Alkitab : Mitos, Fiksi, atau Fakta?
Itulah tema yang diangkat dalam Seminar Kitab Suci bersama narasumber tunggal Mgr. Christophorus Tri Harsono, Uskup Keuskupan Purwokerto di aula St. Yosep Purwokerto, Minggu, 01 September 2019. Menurut data peserta yang valid dari pendaftaran online, tercatat 494 orang hadir dalam seminar yang digelar mengawali Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2019 di Paroki St. Yosep. Para pesertanya adalah umat dari 11 paroki di Keuskupan Purwokerto.
Apa yang melatarbelakangi kegiatan Seminar KS ini ? Hasil analisa data kuesioner Bidang Kerygma tahun 2017 menunjukan bahwa responden yang menyatakan SANGAT SETUJU pada pernyataan “Saya mempunyai kebiasaan membaca Kitab Suci (buku/e-book/online) setiap hari” adalah sebesar 11,1%. Sedangkan yang menyatakan SETUJU sebesar 22,7%. Terhadap pernyataan “Saya rajin mengikuti pendalaman iman/KS di lingkungan/kategorial dan merasakan manfaatnya”, umat yang menyatakan SANGAT SETUJU sebesar 14% dan SETUJU 27,2%.
Data tersebut menunjukkan kondisi umat yang masih jauh dari ideal dalam kaitannya dengan Kitab Suci. Oleh karena itu, DPP St. Yosep menyadari perlunya usaha nyata yang membantu umat meningkatkan minat baca KS dan partisipasi dalam pendalaman KS. Mengapa? Karena, Kitab Suci adalah salah satu sumber utama iman Katolik, selain ajaran/magisterium dan tradisi suci. Lebih jauh lagi, diharapkan umat dapat memahami, mencintai dan menghayati Kitab Suci dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks inilah Seminar KS diadakan sebagai salah satu usaha nyata di samping berbagai kegiatan selama BKSN 2019. (baca juga: Kegiatan BKSN SanYos 2019). Umat yang ingin mempelajari Kitab Suci secara lebih serius dapat mengikuti Sekolah Dasar Kitab Suci (SDKS).
Generasi muda gugah semangat dan sukacita
Sebelum pukul 09.00 para peserta sudah berdatangan dan melakukan registrasi ulang. Peserta menunjukkan QR Code yang telah dikirim panitia ke nomer WA atau email masing-masing. Makanan ringan berupa rebusan kacang, ubi dan pisang telah terhidang. Sedangkan minumnya dibawa oleh masing-masing peserta dalam botol air. Panitia hanya menyediakan air mineral dalam galon untuk isi ulang. Panitia konsisten dengan kebijakan yang sudah 3 tahun terakhir ini dicanangkan untuk mendukung gerakan peduli lingkungan hidup.
Sambil menikmati makanan ringan, tim pujian yang terdiri anak-anak muda SanYos menyanyikan beberapa lagu rohani. Menyusul kemudian anak-anak, remaja dan orang muda Katolik Paroki St. Yosep yang tergabung dalam kelompok PIA, PIR dan OMK Voltus menampilkan gerak dan lagu. Dengan diiringi musik enerjik dari grup band CWI (Choice Worship Indonesia) Purwokerto, mereka berhasil menggugah semangat dan sukacita para peserta seminar. Bapak Uskup dan semua peserta seminar turut bernyanyi dan mengikuti gerakan mereka. Beberapa lagu yang lebih tenang kemudian menghantar peserta seminar untuk masuk dalam doa yang dipimpin oleh Bpk. Yohanes Avila Nunung Winarta.
Azis Efendi, master of ceremony dalam seminar ini kemudian menyilahkan RD. Valentinus Sumanto Winata, romo Paroki St. Yosep untuk memberikan sambutan. Selain mengucapkan selamat datang dan memberikan apresiasi kepada seluruh peserta, Romo Manto juga memaparkan hasil kuesioner dari formulir pendaftaran online peserta seminar. Banyak data menarik yang diperoleh mulai dari minat yang tinggi untuk mengikuti seminar sampai pengalaman nyata umat terkait Kitab Suci. Direkomendasikan kepada umat, agar kebiasaan yang baik terkait KS (seperti rutin membaca, merenungkan, mengikuti pendalaman KS) terus ditingkatkan. Selain itu beberapa kesulitan untuk memahami dan menghayati Kitab Suci dapat diatasi dengan “gerakan Cinta Kitab Suci”, sebagai program-kegiatan terpadu dan berkelanjutan.
Menarik dan membuat penasaran
Terkait dengan tema yang diusung, salah satu peserta seminar yakni Margaretha Tri Rahayu menyampaikan bahwa dari berbagai seminar yang pernah diikuti, seminar kali ini sangat menarik. “Dari pertama kali tahu temanya saja sudah membuat penasaran. Baru pernah saya mengikuti seminar yang seperti ini. Ditambah nara sumbernya adalah Mgr. Tri”, ucapnya. Tak bisa dipungkiri, selain pengemasan tema yang menarik, kehadiran Mgr. Christophorus Tri Harsono sendiri memang menjadi alasan bagi umat untuk menghadiri seminar ini.
Hilaria Arum, salah seorang peserta seminar mengatakan bahwa yang mendorong dirinya untuk datang menghadiri seminar adalah karena nara sumbernya Mgr. Christophorus Tri Harsono. “Pembawaan materi sangat baik oleh Mgr. Tri, gaya bicara yang serius tapi santai, jadi ga ngebosenin’, ucapnya. Dengan pembawaan yang serius tapi santai Uskup yang ditahbiskan Oktober 2018 ini membawakan materinya. Gelak tawa dari peserta memenuhi ruangan ketika mendengar candaan-candaan yang diucapkan oleh Mgr. Christophorus. Peserta semakin antusias menyimak uraian Bapak Uskup yang sebelum ditahbiskan adalah dosen di Universitas Parahyangan Bandung ini.
Tak terasa sekitar 2 jam Mgr Tri menguraikan tema seputar Kitab Suci dan kaitannya dengan kehidupan beriman umat di dalam gereja Katolik dan di tengah masyarakat jaman ini. Dengan tetap berdiri dan bahkan lupa minum, Gembala umat Keuskupan Purwokerto ini menguraikan secara jelas materinya. Contoh konkrit dari pengalaman umat maupun pengalaman pribadinya membantu para peserta seminar lebih mudah memahami tema seminar. Para peserta tidak beranjak dari tempat duduknya sampai sesi pertama usai pada pukul 12.00.
Sebelum rehat makan siang, panitia mengadakan kuiz melalui sebuah aplikasi di telepon pintar sebagai tes sederhana dan menarik seputar tema KS. Para peserta yang sebelum datang ke seminar sudah diinformasikan untuk mengunduh aplikasi itu dapat mengikuti kuiz dengan penuh semangat. Kemudian peserta rehat dan menikmati santap siang yang disajikan dalam besek. Kembali PIR dan OMK memeriahkan suasana dengan beberapa lagu rohani.
Pelibatan anak muda dalam seminar ini (sebagai MC, moderator, tim musik dan pujian, pengisi acara dan panitia) merupakan salah satu kepercayaan dari DPP sekaligus sikap nyata menempatkan generasi muda sebagai bagian penting dari Gereja. Selain itu, anak-anak dan orang muda juga didorong untuk mengenal, memahami, mencintai dan mengaplikasikan Kitab Suci dalam keseharian mereka.
Seminar kemudian dilanjutkan kembali 45 menit kemudian dengan sesi tanya jawab. Pertanyaan dari peserta dikirim melalui pesan whatsapp ke nomer telepon genggam panitia. Kemudian panitia menyeleksinya dan pertanyaan terpilih dibacakan oleh moderator, Lexa Angga. Tak kurang dari 10 pertanyaan dijawab oleh Mgr Tri. Karena waktu masih tersedia, moderator membuka kesempatan bagi peserta untuk bertanya langsung kepada Mgr Tri. Para peserta terlihat antusias bertanya dan mendapat pencerahan dari jawaban Bapak Uskup.
Amalkan Kitab Suci dengan gerakan peduli lingkungan
Di penghujung acara seminar, panitia meminta kesediaan Mgr Tri Harsono untuk meresmikan gerakan peduli lingkungan di paroki St. Yosep. Salah satu aksi nyata yang dilakukan mulai 01 September ini adalah gerekan ecobricks. Penjelasan singkat tentang latar belakang dan cara membuat ecobricks disampaikan lewat video. Gerakan ini sejalan dengan tema BKSN 2019, yakni “Merwartakan Kabar Gembira di tengah Krisis Lingkungan Hidup”.
Dipandu oleh Bapak Yulius Supriyana (Kabid Kerygma), Bapak Uskup mengisikan satu potongan plastik terakhir ke dalam ecobricks yang telah disiapkan panitia. Romo Manto turut mendampingi Bapak Uskup ketika beliau menutup rapat ecobricks itu. Para peserta seminar menyambutnya dengan tepuk tangan meriah. Umat Paroki St. Yosep di tiap keluarga, lingkungan dan kelompok kategorial siap mengikutinya dengan membuat ecobricks sampai akhir tahun ini.
Tepat pukul 15.00 rangkaian acara Seminar Kitab Suci berakhir. Wakil dari OMK memimpin doa penutup. Disusul dengan berkat Tuhan yang disampaikan oleh Bapak Uskup kepada semua yang hadir. Selepas dari acara seminar ini, semoga umat semakin menyadari pentingnya Kitab Suci sebagai sumber iman dan berusaha memahami, mencintai serta menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih kepada Mgr. Christophorus Tri Harsono, panitia dan semua pihak yang telah mendukung Seminar Kitab Suci ini. Mari kita wartakan kabar gembira (kasih, damai, keadilan dan keutuhan ciptaan) di tengah keluarga, gereja dan masyarakat.
Foto oleh Lily Karlina, Agung, Yoh Purwanto
Penulis,

Yanuarius Purba Winarsa, Tim Komsos SanYos
Kategori:AKTUALIA, Seputar Paroki, Uncategorized