Selasa, 13 Agustus 2019, dengan penuh rasa syukur dan kegembiraan Ibu-ibu Santa Monika mengikuti misa syukur dalam rangka HUT ke 2 PWK St. Monika Paroki St. Yosep Purwokerto. Cuaca pada pukul 10.00 itu begitu cerah, secerah hati Ibu-ibu sejumlah 46 orang yang hadir di rumah Ibu Inge, jalan Pramuka. Misa dipersembahkan oleh Rm. Kristiadji, MSC.
Dalam sambutan pengantar sebelum misa, Ibu Stefany selaku Ketua PWK St. Monika Paroki St. Yosep mengungkapkan syukur atas penyertaan Tuhan. Penyertaan Tuhan itu terjadi sejak Ibu-ibu mulai berkumpul di bulan Oktober 2016 dan 9 bulan kemudian diresmikan sebagai suatu Perhimpunan Warakawuri Katolik St. Monika, tepatnya 13 Agustus 2017. Tepat di usia 2 tahun ini, Ibu-ibu diajak bersyukur dalam perayaan Ekaristi dan syukuran sederhana.
Bersikap seperti anak kecil
Dalam homilinya, Romo Kris juga bersyukur karena sampai 2 tahun Ibu-ibu St. Monika masih bertahan, tidak bubar. Langsung disambut tawa oleh Ibu-ibu. Diinspirasi oleh bacaan Injil sesuai kalender liturgi hari itu (Matius 18: 1-5,10,12-14), ibu-ibu diajak untuk memiliki sikap iman seperti seorang anak kecil. Yang dimaksud tentu bukan menjadi kekanak-kanakan, suka rewel, merengek-rengek dan manja. Bisa lebih repot kalau Ibu-ibu menjadi seperti itu. (Ibu-ibu makin tertawa lebar).
Yang dimaksud Yesus adalah sikap hidup sebagai murid Kristus yang memiliki kerendahan hati, kepasrahan (tergantung / mengandalkan pada Tuhan) dan ketulusan. Sikap rendah hati membuat kita tidak mengandalkan kekuatan atau kehebatan diri. Juga tidak mudah khawatir karena pikiran dan perasaan kita sendiri. Sikap rendah hati akan membuat kita terbuka pada rahmat Tuhan dan mengandalkan kuasaNya dalam hidup kita.
Dengan bercanda, romo Kris mengajak Ibu-ibu menerima kenyataan diri yang sudah mulai keriput, tidak secantik waktu masih muda, rambut memutih dan tenaga berkurang. Kalau tidak bisa menerimanya, Ibu-ibu jadi mudah cemas lalu ingin operasi plastik (bandingkan si nenek selebritis itu hehe), bolak balik mengecat rambut dan lain-lain. Suasana menjadi sedikit heboh karena sebagian Ibu-ibu memberi komentar dan sebagiannya tertawa. Intinya romo Kris mengajak Ibu-ibu bersyukur karena masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk boleh melayani Tuhan serta sesama (keluarga, umat dan masyarakat). Maka, sikap ketiga yang diharapkan adalah ketulusan atau keiklasan, siap melayani atau menolong sesama tanpa pamrih.
Semua sikap itu dilandasi oleh iman akan Allah yang baik atau Maha Kasih, Maha Mengerti dan Maha Kuasa. Percaya bahwa Allah akan memberi yang terbaik karena mengetahui apa yang paling kita butuhkan dan tidak ada yang tak mungkin bagi Allah.
Semangat melayani
Perayaan ekaristi berlangsung khidmat diiringi keyboard oleh Ibu Ani Karsono dan nyanyian oleh Ibu-ibu dengan dirigen Ibu Yanti. Sebelum berkat penutup Romo Kris meneguhkan Ibu-ibu untuk menghayati tugas pelayanan sehari-hari dengan cinta. Juga tekun berdoa seperti Santa Monika.
Acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan siang bersama. Doa makan dipimpin oleh Ibu Yin Lan. Berbagai masakan hasil olahan Ibu-ibu yang dibawa dari rumah masing-masing menjadi terasa nikmat karena disantap dengan hati bersyukur dan dalam suasana kasih persaudaraan.
Tak lupa Ibu Ketua menyampaikan terima kasih kepada romo dan semua yang berkenan hadir. Terima kasih pula kepada para pengurus yang sudah melayani. Sebelum pulang, Ibu-ibu mendapat souvenir sebagai tanda kasih dari tuan rumah.
Selamat ulang tahun PWK St. Monika Paroki St. Yosep. Semoga Ibu-ibu tetap semangat dan sukacita dalam kebersamaan untuk melayani Tuhan dan sesama. Berkah Dalem.
Penulis:

Inge Santoso
Kategori:DINAMIKA, Dinamika Kategorial