah.

Puasa fisik adalah merupakan puasa dan pantang paling awal / pertama / dasar dari semua mati raga, dan untuk menguatkan puasa dan pantang batin dan rohani kita, yang tentunya agar lebih mendalam. Tanpa merasakan lapar dan haus, sakit hati dan menderita, dan tanpa pelayanan dan pengorbanan, kita tidak akan pernah bisa mengalami puasa dan pantang batin / rohani.

Dan puasa fisik bukan merupakan tujuan akhir, atau cita-cita utama, dan bukan pula untuk mendapatkan pahala dari Allah. Puasa dan pantang adalah untuk umat manusia itu sendiri dan demi melatih dirinya untuk menerima keselamatan yang diberikan oleh Allah secara cuma-cuma. Maka dari itu, Puasa dan pantang kita harus sungguh menghasilkan dan terbukti untuk dapat membantu sesama, bukan untuk diri kita sendiri, bukan untuk perayaan Paskah meriah kita yang akan datang, atau pesta meriah / foya-foya pada saat hari raya Paskah.

Melalui pesan Paus dan Sinode Diosesan; kita seharusnya memiliki rencana-rencana ke depan yang pasti untuk mengungkapan doa-doa kita bagi perdamaian umat manusia dan alam semesta, berbagi kasih dan pelayanan kepada sesama, pertobatan dan pengampunan yang sungguh-sungguh, dapat di terapkan dalam dialog kehidupan dan kemanusiaan dengan para tetangga terdekat kita, serta bangsa, dan negara kita.

Berhasil dan tidaknya puasa dan pantang umat keuskupan Purwokerto tahun 2020 ini, adalah :

  • Rasa syukur kita yang kuat atas rahmat dan berkat Allah, jelas semakin menjadikan kita murah hati, peduli, serta ikhlas berbagi kepada sesama.
  • Aktif hidup menggereja kita dengan begitu banyak pelayanan dan doa-doa yang diungkapkan untuk diri dan sesama kepada Tuhan.
  • Berdamai dan berteman dengan semua orang, tanpa pandang bulu.
  • Ikut aktif mensukseskan sinode keuskupan Purwokerto.

Semoga puasa dan pantang kita bukan rutinitas yang mengulang dari tahun ke tahun belaka, tetapi berkualitas semata, sehingga banyak orang menemukan kedamaian, kasih, pertobatan / pengampunan, dan keselamatan, serta sukacita Kristus melalui liturgi Gereja, doa-doa kita, amal bakti kita, dan berkat Tuhan yang Mahakuasa.

Selamat berpantang dan berpuasa dan semoga Tuhan tersenyum dan memberkati seluruh kehidupan kita semua terutama umat dan gereja keuskupan Purwokerto, amin.

 

                                                    Penuh hormat dan berkat,

Mgr. Christophorus Tri Harsono

  Uskup Dioses Purwokerto

 

Silahkan unduh: Surat Gembala Prapaskah Keuskupan Purwokerto Tahun 2020

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.