RENUNGAN

Bersiap Diri Di Masa Nan Suci

Hari Minggu Adven 1 (1 Desember 2019)

Yes. 2:1-5; Mzm. 122:1-2,4-5,6-7,8-9; Rm. 13:11-14a; Mat. 24:37-44.

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

“Masa Adven ini adalah masa amat kudus.  Ini adalah masa suci”. (St  Karolus  Borromeus)

Bapak/Ibu, Saudara/i terkasih di dalam Yesus Kristus.

Adven-1bTak terasa kita kembali memasuki masa Adven menjelang hari kelahiran Yesus Kristus. Minggu ini kita memasuki Minggu Adven 1. Layaknya seorang calon ibu yang menanti kelahiran sang buah hati, tentulah ibu tersebut dan bahkan seluruh keluarga akan menyambutnya dengan penuh sukacita. Segala sesuatu dipersiapkan dengan penuh haru nan bahagia. Dimulai dari menyiapkan  tempat tidur, pakaian sampai menentukan nama sang buah hati (persiapan eksternal). Namun di balik semua proses persiapan tersebut, bisa jadi sang ibu menyimpan hal-hal yang mungkin mengkhawatirkan. Mungkin secara fisik sudah siap namun secara psikologis butuh persiapan lebih dalam menghadapi proses persalinan tersebut (persiapan internal). Berbagai cara ditempuh oleh sang ibu : lewat konsultasi, lewat pengalaman sendiri atau ibu/orang lain bahkan bertanya ke “mbah google”. Tujuannya agar baik eksternal maupun internal dipersiapkan secara saksama sesuai keadaan ibu itu sendiri. Persiapan pra-natal.

Demikian halnya dengan kita semua sebagai umat beriman, secara pribadi maupun bersama-sama mempersiapkan diri memasuki bagian liturgi gereja Pra-Natal, yang dimulai sejak Minggu Adven 1 ini. Kita diajarkan dan diingatkan untuk merenung bersama Bunda Maria, mempersiapkan diri menyongsong kelahiran buah hati Bunda Maria, yakni Yesus Kristus.

Secara lahiriah kita mungkin sudah mempersiapkan tenaga dan materi : pakaian, makanan, perhiasan dan perlengkapan natal, yang pastinya dilaksanakan dengan penuh sukacita. Namun oleh gereja, kita juga diajak untuk merenung dan mempersiapkan diri secara iman. Di masa adven ini kita diajak merenung secara bertahap dan berkesinambungan selama 4 pekan. Maknanya agar kita juga secara perlahan (karena setiap pribadi mempunyai kekhasan pribadi/talenta yang tidak sama) dan secara bersama membangun sikap rohani yang berkesinambungan juga. Dengan tahapan iman tersebut diharapkan permenungan kita berjalan bersama secara bertahap. Masa adven yang secara liturgi, dilambangkan dengan warna ungu bisa kita artikan sebagai masa persiapan, masa penuh keprihatinan kita akan situasi global saat ini. Di masa modern ini, kita cenderung bersifat duniawi, konsumtif, materialistik bahkan bernuansa egosentris baik pribadi maupun kelompok. Kita juga berada di masa yang nyaman, bahkan serba instan. Tanpa kita sadari aktivitas kerohanian kita juga cenderung serba instan. Contoh:  dalam berdoa. Tak bisa dipungkiri bahwa kita cenderung agar Tuhan untuk segera menanggapi sampai menuruti langsung doa dan harapan kita. Sebaliknya kita kadang terlambat sadar akan segala kebaikan Tuhan. Kita lupa bahwa semua, apapun itu, butuh proses. Demikian juga beriman: ada proses, ada ketekunan, ada kepasrahan dan bersyukur.

Bapak/Ibu, Saudara/i terkasih.

Lewat nabi Yesaya, kita diingatkan dan diajak secara bersama menuju rumah Tuhan. Ayat 3…”marilah kita naik ke gunung Tuhan… supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuh jalan itu. Sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan dari Yerusalem akan keluar sabda Tuhan.” Nabi Yesaya telah menubuatkan akan kelahiran Yesus di Yerusalem. Perjanjian Baru. Sion dipakai utnuk merujuk kerajaan spiritual Allah, yaitu kota Yerusalem surgawi (Ibr 12:22; Why 14:1). Petrus juga menyebut Kristus sebagai batu penjuru : “Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan” (1 Ptr 2:6). Kita diajak melepaskan egosentris untuk berjalan bersama menemui Dia yang lahir di sana.

Semoga masa Adven ini, menjadi kesempatan bagi kita untuk membangun kembali kebersamaan kita: saling mengasihi, peduli dan saling membantu. Kita berjalan bersama bergandengan tangan dengan semua orang sebagai sahabat menuju “kota Sion baru”. Kita bersihkan hati dan pikiran kita dari egoisme, prasangka, iri dan dengki. Sebagai gantinya, kita sirami dengan kasih, damai dan sukacita agar kita siap menjadi batu-batu hidup. Dengan Kristus sebagai batu sendi sekaligus Sang Arsitek Agung, suatu bangunan hidup (keluarga, gereja dan masyarakat) siap dibentuk. Kita juga diajak menjadi pekerja-pekerja yang terlibat bersama membangun kota Sion baru, sebuah kehidupan yang penuh kasih, damai, keadilan dan sukacita.

Selamat memasuki Adven, masa nan suci ini. Berkah Dalem.

Yerry Wenur

Lingkungan St. Agustinus

(buah permenungan di bilik 2A-3 RS Sinar Kasih Purwokerto)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.