Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga (18 Agustus 2019)
Why. 11:19a; 12:1,3-6a,10ab; Mzm. 45:10bc,11,12ab; 1Kor. 15:20-26; Luk. 1:39-56
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? ” (Luk 1:42-43).
Bapak/Ibu dan Saudara/i terkasih,
Hari ini kita merayakan Hari Raya Maria Diangkat Ke Surga atau Maria Assumpta. Bacaan Injil Lukas hari ini berkisah tentang pertemuan dua orang wanita yang di penuhi Roh Kudus yaitu Elisabeth dan Maria. Dua sosok wanita yang masing-masing memberikan keteladanan dalam kehidupannya. Elisabeth adalah istri dari Zakharia, yang baru hamil di usia tuanya dan kemudian melahirkan Yohanes Pembaptis, orang yang mempersiapkan kedatangan Yesus. Kemudian Maria istri Yosef, seperti kita tahu bahwa dia mengandung dalam keadaan perawan dan kemudian melahirkan sang juru selamat Yesus Kristus.
Dalam percakapannya Elisabeth menyampaikan salam kepada Maria, “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? ” (Luk 1:42-43).
Bapak/Ibu dan Saudara/i terkasih,
Mendengar salam yang diucapkan Elisabeth kepada Maria, saya jadi teringat saat saya mengikuti sebuah retret beberapa tahun yang lalu bersama Pastor Jusuf Halim, SVD. Dalam sesi retret tersebut, beliau mengajarkan tentang asal mula Doa Salam Maria.
Mengapa kita berdoa Salam Maria? dan apakah Doa Salam Maria itu alkitabiah?
Doa Salam Maria adalah doa yang dikenal sebagai doa penghormatan Gereja kepada Bunda Maria, dan asal-usul doa Salam Maria adalah benar dari Kitab Suci. Kita lihat bersama,
“Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu…..” merupakan kutipan perkataan Malaikat Gabriel ketika mengunjungi Perawan Maria (Luk 1:28).
“Terpujilah Engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu (Yesus)”, diambil dari salam Elisabeth kepada Perawan Maria ketika Maria datang mengunjunginya (Luk 1:42) dan penambahan kata “Yesus” sesudah salam itu baru dikenalkan abad 15, menurut anjuran Paus Urban IV (1261) dan Paus Yohanes XXII (1316-1344).
“Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin”, dinyatakan oleh Katekismus Konsili Trente, sebagai doa yang disusun oleh Gereja.
Bapak/Ibu dan Saudara/i terkasih,
Doa Salam Maria bagi umat katolik menjadi salah satu doa yang paling sering didaraskan. Buat saya pribadi, doa ini menjadi salah satu bentuk penghormatan kepada Bunda Gereja, Bunda umat katolik, Ibu Tuhan dan sekaligus sebagai penghantar doa-doa pribadi kepada Tuhan Yesus.
Sebagai pribadi, Bunda Maria juga memberikan teladan Iman, Ketaatan dan Kesetiaan. Hal itu ditunjukkan dalam pernyataan Maria, “sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu” (Lukas 1:38). Maria dengan penuh iman dan taat menerima kabar dari Malaikat Gabriel, mengandung dalam keadaan perawan, kemudian merawat, membesarkan Yesus, dan setia mendampingi Yesus hingga wafat di kayu salib. Semoga teladan Bunda Maria menjadi semangat bagi kita dalam menjalani kehidupan ini dan Doa Salam Maria menjadi bagian di dalamnya.
Marilah berdoa, “terimakasih Tuhan, kami boleh mengenal Bunda Maria. Iman, Ketaatan dan Kesetiaannya menjadi teladan bagi kami untuk semakin percaya dan berserah pada kehendak-Mu. Dan Bunda Maria, terimalah salam hormat kami: Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu. Terpujilah Engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus. Santa Maria, bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin.”
Berkah Dalem
Dionisius Hence Cahyadi
Lingkungan Andreas
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu
Semoga Iman, ketaatan dan kesetiaanNya menjadi teladan bagi kami semakin percaya dan berserah pada kehendakMu
SukaSuka
Terima kasih tenungan ini sehingga dapat aku semakin teguh dalam doa rosario.
SukaDisukai oleh 1 orang