RENUNGAN

Menjadi Garam dan Terang Dunia

Hari Minggu Biasa V (9 Pebruari 2020)

Yes. 58:7-10; Mzm. 112:4-5,6-7,8a,9; 1Kor. 2:1-5; Mat. 5:13-16.

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang disurga.” (Mat5:16)

Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.

Garam&Terang Dunia-2Bacaan Injil yang kita dengar hari ini sangat menyentuh hati. Mengapa? Karena kita diutus oleh Yesus dan diajak untuk belajar setia. Kita diminta oleh Yesus untuk menjadi garam dan terang dunia. Ini juga merupakan tugas perutusan kita sebagai murid-murid-Nya. Bagaimanakah mewujudkan hal ini dalam kehidupan kita? Menjadi “garam dan terang dunia” dapat kita wujudkan melalui kasih yang lemah lembut dan rendah hati kepada sesama. Rumusannya memang sangat sederhana, tetapi sungguh sangat sulit bagi kita untuk melaksanakannya dengan konsisten dan penuh kesetiaan.

Suatu ketika kita marah dan berkata : “Yang salah saja tidak merasa bersalah dan tidak mau minta maaf, untuk apa saya berdamai dengan dia”  Hati dongkol dan kepala panas, istilahnya  “senggol bacok” kalau sedang emosi dan marah. Kita kembali jatuh dalam kemarahan karena difitnah, dicela, dipersalahkan. Dalam kondisi seperti itu kita rasanya sulit untuk mempraktekan tindakan kasih yang lemah lembut dan rendah hati, dengan tidak membalas dan harus memaafkan. Jika hal ini terjadi pada diri kita, maka inilah ketidak-konsistenan dan ketidak-setiaan kita dalam menyatakan kasih Allah. Dan inilah yang menjadi penghalang kita untuk mewujudkan tugas perutusan yang kita terima dari Tuhan Yesus untuk menjadi garam dan terang dunia.

Menjadi garam dan terang dunia, berarti tidak hitung-hitungan dalam mengasihi orang lain. Kita diminta oleh Yesus untuk mengampuni bukan saja ketika salah meminta maaf, tetapi juga bila yang menyakiti kita tidak meminta maaf pun bahkan jika tidak merasa bersalah pun harus kita ampuni. Mengampuni harus mulai dari diri kita dan tidak boleh ditunda lagi. Bila kita terus menunda untuk berdamai, lama kelamaan rasa sakit, rasa kesal bisa membusuk dalam hati kita. Ketika sesuatu ditunda-tunda, kecenderungan yang terjadi adalah tidak dilakukan sama sekali.

Mengampuni dapat dimulai dari menyadari bahwa memang ada seseorang yang menyakiti kita, dengan kelalaian ataupun dengan kesengajaan. Pandang dan tempatkan orang tersebut sebagai anak Allah juga, yang sama seperti kita bisa jatuh dalam dosa dengan menyakiti sesama, dan ambilah keputusan untuk mengampuni dan melupakan kesalahannya.

Menjadi garam dan terang dunia, berarti rela mengorbankan sebagian dari milik kita, mampu untuk berbagi dengan yang membutuhkan. Mari kita belajar berbagi dengan tulus. Bila tidak ada orang lain yang melihat agar dipuji, akankah kita tetap berbagi?  Bila orang yang akan kita bantu tidak berhubungan dengan nama, pangkat dan jabatan, akankah kita tetap berbagi? Bila orang yang akan kita beri adalah umat yang kita layani sering menyakiti, akankah kita tetap memberi dan melayani dengan tetap sepenuh hati?

Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.

Kita tidak pernah bisa menemukan terang yang cukup untuk melihat kegelapan diri kita, selain terang dari Allah sendiri. Nabi Yesaya memberikan tip kepada kita, supaya kita dapat menerbitkan cahaya yang menyingkirkan kegelapan dalam hidup kita.  “Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kau inginkan sendiri, dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapan seperti rembang tengah hari.(Yes 58:10)

Berkah Dalem

Hs. Soedjarwo

Lingk. St Andreas

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.