Hari Minggu Biasa XXVII (6 Oktober 2019)
Hab. 1:2-3; 2:2-4; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9; 2Tim. 1:6-8,13-14; Luk. 17:5-10.
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Kalau sekiranya kami mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada pohon ara ini. Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut dan ia akan taat kepadamu ” (Luk 17 : 6).
Bapak/ibu, Sdr/sdri terkasih.
Membaca firman tersebut tentu membuat kita tersenyum dan geleng kepala. Bagaimana mungkin iman yang hanya sebesar biji sesawi mampu membuat pohon ara yang besar menaati perintah kita. Allah tidak secara langsung menjawab pertanyaan tentang pertambahan iman ketika muridnya minta imannya ditambah tapi memberikan perumpamaan tentang iman sebesar biji sesawi. Karena secuil iman yang kita miliki akan melahirkan kasih dan dari kasih inilah tumbuh kepedulian, perlindungan, kebijaksanaan, pengendalian diri, kerendahan hati dan pengampunan. Segala kebaikan akan muncul jika kasih itu ada dalam diri kita.
Bapak/ibu, Sdr/sdri terkasih.
Lalu bagaimana iman itu akan bertambah?.
Pada akhir bacaan dijelaskan bahwa iman kita akan bertambah jika kita seperti hamba yang mematuhi perintah tuannya tanpa mengharapkan apapun apalagi ucapan terimakasih. Demikianlah, hendaknya yang kita melakukan perintah Allah, yaitu segala sesuatu yang ditugaskan Allah dan memasrahkan hidup kita pada Allah maka iman kita akan bertumbuh. Seperti yang tertulis dalam Lukas 17:10 “Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu hendaklah kamu berkata ‘kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan’”.
Bapak/ibu, Sdr/sdri terkasih.
Saya jadi teringat ketika saya berkunjung ke salah satu tempat wisata di Solo. Tempatnya sangat bersih dan tertata rapi, tiba-tiba datang serombongan orang yang makan, minum dan membuang botol serta bungkus makanan begitu saja. Padahal betapa sering kita mendapati tulisan atau mendengar orang mengatakan KEBERSIHAN ADALAH SEBAGIAN DARI IMAN. Tapi kok melakukan hal sederhana untuk membuang sampah pada tempatnya saja susah. Saya sangat risih dan ingin menegur tapi hal itu tidak saya lakukan. Ada sesuatu yang menggerakkan saya untuk berdiri dan memunguti sampah yang mereka buang. Lalu mereka pun tergerak membantu dan menegur rombangannya, “jangan buang sampah sembarangan ya”.
Itulah iman… ketika kita mampu mendengar apa yang Allah mau, maka tanpa kata kita mampu menggerakkan orang untuk melakukan kebaikan.
Berkah Dalem
Melania Moertrini
Lingk Santo Paulus.
Renungan ini adalah renungan terbaik 3 dalam lomba menulis renungan dalam rangka BKSN 2019 Paroki Santo Yosep Purwokerto
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu
Aksimu tak seberapa namun baktimu luarbiasa
SukaSuka