Hari Minggu Biasa XXI (25 Agustus 2019)
Yes. 66 : 18-21 ; Ibrani. 12:5-7.11-13; Luk 13:22-30
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat” (Luk 13:24)
Bapak/ibu dan Sahabat-sahabat terkasih
Bacaan Injil hari ini mengingatkan saya akan sebuah lagu yang pertama kali saya dengar dan sering dinyanyikan di masa kecil saya ketika masih mengikuti sekolah minggu di gereja Bethel Injil Sepenuh di kota Solo. Lagu tersebut berjudul “Jalan Tuhan” yang syair lengkapnya sebagai berikut:
“Jalan Tuhan”
Di dalam dunia
Ada dua jalan
Lebar dan sempit
Mana ku pilih
Yang lebar api, jiwamu mati
Tapi yang sempit, Tuhan berkati
Ketika saya berkeluarga, mempunyai anak dan anak-anak saya masih kecil lagu ini kuajarkan dan kunyanyikan. Lagunya sederhana, ceria dan mudah diingat. Menggambarkan jalan kehidupan yang ditawarkan kepada kita yaitu jalan lebar dan sempit. Kita dipersilahkan memilih dengan segala konsekuensinya. Jalan menuju kematian atau menuju keselamatan kekal. Silahkan pilih.
Bapak/ibu dan Sahabat-sahabat terkasih
Injil hari ini menceritakan perjalanan Yesus ke Yerusalem melewati kota, desa, perjalanan yang jauh dan melelahkan sambil juga mengajar orang banyak. Dalam perjalanan tersebut orang banyakpun bertanya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu”. Dalam permenungan saya, saya mencoba untuk merefleksikan apa yang dimaksud jawaban Tuhan Yesus tentang ‘Pintu yang sempit’. Pintu yang sempit sudah tentu bukan pintu yang sesungguhnya secara fisik, tetapi bagi saya pintu yang sempit itu adalah ajaran Yesus sendiri tentang kasih dan melakukan kehendak-Nya. Perjuangan mewujudkan ajaran kasih yang tidak mudah. Mengapa? Karena Roh Allah yang berdiam dalam setiap orang beriman yang sudah menerima baptisan memang penurut tapi daging tidak. Kedagingan kita akan kehidupan yang penuh hiburan duniawi selalu menggoda, karena banyak tawaran manis di depannya. Pengorbanan Yesus di salib dan kebangkitan itulah tanda sekaligus jalan keselamatan yang diberikan Allah untuk umat kesayangan-Nya. Meski sempit (butuh perjuangan) namun melalui Tuhan Yesus pintu itu selalu terbuka untuk menemukan keselamatan. Bersama Yesus kita pasti mampu melewati pintu yang sempit tersebut. Dan saat pintu tersebut ditutup, kita sudah bersama-sama dengan Yesus di dalamnya.
Bapak/ibu dan Sahabat-sahabat terkasih
Masihkah iman ini berpindah ke lain hati atau diberikan untuk mendapatkan kenikmatan duniawi yang sesaat? Ingat, hidup adalah ‘mampir ngombe’ (singgah minum) dari perjalanan panjang peziarahan kita. Surga adalah impian semua orang beriman, masuk dalam kerajaan-Nya butuh relasi yang intim dengan Yesus setiap hari melalui doa hening, menjaga kekudusan hati, dengan sering melakukan pengakuan dosa dan menjadikan ekaristi sebagai puncak kehidupan kita
“Berjuanglah”. Itulah pesan Tuhan Yesus yang pasti tidak mudah dilaksanakan kalau kita hanya mengandalkan kemampuan kita, tetapi akan menjadi ringan kalau kita juga mengandalkan tangan Allah sendiri. Kelak kita akan ikut perjamuan dengan para kudus di surga bila saat peziarahan kita sudah dianggap selesai. Karena “sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir” (Luk 13:30).
Marilah kita jadikan yang utama berjuang untuk masuk kerajaan-Nya dengan melalui pintu yang sempit, pengorbanan untuk mewujudkan kehendak Tuhan.
Berkah Dalem
Laurensia Moerdaninggar S
Lingk. St. Paulus
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu