RENUNGAN

Carilah “Harta Abadi”

Hari Minggu Biasa XIX (11 Agustus 2019)

Keb. 18:6-9; Mzm. 33:1,12,18-19,20,22; Ibr. 11:1-2,8-19 (Ibr. 11:1-2,8-12); Luk. 12:32-48 (Luk. 12:35-40)

DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO

“Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.” (Luk 12:40)

Bapak/Ibu, Sahabat-sahabat Yesus Terkasih.

Harta dan Hati-1

Satu minggu yang lalu kita dikejutkan dengan berita meninggalnya Uskup Timika, Mgr John Philip Saklil Pr. Setelah beliau meninggal, banyak tulisan tentang beliau di media masa. Salah satu tulisan yang saya baca adalah “Uskup Timika Pemberani Yang Murah Hati, Meyakini Hidup Adalah Sebuah Proses Menuju Baik.”. Masih banyak lagi tulisan tentang kiprah beliau. Umat mengenang beliau begitu baik. Selang beberapa hari media masa kita dihebohkan dengan meninggalnya KH Maimun Zubair atau Mbah Moen. Seorang tokoh karismatik muslim dari Rembang Jawa Tengah. Beliau meninggal saat menjalani ibadah haji di Mekah. Sama seperti Mgr, John Philip Sakil, muncul banyak tulisan tentang beliau. Tentang kenangan akan kiprah beliau. Banyak wejangan-wejangan beliau tentang kebaikan ber’’seliweran’ di group-group wa. Pepatah mengatakan gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meniggalkan belang, dan manusia mati meniggalkan nama.

Bapak/Ibu, Sahabat-sahabat Yesus Terkasih.

Dari peristiwa meninggalnya kedua tokoh agama ini dan bacaan Injil yang hari ini kita dengar, saya belajar tiga hal yaitu :

Pertama, bahwa saat kematian itu tidak ada yang tahu. Di usia berapa, saat sedang apa, apakah sudah siap atau belum. Itu hanya Allah Bapa yang tahu. Seperti disabdakan oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridnya : ““Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.” (Luk 12:40).

Kedua, saya sangat meyakini bahwa kedua tokoh ini selama hidupnya menabur kebaikan melalui caranya sendiri-sendiri. Maka dikenallah Mgr. John Philip Saklil sebagai uskup yang murah hati, dan Mbah Moen dikenal sebagau ulama yang sangat bijak dan petuahnya menjadi panutan hidup umat. Kedua tokoh ini telah mengumpulkan pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, harta yang tidak akan habis. Kedua tokoh ini telah mengumpulkan harta abadi, bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk umatnya. Seperti yang disabdakan Tuhan Yesus dalam Luk 12:23 “Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat.”

Ketiga, selalu bekerja di ladangNya walaupun tidak dilihat orang sekalipun. Hanya satu hal yang dilakukan yaitu tetap bekerja, bekerja dan bekerja, menabur, menabur dan menabur benihNya. Melakukan kehendakNya, sehingga saat tuannya datang, tuannya berkenan kepadanya. Kesetiaan, ketekunan, komitmen yang kuat dan pelaksanaan yang konsisten.

Bapak/Ibu, Sahabat-sahabat Yesus Terkasih.

Marilah kita refleksikan bersama kehidupan kita. Sudahkah kita mengumpulkan pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua? Sudahkah kita mengumpulkan harta abadi yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan oleh ngengat? Sudahkah kita melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sungguh berkenan di hadapan Tuhan? Sehingga saat Tuhan datang, apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita berkenan di hadapanNya. Menjadikan kita berkenan di hadapanNya, tidak mesti menjadi seorang tokoh seperti halnya Mgr. John dan Mbah Moen. Kita ini sebenarnya juga seorang tokoh, paling tidak tokoh dalam kehidupan kita masing-masing. Dan tokoh di dalam keluarga kita masing-masing.

Berkah Dalem

Yulius Supriyana

Lingk. St. Paulus

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.