PPHB Sanyos bulan September 2019 (Jumat-Minggu, 20-22 Sept) ini diikuti 12 pasang dengan tempat di ruang St. Anna. Ada pasangan yang beda gereja dan ada juga pasangan yang beda agama. Ini menunjukkan bahwa gereja Katolik tetap terbuka dan menghargai keberagaman.
Sesi dokter Madya pada hari Jumat jam kedua membicarakan beberapa hal. Dokter mengatakan bahwa pria dan wanita adalah mahluk yang unik. Wanita mengalami siklus bulanan, dan secara umum kondisi emosinya akan lebih meningkat dari biasanya. Sebagai pasangannya, seorang suami harus berusaha dan mau untuk memahami kondisi pasangannya pada saat itu.
Ada satu contoh menarik yang diberikan oleh dokter Madya. Setelah menikah dan punya anak, seorang istri berbicara dengan suaminya dan menyatakan bahwa dia (istri) ingin bekerja kembali. Suami mengijinkan. Singkatnya pada akhirnya istri mendapatkan pekerjaan dan mulai bekerja. Di sisi lain, suami dan istri melihat bahwa anak mereka yang diasuh oleh asisten rumah tangga mereka, tidak diasuh seperti apa yang mereka harapkan. Suami dan istri lalu berkomunikasi dan sepakat bahwa istri akan berhenti bekerja dan fokus mendidik anak dan suami bertanggung jawab mencukupi ekonomi rumah tangga.
Pada sesi Ekonomi Rumah Tangga, Pak Edi mencontohkan kisah sebuah keluarga. Suatu keluarga dengan 3 anak, membeli 5 buah sepeda motor. Pertanyaannya adalah apakah itu sebuah kebutuhan atau pembelanjaan konsumtif ? Hampir semua menjawab kebutuhan konsumtif. Kondisi akan lebih baik pada waktu 2 buah sepeda motor disewakan untuk ‘ojeg’ dan menjadi sebuah penghasilan (tambahan) untuk rumah tangga.
Dari sebuah tayangan film lomba lari, inspirasi yang diambil adalah bahwa pasangan, baik suami ataupun istri harus saling mendukung satu sama lain, khususnya pada waktu salah satu darinya mengalami kesulitan. Dukungan pasangan sampai ke garis finish sangat perlu dilakukan walaupun hasilnya bisa jadi sudah tidak seindah cita-cita awal.
Di akhir sesi diadakan sharing kesan-kesan peserta terhadap kegiatan PPHB Sanyos. Beberapa kesan dan masukan yang diperoleh adalah sebagai berikut :
“PPHB Sanyos bagus karena materi dan informasi yang disampaikan tidak memojokkan tapi bersifat umum dan sangat mendukung kehidupan keluarga nantinya.”
“Kami sangat tertolong ikut PPHB karena bisa menyerap pengalaman-pengalaman dari para pengampu khususnya di sharing-sharing kehidupan rumah tangga para pasutri pengampu.”
“Setidaknya masih cukup banyak para pengampu pasutri yang datang mengisi berpasangan, sehingga kami bisa melihat bagaimana komunikasi di antara mereka.”
Penulis
P. Didik
Kategori:AKTUALIA, Seputar Paroki, Uncategorized