Hari Minggu Biasa XVIII (4 Agustus 2019)
Pkh. 1:2; 2:21-23; Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17; Kol. 3:1-5.9-11; Luk. 12:13-21
DITERBITKAN OLEH TIM KERJA KITAB SUCI – DPP. SANTO YOSEP PURWOKERTO
“KataNya lagi kepada mereka : “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamaan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari kekayaannya itu” (Luk 12:15).
Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.
Bacaan Injil hari ini mengingatkan saya pada peristiwa yang baru-baru ini terjadi dan menjadi trending topik berita di beberapa stasiun televisi.
Pertama tertangkapnya komedian Nunung karena kasus narkoba. Dalam kasus ini saya bertanya-tanya, apa sih yang dicari seorang Nunung dengan mengonsumsi narkoba. Dia kan public figure yang sudah terkenal dan tenar. Termasuk artis papan atas di Indonesia dan berkelimpahan harta. Kurang apa coba? Kalau alasannya untuk stamina, mengapa tidak memilih istirahat dan mengurangi aktivitasnya? Inilah salah satu sifat manusia yang kadang membelenggu hidup yaitu rasa tidak puas. Rasa tidak puas inilah yang akan menimbulkan ketamakan.
Peristiwa kedua yaitu meninggalnya artis terkenal Indonesia Agung Herkules. Kita tahu Agung Herkules yang tampil di televisi dengan badannya yang kekar dan berotot. Untuk menjaga penampilannya, sudah pasti Agung Herkules selalu makan makanan yang bergizi dan teratur. Namun siapa sangka dengan fisik yang terlihat kekar dan sehat tersebut, tiba-tiba justru mengidap kanker otak.
Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.
Belajar dari kasusnya Nunung, Tuhan Yesus telah memperingatkan supaya kita tidak dibutakan oleh harta, karena hidup kita tidak tergantung pada harta. (bdk Luk 12:15). Banyak orang yang ketika hidup sederhana mempunyai banyak waktu untuk berjumpa dengan Allah dan bercengkerama dengan keluarga. Seiring dengan naiknya penghasilan, naiknya jabatan, menjadi terkenal, tidak sedikit yang kemudian waktu untuk Allah dan keluarga lambat laun berkurang. Rumah menjadi tidak sehangat dulu. Kurang dapat mensyukuri. Bahkan banyak yang jatuh dalam dosa.
Sementara apa yang dialami oleh Agung Herkules mengingatkan saya pada Injil Luk 12:20 “Tetapi firman Allah kepadanya : “Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapa itu nanti?” Kematian adalah hak Allah. Kita tidak tahu kapan hal itu terjadi dan ketika hal itu terjadi semua harta yang sudah kita miliki tidak akan kita bawa. Tuhan Yesus mengingatkan kita tidak supaya dibutakan oleh harta karena hidup kita tidak tergantung pada harta. Ini bukan berarti kita tidak boleh mempunyai harta yang berlimpah. Jika memang demikian maka yang diperlukan adalah sikap kita terhadap harta yang kita miliki. Harta hendaknya menjadikan sarana untuk kebaikan, untuk lebih mendekatkan diri pada Allah, bukan sebaliknya malah menjadikan harta sebagai illah-illah yang lain. Apalah artinya berlimpah harta tetapi miskin di hadapan Allah. Jika demikian maka keselamatan jauh dari kita.
Bapak/Ibu, Saudara/i Sahabat Yesus terkasih.
Hidup ini adalah kesempatan, marilah kita gunakan kesempatan yang diberikan Tuhan kepada kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang menjadikan kita kaya di hadapan Allah. Berapa lama kesempatan ini diberikan kepada kita? Siapa yang tahu? Hanya Allah yang tahu.
Berkah Dalem
Melania Moertrini
Lingk. St. Paulus
Kategori:RENUNGAN, Renungan Minggu